O5 :: His Warm Side

59 12 2
                                    

Langit mendung di Sabtu pagi membuat semangat Cessa semakin redup. Hari Sabtu itu hari yang paling membosankan bagi Cessa, ah pokoknya Cessa tak suka dengan hari Sabtu.

Apalagi berhadapan dengan mata pelajaran olahraga. Sudah jam paling terakhir, harus ribet ganti baju lagi.

"Er, bilangin gue lagi sakit gak bisa ikut olahraga,"

Erina yang masih sibuk membenarkan tatanan rambutnya menoleh terkejut, "Kenapa lo? Udah muak banget sama olahraga?"tebaknya.

"Muak banget bahasanya!"sahut Caroline ngakak.

Cessa memasukkan kembali baju olahraganya ke dalam loker dan menguncinya, gadis itu memberikan jepit rambut milik Naura yang sempat ia pinjam sebelum pergi meninggalkan ketiga temannya.

Si pemilik jepit rambut terdiam, merasa sedikit aneh dengan perangai teman sebangkunya hari ini.

"Cessa kenapa ya? Kalian ngerasa aneh gak si?"tanya Naura.

Erina mengangguk, "Banget Ra, biasanya kalo cuma badmood gara-gara Kak Yuda atau Felix gak sampe milih pura-pura sakit ke UKS, lo tau sendiri kan dia orangnya kayak gimana? Ambisnya Cessa itu udah gak ada tandingannya meski itu sama pelajaran yang gak dia suka,"gadis itu melirik ke arah lapangan yang masih terisi lima murid cowok yang sedang mengobrol dengan guru olahraga, kemudian melanjutkan kalimatnya. "gue rasa dia ada masalah serius deh,"tuturnya.

Mendengar penuturan Erina barusan, Caroline juga mulai curiga. Apa benar Cessa sedang mengalami masalah serius dan menyembunyikannya dari mereka? Tapi apa?

Nilai ulangan harian pelajaran sejarah Cessa kemarin bagus kok, dan Cessa terlihat puas. Dan Cessa tak pernah terlibat masalah apapun di sekolah, gadis itu bersih dari berbagai macam pelanggaran. Lalu apa yang membuat Cessa si Ambis jadi malas seperti tadi?

⏱⏱⏱

Selama seumur sekolah, Cessa belum pernah masuk apalagi sampai pura-pura sakit ke UKS. Kalaupun sakit di tengah pelajaran, Cessa memilih menahannya sampai pulang dan istirahat di rumah.

Tapi, suasana hatinya yang amat buruk hari ini membuat Cessa akhirnya mempijakkan kaki di ruangan yang didominasi warna putih ini.

Gadis itu memilih berbaring, menatap langit-langit UKS dengan tatapan kosong. Pikirannya berkecamuk, memikirkan beberapa hal yang cukup menyedihkan. Seperti keluarganya.

Keluarga yang terlihat baik-baik saja, tapi sebenarnya tidak.

"Ma, Papa kok belum pulang ya? Biasanya seminggu sekali suka pulang, ini udah tiga bulan.."

Pagi itu, Cessa menanyakan perihal sang Papa yang tak kunjung pulang selama tiga bulan terakhir kepada Mamanya. Namun bukannya menjawab dengan terus terang, Audy malah terlihat menyembunyikan sesuatu dan malah mengalihkan pembicaraannya.

"Cessa katanya mau ikut les ya? Nanti Mama cariin tempat les yang bikin kamu nyaman belajar,"

Awalnya Cessa tak kembali memikirkan sang Papa, namun mendengar pembicaraan Mama nya dengan Bibi nya kemarin malam melalui panggilan suara membuat gadis itu kaget, sedih, dan bingung dalam satu waktu.

"Aku udah ngomong sama Papa nya mereka buat cerai secara baik-baik kok Kak,"

"..."

Speed of LoveWhere stories live. Discover now