Ch 24 [IND]

1.9K 29 1
                                    

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

"Ugh ... di mana aku?"

"Yang pasti bukan akhirat."

Michael menyesalkan keputusannya untuk langsung bangun dari ranjang lantaran dia seketika terjatuh ke belakang oleh pusing dan penglihatan yang menggelap. Michael merintih sakit, dia memejamkan mata erat-erat selama beberapa saat sebelum membukanya perlahan dan penglihatannya mulai menjelas.

Tempat ini tentu sangat asing baginya.

Ennard berada di seberang ruangan tempat dia masih terduduk saat ini, melampirkan kedua tangan depan dada sembari memandangnya tajam-tajam.

"Di mana kita?" Michael bertanya pelan, dia masih mencoba meredakan pening. "Apa yang terjadi?"

Ennard mendengkus seiring dia melangkah ke arah jendela untuk menyibak tirai, sinar matahari yang cerah langsung menerangi ruangan dan Michael sekali lagi menutup matanya karena silau. "Orang yang kau anggap teman itu menerobos masuk ke rumahmu dan kalian berdebat," Ennard berkata setelah itu.

Mencoba mengingat-ingat kembali hal yang telah terjadi kemarin membuat Michael menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Sekarang dia ingat; Mark mencoba membujuknya sekaligus menyalahkan dirinya atas kematian Evan. Ingatan buruk datang untuk sekian kali, ketika orang-orang di sekitarnya turut menyalahkan dirinya dan mengecapnya sebagai pembunuh. Walaupun hanyalah ingatan buruk lama, namun Mark berhasil membuatnya merasa ketakutan, serta bersalah.

"Aku tidak ingat apa-apa setelah dia ..." Michael menjeda ucapannya dan menggeleng kuat sebentar, mengusir memori tak menyenangkan di masa lalu. "Setelah dia mendorongku jatuh."

"Karena kau nyaris pingsan dan aku mengambil alih tubuhmu." Michael menoleh pada Ennard, Ennard memalingkan wajah. "Kurasa pertengkaranmu dengannya membuatmu langsung tertekan dan tubuhmu tidak bisa mengikuti perubahan emosi yang terlalu cepat."

Michael mengabaikan kalimat terakhir Ennard lantaran dia juga mengetahui hal itu. "Kau mengambil alih tubuhku?" dia berkata tak percaya.

"Ya," jawab Ennard. "Apa kau mengharapkan aku untuk meminta ijin lebih dulu? Jangan tolol," Ennard menghardik jengkel, Michael jelas-jelas lebih tersinggung mengenai dia mengontrol tubuh inangnya daripada mempersalahkan mentalnya yang tiba-tiba memburuk.

"Apa yang kau lakukan setelah itu?"

"Bukan hal yang aneh."

"Apa yang kau lakukan."

Ennard berdecak kecil. "Aku mungkin hanya ... melemparkan si sialan itu ke dinding," Ennard berkata ragu, tapi dia terdengar puas. "Oh sepertinya dindingmu rusak karena itu, maaf, harusnya aku menahan diri karena kau miskin."

Mendengar itu Michael langsung menjatuhkan rahangnya dan memandang Ennard tak percaya. "Kau—apa!? Bagaimana jika kau melukainya!?"

"Aku dengar tulang belakangnya retak, apa itu buruk?"

"Ennard!" Michael berujar penuh ketidakpercayaan. "Kau tak bisa melakukan itu begitu saja!"

"Lalu kau mau aku melakukan apa?!"

Ennard berseru balik kepadanya membuat Michael sedikit berjengit kaget, dia tiba-tiba bergidik saat Ennard memandangnya tajam dan sinar LED matanya berubah-ubah antara merah serta putih. Ennard benar-benar marah, Michael merasa ketir. Si Afton sulung itu terkesiap lantaran Ennard menariknya berdiri begitu saja dan membuat tatapan mereka bertemu secara paksa. Kabel-kabel milik Ennard perlahan melilit erat lengan hingga dadanya, entah karena animatronik itu sedang jengkel hingga tak bisa menahan kabel-kabel tersebut untuk tidak mencekiknya.

"Kau mau aku melakukan apa, Afton?" Sekali lagi Ennard mengulang perkataannya, dia menggeram rendah. "Kau mau aku melepaskannya begitu saja? Kau mau aku melakukan itu? Huh?"

Michael meneguk ludah gugup. "Itu lebih bagus daripada ..."

"Kau benar-benar dungu!"

Teriakan Ennard memotong ucapannya, membuat Michael melompat kaget. Kini Ennard mencengkram kedua lengan atasnya erat-erat hingga menciptakan sensasi sakit saking erat pegangan animatronik tersebut. Michael menautkan kedua alisnya dan merapatkan garis bibir, menatap Ennard dengan tatapan yang tak bisa diartikan sama sekali.

"Dengar," Ennard mendesis marah. "Kau tak bisa merubah hal yang telah terjadi. Karena itu kau memiliki dua pilihan; selalu terpuruk dari masa lalu dan terjebak di sana selamanya, atau menjalani kehidupanmu yang sekarang seraya berdamai dengan dirimu sendiri dan menjadikan masa lalu itu sebagai evaluasi masa depanmu. Tapi jangan pernah," Ennard makin mengeratkan cengkramannya, dan ini kali pertama Michael melihat Ennard menundukkan kepala untuk memandangnya. "Jangan pernah membiarkan orang lain menginjak-injakmu dan menghinamu seperti sampah. Tidak ada pilihan untuk tetap diam dan membiarkan mereka menjatuhkanmu begitu saja. Tidak ada."

Michael terperangah takjub, mulutnya sedikit terbuka dan dia merasa ... lega. Tak pernah ada orang yang mengatakan hal itu kepadanya, lantas mendengarnya dari Ennard seolah-olah membuat setengah dari beban yang dia rasakan menghilang. Michael merasa lebih rileks, walau Ennard mengatakannya dengan suara yang berat dan jika dia bisa jujur Ennard terlihat sangat menyeramkan. Namun, ada sesuatu yang dia bisa maklumi akan kemarahan animatronik itu saat ini.

Mereka saling terdiam hingga beberapa menit lamanya, suasana ruangan—mengejutkannya—tidak terlalu mencekam. Michael mengangkat kedua alis melihat Ennard tiba-tiba terkesiap, seolah-olah menyadari sesuatu. Kemudian Michael bisa menangkap gelagat itu; gelagat salah tingkah dari Ennard, yang langsung melepaskan cengkramannya di lengannya dengan kasar.

"Kenapa pula aku rela mengatakan hal bodoh itu padamu," Ennard menggerutu dan memalingkan wajah, tanpa berkata apa-apa lagi langsung melangkah pergi meninggalkan Michael sendirian.

Michael hanya menatap kepergian Ennard, tapi bila ini bisa diumpamakan maka dia bisa merasakan dadanya berdebar kencang.

The BondWhere stories live. Discover now