i wanna be yours.

I don't wanna be your friend.

Sesungguhnya aku tak pernah mau untuk jadi temanmu. Aku mau lebih dari itu. Aku mau jadi kekasihmu. Aku ingin merasakan bagaimana dicintai olehmu, digenggam hangat olehmu, naik di boncengan motormu, dan kamu kabari di sela-sela waktumu. Aku ingin mendapatkan itu semua, apakah permintaanku terlalu berlebihan?

Aku yang mengenalmu lebih dulu, aku yang lebih tau kamu, aku yang mencintaimu sebelum kehadirannya membuatku tersingkir jauh dari hadapanmu, tetapi tak pernah ada sekali saja kesempatan yang bisa aku dapatkan untuk bisa bersamamu?

Rasanya tidak adil sama sekali. Aku mau kamu, aku mau menjadi milikmu, tetapi kenyataannya berbanding terbalik dengan itu. Kamu justru mencintainya, kamu menghabiskan banyak waktu dengannya, kamu menggenggam tangannya, kamu kabari dia begitu sering hingga pesan-pesan yang aku kirimkan bahkan tak terbaca sama sekali olehmu.

Sekali lagi aku tegaskan, aku tak pernah mau untuk jadi temanmu saja, aku ingin memiliki hatimu seutuhnya. Aku tau aku tak mungkin bisa memaksa, tetapi perasaan ini sungguh benar-benar menyiksa. Tidak bisakah kau palingkan wajahmu darinya barang sedetik saja untuk melihat keberadaanku? Tidak bisakah kau sadari bahwa aku lebih layak dan tepat untuk kaucintai daripada dia?

Maaf kalau kesannya aku beranggapan bahwa yang aku rasakan lebih besar daripada kekasihmu itu, tetapi bukankah memang begitu? Aku lebih mampu untuk membahagiakanmu, tetapi realitas justru memberitahukan bahwa yang kamu mau memang bukanlah aku.