"Hei... kau punya gigi kelinci hari ini" ucap ku sambil terkikik lalu mencubit pipi nya. Tiba-tiba aku menginginkan sesuatu.

"Apa boleh?..." aku bertanya malu-malu, sekarang giliran aku yang ragu-ragu.

Hoseok menatapku heran.

"Aku mau dicium.. apa boleh?" baiklah aku yakin wajah ku merah padam.

Hoseok semakin memperlebar senyumnya, berdiri dari kasur lalu tangan kirinya menarik pinggangku mendekat sedangkan tangan kanannya meraih belakang kepala ku agar aku mendangak.

Bahkan tubuh Hoseok membungkuk karna sangkin tingginya ia hari ini.

Aku suka bagaimana Hoseok menciumku dengan berbagai cara.
.
.

Aku di antar Hoseok pulang kerumah saat belum terlalu larut namun sudah lewat jam makan malam.

Saat aku masuk, ada banyak sepatu di depan pintu.

"Aiguu,, anak gadis ku baru pulang" sindir ibu dari ruang makan saat aku baru saja ingin masuk kamar.

"Kemari nak, ada bibi dan paman di sini" ucap ayah ku memerintah.

Aku pun segera datang ke sana dan membungkuk memberi salam, ternyata ada sepupu laki-laki ku juga di sana.

Meja makan nya masih penuh, belum ada yang mulai makan sepertinya. Padahal aku sudah makan dengan Hoseok tadi, tapi.. tak apalah.

"Pas sekali, ayo makan, sudah lama tidak lihat keponakan cantik ku ini makan" ucap bibi sambil menepuk-nepuk pipi ku gemas.

"Kau tambah tinggi, woaahh,, kenapa cepat sekali anak-anak tumbuh?" Ucap pamanku sambil tertawa-tawa.

Aku hanya tersenyum canggung dan bergabung duduk di samping ayah-berusaha berlindung dari tatapan maut ibu.

"Lihat ponakan mu itu, hampir setiap hari menginap di rumah temannya"

"Ibu, tidak sampai setiap hari kok" ucap ku menyangkal omongan ibu yang super hiperbola.

"Apa temannya sebegitu seru sampai tidak betah di rumah" tapi ibu tetap saja melanjutkan.

"Mungkin bukan temannya tante" sambar sepupu laki-laki ku itu yang super menyebalkan.

"Lalu apa?" Tanya ibu ku.

Aku langsung menatapnya dengan artian-kau akan mati malam ini jika bicara lebih.

"Tapi pacar nya"

MATI KAU!!!.

Aku melempar sendok ke arahnya yang kebetulan duduk persis di depanku.

Namun ayah terlebih dahulu menangkap sendok nya bersamaan dengan tawa yang lainnya menguar.

"tak apa, sudah saat nya gadis seperti mu pacaran, iya kan?" Ucap bibi ku menengahi. Lalu aku tetsenyum lebar ke arah bibiku, Ah,, aku mencintaimu bibi.

"Malah sekarang menyeramkan, ada anak gadis tetangga ku tidak pernah pacaran" ucap bibi ku memulai gosip.

"Memang apa nya yang seram?" Ibu ku merespon dengan muka serius, sedangkan kami, yang lainnya tidak peduli dengan gosip memilih sibuk mengunyah.

"Ternyata anak itu menyukai sesama jenis" bisik bibi ku dengan suara yang di buat seram.

"Astaga!! Jangan sampai itu terjadi pada kami, ya Tuhan lindungilah kami.." baiklah ibu ku memang orang yang selalu begitu, penuh drama.

"Kalau kau memang benar punya pacar, kenalkan pada ayah segera" Ucap ayah ku yang membuatku tersedak.

Ya ampun aku kaget sekali.

Bibi dan ibu memberikan air bersamaan sedangkan aku masih sibuk menepuk-nepuk dada.

"Terlihat sekali kalau sudah ada pacar" celetuk sepupu titisan iblis itu membuat ku kembali melotot dan meraih sendok lagi.

"Sudah-sudah.. minum ini dulu" ibu menahan tanganku lalu memaksa ku minum.

"Aah.. jadi rindu saat umur kalian bertiga masih kecil dulu, setiap hari bertengkar terus,, tapi akan menangis kalau waktunya pulang berpisah,, HAHAHA!!" Paman memang selalu membicarakan masa lalu saat kami berkumpul, tapi itu cukup untuk mempermanis suasana.

Acara makan keluarga kami terus berlanjut, namun sebuah pertanyaan penting baru saja tertulis di kepalaku.

Seakan-akan di tulis dengan tinta merah dan huruh capslock tebal.

BAGAIMANA AKU AKAN MENGENALKAN HOSEOK PADA KELUARGAKU NANTI?!








TBC.
Sorry for typo.

Sepupu laki-laki krisis akhlak kesayangan ku

Sepupu laki-laki krisis akhlak kesayangan ku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
No Physical (BTS Fan Fiction) #TAMATWhere stories live. Discover now