0.6 | 모든 게 여전히 그대로야 (Everything Is Still The Same)

Start from the beginning
                                        

"Oh begitu. Ya, aku akan menemui Ibu nanti." Setelah Ahjumma mengangguk, Hana akhirnya berjalan menuju kamarnya.

Setelah membuka pintu, Hana kembali dibawa kemasa lalu. Ternyata memang tak ada yang berubah. Tempat tidurnya, cat dinding bewarna biru muda hingga koleksi gantungan kunci yang rutin diberikan Jungkook sebagai hadiah kecil akhir pekan.
Sepertinya ia memang tak dapat menghindar dari kenangan itu. Semuanya seolah mengejarnya dan memaksa agar selalu berada disisinya. Jika memang seperti itu, tak banyak pula yang dapat ia lakukan. Hana hanya perlu mengalihkannya dan berjalan sesuai jalan hidupnya sekarang.

Ia melempar tasnya ke kursi belajar lalu melompat dan merebahkan tubuhnya keatas ranjang empuk favoritnya dulu. Hana memandang langit-langit kamarnya yang banyak ditempeli bintang, planet hingga pesawat terbang yang akan menyala kala ruangannya gelap.

Semakin lama satu persatu masa lalu mendorong masuk keingatannya. Membawanya berpetualang dan menjelajahi tempat yang selama ini ia rindukan bersama orang itu, di alam mimpi yang selalu ia inginkan daripada kenyataan.

*****

Ia menatap setangkai bunga mawar putih yang ia genggam. Bersama dengan angin, satu persatu kelopak mawar itu layu hingga ikut terbang. Batang hijau segar yang ia genggam ikut pupus dalam sekejap. Ia menoleh kebelakang, ternyata sang pemberi mawar ikut hilang. Detik berikutnya, sebuah sinar yang menyilaukan menariknya masuk bersama sebuah suara yang amat memekakkan telinga.

Hana terperanjak dari tempat tidurnya. Kepalanya terasa pusing hingga ia mencoba untuk bangkit. Ia raih ponselnya yang berada didalam tas untuk segera mengangkat panggilan masuk yang ternyata dari Juri.

"Kenapa lama sekali? Astaga, kukira kau mengalami sesuatu saat di perjalanan. Kau dimana? Sudah sampai kan?"

"Sudah. Maafkan aku, aku tertidur."

"Syukurlah kalau begitu. Kau membuatku khawatir. Jam berapa kau sampai?"

"Sekarang jam berapa?"

"Ini sudah malam, Hana. Kau pasti lelah sekali ya? Yasudah kalau begitu tidur saja lagi."

Hana melirik jam dinding dikamarnya. Jam menunjukkan pukul 8 malam dan ia sadar selama apa ia tertidur sejak siang tadi.

"Kau benar. Baiklah kalau begitu aku akan tidur lagi. Kau juga tidur yang nyenyak ya." Kata Hana sedikit menggoda Juri.

"Ya! Haish, dasar tukang molor. Kumatikan ya!" kini Juri benar-benar mematikan teleponnya. Hana tertawa. Memijat sedikit pelipisnya yang masih terasa pusing lalu menghembuskan nafas gusar.

Yang benar saja. Apakah sekarang ia bisa lanjut tidur lagi setelah selama itu ia lakukan dan terbangun diwaktu tanggung seperti ini?

Hana akhirnya memutuskan untuk bangkit, Namun ia melihat wadah berisi sup rumput laut yang terletak diatas meja. Ahjumma benar-benar tidak membangunkannya. Atau mungkin ia sudah berusaha namun karena Hana yang tertidur cukup pulas membuatnya terpaksa meletakkannya saja diatas meja.

"Gomawo, ahjumma."

Hana meraih wadah berisi sup rumput laut itu dan memakannya. Untung saja ia menyukainya, jadi tak masalah walau sekarang kuahnya sudah dingin, Hana tetap melahapnya hingga tuntas.

Setelah meneguk air putih untuk membersihkan sisa makanan dimulutnya, Hana bangkit mengambil jaketnya dan keluar dari kamar.

Perasaannya tak pernah berubah sejak kecil ketika ia keluar dari kamarnya dan berjalan sendirian di rumah besar itu. Selalu hening, sepi dan dingin. Itulah mengapa hampir seluruh waktunya dirumah ia habiskan hanya didalam kamar. Satu persatu anak tangga ia pijak hingga sampai dilantai bawah, suasana tak berbeda pun sama ia rasakan.

Setelah cukup bosan ia berkeliling dirumahnya, Hana memutuskan keluar untuk menghirup udara segar. Kepalanya menoleh kesana kemari, memperhatikan taman hijau luas tempatnya bermain dulu.

Hana terus saja berjalan hingga keluar dari kawasan rumahnya. Berkeliling didareah tempat tinggalnya yang ternyata sebagian bangunan sudah banyak yang berubah. Taman bermain yang sudah hilang dan digantikan dengan resto makanan laut hingga minimarket kecil tempatnya membeli roti saat hendak berangkat sekolah sudah tergantikan dengan bangunan yang lebih besar mirip seperti perkantoran. Namun matanya berbinar kala melihat warung tteokbokki langganannya dulu yang masih tetap berdiri.

Ya, Hana tak salah. Nama kedai itu tetap sama walau bangunannya yang kini sudah banyak berubah. Hana menghampiri kedai tersebut dan memesan satu porsi tteokbokki untuk melepas rindu. Rasanya pun tak pernah berubah. Hana menikmati setiap suapan hingga susasana hangat yang kembali teringat.

Entah karena terlalu terbawa emosi atau karena asap yang ada dikedai itu, air matanya menetes bersama dengan sakit yang menyentuh hatinya. Hana kaget lalu mengusapnya. Ia menertawai dirinya sendiri. Apakah sebegitu enaknya rasa tteokbokki ini hingga air matanya menetes?

Setelah merasa puas, Hana kembali pulang. Ia menutup pintu besar itu perlahan, khawatir ada yang terbangun dilarut malam seperti ini. Saat melangkah dengan tenang bersama senyuman yang tersisa atas bahagianya sepanjang jalan, sebuah suara mengagetkannya.

"Kau datang?" tanya Ibunya yang duduk di sofa baldu sudut ruangan. Hana mengangguk.

Ya, ini kedatanganku. Bukan kepulanganku.

"Aku sampai tadi siang."

Ji hyo bangkit dari sofanya bersama segelas wine yang ia gengam lalu berjalan begitu saja melewati putrinya.

"Apa kabar, eomma?" tanya Hana hingga membuat ibunya berhenti dan berbalik menatapnya.

"Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja." Ji hyo tersenyum menatap putrinya, lalu berbalik dan pergi begitu saja.

Hana tersenyum tenang. Hatinya senang mendengar jika ibunya baik-baik saja. Setidaknya wanita itu tidak jujur atau memang tak pernah ada kebenaran dari perkataan ahjumma yang menghubunginya kemarin.

Bersama kebahagiaan dan kepedihan yang seimbang. Hana melangkah menuju kamarnya untuk mencari teman yang selalu menemaninya dialam bawah sadar. Alam kesukaannya yang sekarang menerimanya dengan begitu ramah.

[ ]

Sepi banget ya part kali ini?
Kalian ngerasa gak kalo alurnya tuh hening?
Mungkin, itu juga yang mewakilkan perasaan Hana.

Hana memang ngejalanin harinya seperti biasa, tapi sebenarnya dia juga nggak tau kemana ia dibawa.

Semoga akan datang, ya, waktu dimana dia merasa penuh.

Kalo kalian gimana? Hal apa sih yang kalian lakuin kalo lagi stuck disuatu kondisi yang dimana ngerjain apapun jadi kayak boring dan bikin bosen?

Pasti pernah, kan?

Komen dibawah dong^^!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 02, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Belamour; euphoria | JJKWhere stories live. Discover now