Setelah mempersilakan Dylan untuk duduk di ruang tengah, Yanti beringsut menuju dapur. Membuatkan minum untuk sang tamu yang pasti kehausan setelah melakukan perjalanan tadi.

Melihat banyaknya foto keluarga yang terpajang di dinding rumah, sepertinya Mbok Sri merupakan tipe orang yang sangat menghargai momen-momen spesial. Bak tengah membuka sebuah album keluarga, Dylan dapat dengan leluasa melihat bagaimana keluarga itu tumbuh. Mulai dari foto pernikahan Mbok Sri dengan almarhum suaminya yang dipajang di dinding paling atas, disusul dengan foto kebersamaan mereka setelah Mbak Yanti lahir, dan momen saat mereka berekreasi.

Dari hiasan dinding itu pula, terlihat beberapa prestasi yang Mbak Yanti peroleh sejak SD hingga lulus SMA. Kecintaannya terhadap tumbuh-tumbuhan jualah yang menjadi pemicunya untuk mengubah Perkampungan tersebut sebagai Perkampungan Nelayan yang suka bertani. Tak hanya itu, foto-foto lain seperti pertunangan Mbak Yanti dengan Mas Eko, pernikahan mereka, hingga foto bayi anak kedua mereka juga terpajang apik di sana. Keluarga yang harmonis. Meski hanya melihat, namun Dylan dapat merasakan kehangatan yang selalu tercipta dalam keluarga tersebut.

Ada sedikit rasa iri yang timbul di hati Dylan mengingat dirinya dan kedua orangtuanya tak banyak memiliki foto bersama seperti mereka. Jangankan untuk berfoto bersama, menghabiskan waktu bersama saat di meja makan pun sangat sulit Dylan dapati dari dulu. Saking sibuknya Papa dan Mama Dylan, anak remaja lelaki itu jadi selalu merasa sendiri dan terbuang. Beruntunglah Dylan bisa memiliki ART seperti Si Mbok dulu, setidaknya berkat kehadiran beliau, Dylan tak lagi merasa kesepian.

"Astagfirullah!!"

Dylan setengah melonjak dari duduknya, kala menyadari seorang bocah lelaki dengan wajah penuh selidiknya tengah menatap Dylan tajam, dengan posisi tubuh yang sangat dekat.

"Kakak ini, Anak rahasianya Si Mbok yang di Kota itu ya?" tanya anak lelaki itudengan nada suara bak seorang Detektif tersebut. Belum sempat Dylan angkat suara, bocah itu langsung mengasongkan sebuah foto yang sontak membuat Dylan berkaca-kaca.

Bagaimana tidak bergetar hatinya, rupanya foto yang anak itu pamerkan merupakan foto dirinya dengan Mbok Sri sewaktu Dylan memenangkan lomba cerdas cermas tingkat SD dulu. Dylan tak menyangka, momen itu diabadikan oleh Mbok Sri dalam bentuk gambar dan disimpannya juga di dalam rumah pribadinya.

"Ini foto yang selalu dipeluk Si Mbok sepanjang Si Mbok dirawat di Rumah Sakit. Foto ini ndak pernah lepas dalam genggaman tangan Si Mbok. Kakak pasti orangnya. Orang yang Si Mbok kangen tapi gak pernah datang buat nemuin."

"Ya ampun, Teguh! Jangan ganggu tamu kita dong." tegur Mbak Yanti seraya meletakan nampan berisi segelas air sirup dingin. "Maafin anak saya ya, Mas? Teguh emang suka gini kalo ada orang baru." sesalnya sembari menarik anak pertamanya tersebut ke dalam pelukan.

Dylan tertawa kecil meresponnya, lalu berkata, "Gak apa-apa kok, Mbak. Lagian Teguh juga 'kan gak nakal. Dia cuma nanya siapa saya. Tapi ..., anak rahasia itu apa ya, Guh?" tanya Dylan yang kini memposisikan tubuhnya agar sejajar dengan tinggi bocah lelaki berusia sembilan tahun tersebut.

"Ya ..., anak rahasia. Tiap pulang dari Kota, Si Mbok pasti nyeritain tentang Kakak. Kesukaan Kakak, kebiasaan Kakak bahkan hal-hal yang Kakak gak suka, aku sampe hafal loh, itu karena saking seringnya Si Mbok nyeritain Kak Dylan. Tapi ..., kenapa Kakak baru nyempetin datengnya sekarang? Kemarin-kemarin ke mana aja? Saat Si Mbok jatuh sakit dan sampe akhirnya ndak ada, kenapa toh Kakak ndak pulang? Katanya Kakak juga anaknya Si Mbok, tapi kenapa Kakak baru muncul sekarang setelah Si Mbok dimakamkan? Gak berbakti banget sih jadi anak."

Meski hanya perkataan yang terlontar dari mulut seorang anak kecil, namun inti dari pertanyaan itu cukup menohok hati Dylan. Jika Dylan memang sudah mengakui Mbok Sri sebagai orangtuanya, itu artinya yang Dylan lakukan adalah salah satu tanda dari anak yang durhaka kepada orangtua. Dylan tak bisa membayangkan betapa sedih dan terlukanya Si Mbok menahan rindu  ingin bertemu dengan Dylan sebelum ajal menjemputnya kemarin. Anak macam apa Dylan yang tak sempat mengurus orangtuanya sendiri yang sedang sakit?

Supranatural High School [ End ]Where stories live. Discover now