"Masih takut tirex?" Tanya Jean.

"Itu cuma mimpi, tapi kayak nyata, wahhh gila," sahut Shan dengan tatapan tak percaya, membut Jean kembali tertawa.

Pagi ini Shan terlihat begitu menggemaskan.

Tiba-tiba Jean membalikan tubuh Shan hingga berhadapan dengannya, punggung Shan menyentuh wastafel di belakangnya, kemudian Jean menaruh kedua tangannya di atas wastafel hingga posisinya seperti tengah mengukung tubuh Shan.

Bahkan jarak wajah Jean dan Shan begitu dekat.

"Kamu agresif banget dari semalem, jangan begitu sama orang lain." Jean mengingatkan.

"Gak pernah gitu, cuma sama kamu," sahut Shan dengan suara yang memelan di akhir kalimat.

"Aku yang mandi duluan ya? Soalnya mau beli makanan buat sarapan," ucap Jean, namun Shan malah mengecup bibirnya, kemudian melumatnya dengan lembut.

Jean membalas lumatan Shan sejenak, "aku lagi ereksi, jangan macem-macem," bisiknya tepat di depan bibir Shan, kemudian ia mendorong tubuh Shan secara perlahan hingga keluar dari toilet, kemudian menutup pintunya.

Shan mendengus lirih, ia pun menarik kursi dan duduk di depan pintu toilet, "jangan lama-lama, nanti tirexnya muncul lagi!"

"Iyaa."

**

Jean menghabiskan waktu hari ini bersama Shan, tidak menyinggung soal masalah yang ada, sebab ia tidak mau Shan merasa sedih lagi.

"Jean, aku gak mau pulang."

"Jean.."

"Jean!"

"Jean Ish!"

Jean yang tengah menyetir mobil menoleh sejenak pada Shan, "besok sekolah."

"Yaudah berangkat sekolah dari apart kamu, nanti aku naik ojol."

"Gak," sahut Jean yang kembali memandang jalanan.

"Kenapa?!"

"Aku gak bisa fokus nugas kalau ada kamu, bawaannya pengen peluk kamu terus," sahut Jean, membuat Shan berdecak sebal.

"Alasan yang aneh."

"Aku serius, Shannon."

"Kalau gitu kamu jangan di apart, di rumah aja.."

"Kamu gak bilang dari tadi, aku ninggalin semua tugas aku di rumah, dan sekarang kita hampir sampe rumah kamu," ujar Jean yang membuat Shan mengerang kesal.

"Dahlah, malesin banget."

"Jangan marah, hari jum'at nanti aku jemput lagi, nginep sama minggu," ujar Jean berusaha menenangkan Shan, dan Shan tak menyahut.

Jean meraih ponselnya yang tiba-tiba berdering, ada telepon dari Theo.

"Ya, sayang?" Sapa Jean yang sontak membuat Shan menoleh dengan tatapan tajam.

Jean yang mengetahui hal itu menahan tawanya.

"Najis! Homo! Ngomong-ngomong gue sama anak komplek lagi malan nasi liwet di pos, sini dong."

"Kebetulan baru sampe komplek, nganter Shan pulang."

"Nah gabung dulu."

ARJEAN || I Am (not) Villain +Jung Jaehyun ✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя