Tak menunggu lama akhirnya seorang pelayan datang untuk mencatat pesanannya. Memang awalnya ia berniat datang hanya untuk mengambil gelangnya saja, namun desain bangunan kedai serta pemandangan malam kota Seoul yang terlihat dari kaca jendela yang hampir memenuhi dinding itu membuatnya tenang dan ingin untuk bersantai sejenak sambil menikmati kopi yang nikmat.
"Ada yang ingin anda pesan, Nona?"
"Berikan aku Black Sesame Latte."
"Itu saja?"
"Hm. Oh, kemarin aku meninggalkan gelangku disini."
"Gelang? Oh, gelang itu."
"Ya. Akan kuberikan nomor Park Ju-"
"Tidak perlu, Nona," Seketika Hana berhenti.
"Saya tahu gelang itu benar-benar milik anda. Kalau begitu, pesanan dan gelang anda akan datang. Harap tunggu sebentar."
Pelayan itu pun segera pergi meninggalkan Hana yang penuh dengan heran. Ya, ia heran kenapa pelayan itu bisa langsung percaya padanya sementara ia bermaksud memberikan nomor Juri untuk mereka hubungi dan menjadi bukti jika gelang itu benar miliknya. Bukankah akan berbahaya untuk reputasi kedai atau usaha jika mereka terlalu percaya? Bahkan bisa saja jika suatu saat ada yang datang dan mengaku-ngaku bahwa ia pemilik barang yang tertinggal.
Tak butuh waktu lama akhirnya pelayan yang tadi datang sambil membawa pesanannya sekaligus gelang miliknya.
"Ini pesanan anda. Dan ini gelangnya."
"Terima kasih. Tapi tunggu, kenapa kau percaya gelang ini milikku? Bisa saja aku hanya mengaku-ngaku dan kau akan kehilangan pekerjaanmu karena terlalu percaya pada apa yang pengunjung katakan."
"Ya, saya mengerti. Tapi saya memang tahu jika gelang ini milik anda. Saat duduk disana bersama Nona Park, anda meletakkannya diatas meja beralas tissue kan?"
"Wah, dari mana kau tahu? Seingatku, bukan kau yang melayani kami saat itu."
"Ah, saya yang mengantar pesanannya."
"Benarkah? Apa aku yang tidak memperhatikan?"
"Kalau begitu saya kembali. Hati-hati, Nona. Gelang itu terlalu mahal dan sangat berharga, jadi, jangan sampai tertinggal lagi." Akhirnya pelayan itu pergi setelah tersenyum pada Hana, seolah menanggapi perkataannya yang berupa candaan.
Hana pun tersenyum sembari menyelipkan ekspresi terkejut atas sikap pelayan tadi. Ya, Hana terkejut karena pelayan itu mengetahui tentang gelangnya yang merupakan barang branded.
Bersama kepergiannya, Hana masih terus memperhatikan punggung pelayan itu. Jika dipikir-pikir, benar juga dengan apa yang dikatakan Juri. Kedai unik ini sangat memperhatikan semua detail usahanya, mulai dari lokasi kedai, desain bangunan mewah bergaya eropa, menu dengan rasa sensational, hingga para pelayan yang ramah dan rupawan.
Bahkan pelayan yang baru saja melayaninya terlihat sangat berbanding terbalik jika orang-orang melihatnya yang pasti akan berpendapat bahwa ia adalah seorang aktor ataupun pengusaha jenius. Menarik. Hana cukup terkesan dengan ide pemilik kedai yang hampir memiliki pemikiran yang sama jika ia juga menjadi seorang pengusaha.
VOUS LISEZ
Belamour; euphoria | JJK
Roman d'amourJungkook diciptakan untuk Hana. Hana pula ada untuk dilindungi dengan Jungkook. Baginya, Jungkook adalah segalanya dan tetap akan seperti itu tanpa ada yang berubah. "Jung, you'r mine. Ok?" Saat itu, Jungkook hanya bisa tertawa mendengarnya. Terde...
0.6 | 모든 게 여전히 그대로야 (Everything Is Still The Same)
Depuis le début
