PROLOG

1.7K 196 5
                                    

Satria Jendral Bagaskara, sosok pemuda dengan rahang tegas itu sedang menatap ke arah pemuda yang ada di depannya. Pemuda dengan wajah yang sama itu adalah kembarannya, Samudera Jevano Bagaskara.

Jendral menatap malas ke arah Jevano yang sedang membolak-balikan koran yang berserakan. "Ngapain?"

"Ya milih koran lah?" jawab Jevano.

Jendral menghela nafasnya, "Sama aja, apa yang beda sih? Kan perintahnya cuma di suruh bikin prakarya dari koran. Gak ada di suruh koran yang spesifik."

Jevano kemudian melemparkan koran itu ke hadapan Jendral, "Ambil nih!" Lalu Jevano beranjak dan bergeser ke arah papan berwarna hitam, sebuah objek yang di kerjakan oleh Jendral tadi. "Biar gue aja yang ngerjain ini, lo kerjain kertas."

"Kerjaan lo nih, kenapa gue ikut ribet," sungut Jevano, sementara Jendral hanya mengejek Jevano.

Seperti biasa, Jendral yang kesusahan dengan tugasnya pasti akan selalu meminta bantuan Jevano.

Jevano yang tak bisa menolak, sudah pasti akan selalu membantu Jendral. Dan akan selalu seperti itu.

Baik Jendral maupun Jevano pun sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Jendral yang awalnya asyik menggunting koran pun tiba-tiba malah salah fokus dengan berita yang tertulis di koran.

"Jev," panggil Jendral, Jevano menoleh ke arahnya lalu mengangkat alisnya, hanya menjawab lewat gerakan, tak lewat kata-kata.

Jendral menunjuk sebuah berita di koran, berita yang menarik perhatiannya, "Tawuran antar pelajar menelan korban." Ia bergidik ngeri, "Ih serem!"

Jevano kemudian mendekat dan ikut membaca apa yang Jendral tunjuk, lalu ia membaca tanggal rilisnya koran itu.

"Tapi itu koran lama," tunjuk Jevano, Jendral ikut melihat ke arah tangan Jevano.

"Belum tahu pasti mengapa tawuran ini bisa terjadi. Satu pelajar dinyatakan tewas bernama-"

Belum sempat Jendral membaca berita itu, sosok Jevano lebih dulu menariknya dan memukul koran itu ke tubuh Jendral. "Niat ngerjain gak?! Kenapa malah baca koran?!"

"Kan baca sekilas doang, galak amat sih lo," protes Jendral, ia memutar bola matanya kesal. Jevano selalu saja serius. Tak pernah santai jika berhadapan dengannya.

Jevano menatap sinis ke arah Jendral, "Lo liat kan itu? Berita tawuran yang makan korban? Itu makanya gue gak mau lo ikut tawuran dan berantem gak jelas gitu!"

Jendral berdecak, lalu notifikasi ponsel Jendral berbunyi, ia kemudian membuka ponselnya dan mengetik beberapa pesan. Lalu ia berdiri, "Gue pergi ya," ucapnya.

"Kemana?" tanya Jevano.

Jendral menaik-turunkan alisnya, "Ya main lah!"

Jevano melempar koran yang sedang ia gunting dengan kesal, "Kan tadi minta bantuin, kok sekarang jadi pergi sih?" kesal Jevano. Sementara Jendral hanya tersenyum lebar di hadapannya.

"Kakakku tersayang, letakin sini aja. Nanti pas gue balik kita lanjutin, oke?" mohon Jendral dengan manis. Berusaha meluluhkan hati Jevano, kakaknya yang lebih tua lima menit dari dirinya.

Jevano berdiri, menatap kesal ke arah Jendral dan berjalan ke arah kamarnya, "Terserah!" Lalu ia masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Jendral yang menggeleng pelan.

"Galak," kata Jendral sebelum akhirnya turun dan pergi untuk bertemu dengan teman-temannya.

"Galak," kata Jendral sebelum akhirnya turun dan pergi untuk bertemu dengan teman-temannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

author's note :

versi AU / cerita yang sudah selesai ada di pinned atau bagian sematkan twitter @shiningjaemz !!

AKAN SEGERA TERBIT DI @id.akad !!

for more information follow @shiningjaemz on TWITTER & INSTAGRAM !!

JENDRAL & JEVANO | Lee JenoWhere stories live. Discover now