#1|Keluarga.

47 5 0
                                    

~AUTHOR POV~

JUNGKOOK Menatap layar televisi didepannya dengan berlinang airmata, ia menjeda makan siang yang seharusnya ia asup. Membawa serta tas sekolah yang baru saja ia letakan di sisi kursi plastik tempatnya duduk dan sepatu di rak pintu masuk.

Prang......

"Dasar istri tidak berguna! Kau dan anak mu hanya bisa merepotkan hidupku saja!! "
"Kau yang tidak berguna! Kau hanya bisa mabuk mabukan dan pulang dalam keadaan kacau begini! "
Seorang wanita dengan wajah penuh airmata tidak kalah murka ia jelas tidak tahan jika harus meladeni tingkah mengenaskan si suami tidak bertanggung jawab seperti ini.
"Itu bukan urusanmu dasar wanita jalang!!"

Jungkook menoleh ke belakang sana dimana tampak sang ibu ikut melontarkan kalimat yang seharusnya tidak ia dan kedua adiknya dengar, jungkook mengulurkan tanganya menyambar kedua adiknya yang berpaut usia beberapa tahun dibawah untuk keluar.
Lama kelamaan kesehatan mental mereka akan terganggu jika harus bertahan di rumah rasa neraka seperti ini jungkook nengelengkan kepalanya begitu nana si bungsu tetap bersikeras bersama sang ibu.
"Nana mau sama mama hiks... "

"Ikut eonni! "
Jungkook menyeret kedua bocah yang duduk di bangku SD itu ke sebuah taman yang tidak jauh dari rumah, setidaknya disini lebih baik.
Katahkanlah ia sudah sangat jahat dengan memaksa kedua adiknya ikut serta kabur sementara, tapi jungkook hanya tidak ingin mereka merasakan apa yang ia dengar selama ini.
"Noona? "
"Ya? Kau sudah makan siang belum? "
Jeno menunduk sedih ia enggan bicara banyak jika sedang dalam puncak kesedihan seperti ini berbeda dengan nana yang menatap bunga di sekitar taman siang itu. Berjalan dari satu sisi ke sisi yang lain dengan riang gembira, anak yang cerdas seperti mereka seharusnya di besarkan di dalam keluarga yang bahagia, bukan seperti ini.
"Jeno? Katahkan jika kau belum makan apapun?"
"Umm? Aku lapar noona"

Jungkook mengangguk ia membuka tas sekolah yang ia bawa, beruntungnya karena kemarin jaebum memberinya dua bungkus roti sebagai oleh oleh dari thailand. Jeno mendonggak ia menatap raut sedih yang tidak dapat di sembunyikan wajah cantik si kakak.
"Jeno makan roti dulu ya. Nanti sore kita kembali ke rumah. Eonni akan memasak untuk kalian"
"Eonni tidak makan? "

Bahkan ketika aku melihat kalian makan dengan lahap saja sudah membuatku cukup kenyang meski aku hanya mengasup sesendok nasi tadi. Jungkook tersenyum mengusap pucuk kepala kedua adiknya dengan sayang.

"Noona kenapa sih mereka selalu saja bertengkar? Apa yang papa lakukan di luar sana?"
Apa yang harus aku jawab? Mana mungkin juga mengatakan secara mentah apa yang papanya lakukan pada anak sekecil mereka. Jungkook menatap kosong ke depan dimana disana terdapat keluarga yang sedang piknik bersama, tampak bahagia sekali hingga ia mulai berandai-andai jika anak perempuan yang duduk dengan sang ayah yang bermain gitar itu adalah dirinya. "Eonni kok nanggis lagi? "
"Umm papa bekerja di luar sana dan pulang larut jadi mama marah"

Jungkook berbohong besok atau di waktu yang akan datang mereka pasti akan paham apa yang ia maksudkan, Jeno mengangguk ia berlari dengan riang ketika salah satu teman sekolahnya mengajaknya bermain bola.

"Eonni suatu hari nanti nana ingin jadi dokter lho"
"Wah... Hebat! Kenapa berubah jadi dokter? Bukankah dulu nana ingin jadi guru? "
Bocah berwajah gembul itu tertawa pelan mendapat gelitikan dari si kakak yang begitu usil, tawa adiknya adalah yang terbaik ia merasa lebih baik setelah melihat mereka aman bersamanya.
"Nana ingin menyembuhkan banyak orang"
"Umm lalu? "
"Nana juga ingin buat papa dan mama bangga sama nana"
"Mereka sudah jauh dari bangga karena punya anak seperti mu... "

____________🍓🍓🍓_______________

NamJoon mengerutkan alisnya ia menyeruput ice latte miliknya sembari mengikuti ke arah mana perhatian si teman tertujuh. "Tidak biasanya fokus pada hal semacam ini? "
"Umm, kau mengenal gadis itu?"
Yang di tanya mengangguk sekilas kembali sibuk dengan pizza hangat diatas meja sesekali melirik ke arah jendela luar dimana seorang gadis dengan seragam sekolah itu tampak berkali kali mengusap air matanya dan tak lama berpura pura tidak menangis ketika kedua bocah menghampirinya.

Hal yang tidak pernah taehyung saksikan dimana pun baru kali ini entahlah ia merasa kasihan ketika salah satu dari mereka menatap bagaimana orang orang di kafe makan begitu lahap.
"Jeno? Ayo pulang, lain kali kita bisa makan di sana lagi"
Taehyung memalingkan pandangannya menatap ke arah pizza NamJoon yang hanya tersisa beberapa.

"Namanya jungkook, teman dekatnya Seokjin"
"Umm... "
"Seokjin pernah cerita padaku jika keluarga gadis itu tidak baik baik saja"
".... "
Taehyung tersenyum tipis ia tidak seharusnya ingin tahu terhadap kehidupan orang lain yang tidak memiliki sangkut paut dengan dirinya. Tapi gadis berambut panjang itu berbeda ia bisa mendengar suara tertahan sarat akan kesedihan yang mendalam disana.

"Bagaimana hubunganmu dengan tzuyu? "
Ah... Kenapa kembali di bahas? Taehyung mendadak kehilangan selera makan ketika mendengar nama gadis asal Taiwan itu. NamJoon mengangkat tangannya ia menyerah jika pemuda didepanya ini sudah menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat begini.
"Baiklah aku tidak akan membahasnya, hahaha"
"Aku tidak memiliki hubungan apapun, eomma berniat menjodohkan ku dengannya"
"Lalu? "
"Ku tolak. Aku hanya ingin fokus pada karier ku dulu"

Taehyung kembali menatap ke taman didepannya. Ia baru saja menyadari jika gadis yang ia tidak kenal itu jelas sudah pergi entah kemana, mungkin pulang kerumah seperti kalimat yang terakhir ia ucapkan.

Taehyung melempar beberapa lembar tissue ke depan wajah NamJoon yang memasang wajah sedih dibuat buat hanya untuk meledek nya.
"Berhenti mencarinya V, besok kau akan bertemu pagi pagi dengannya"
"Aku tidak mencarinya. "
"Aku bisa lihat ada kebohongan di matamu hahaha"
"Hentikan NamJoon sialan"
"Baik! Aku akan berhenti"

NamJoon menahan gelak tawa temanya ini baru saja merasakan love at the first sight untuk beberapa orang hal ini mungkin tidak masuk akal tapi percayalah rasanya jauh lebih berdebar daripada mencintainya dengan waktu bertahun tahun.
"Its youre first love dude? "
"Bukan apa apa. Ayo pulang aku punya tugas sekolah yang harus ku selesaikan "

Selama di perjalanan taehyung kembali sibuk dengan pikiranya, ia juga tidak suka dengan hidupnya orangtuanya selalu saja memaksanya menjadi apa yang mereka mau.

Bahkan ketika taehyung tidak suka sekolah di bidang kedokteran saja sang ayah dengan tega akan menitipkan ia pada pamannya_ayah dari NamJoon.
"Kenapa? Kau akhir akhir tidak bahagia dengan jurusanmu yang baru? "
"Kau tahu Hyung itu bukan impianku menjadi dokter selama ini"

Jika saja orangtua ku dapat mengerti, aku ingin menjadi koki atau pengusaha saja.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung ke part 2.

360 days letter sealing. Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum