Bab. 02 || Lylia Exaia Milliano

4.5K 1.1K 148
                                    

Pakabar gengs?

⚠️AWAS TYPO BERTEBARAN⚠️

—o0o—
Happy
Reading
—o0o—

"Berani-beraninya kamu natap mata Steffi!"

Lylia meringis saat Hilda menjambak rambutnya. Sedangkan, Aila sedikit panik sambil menatap sekitar, takut jika Bu Renna memergoki mereka.

"Cari mati," gumam Lylia sembari menatap Hilda dengan tajam.

Lylia tak tinggal diam. Gadis kecil itu menendang kaki Hilda hingga dia terjatuh. Lalu, Lylia mencekik leher Hilda hingga wajah gadis yang umurnya lebih tua dari Lylia itu membiru karena kehabisan napas.

"Do you want to die? I'd be happy to help the grim reaper send you to hell, baby."

"Udah! Lylia udah!" Teriak Aila saat melihat Lylia yang sepertinya tidak main-main dengan perkataannya.

Steffi yang ternyata adalah Alano melihat Bunda Renna yang tengah berjalan kearah mereka. Hal itu membuatnya segera menarik tangan Lylia dan memeluk tubuh gadis mungil itu untuk menjauh dari Hilda.

Hilda akhirnya bisa bernapas lega. Namun, tatapan penuh kemarahan ia layangkan pada Lylia yang sedang didekap oleh Alano dan tidak terlihat merasa bersalah sama sekali.

"Lepasin gue," gumam Lylia yang masih kesal dengan kesombongan Hilda.

"Bunda Renna lagi jalan kearah sini. Jangan buat masalah karena aku mau denger penjelasan kamu tentang ucapan kamu tadi," ucap anak berumur 9 tahun itu tepat ditelinga Lylia.

Lylia meredakan emosinya saat matanya menangkap sosok Bunda Renna yang kini berada dihadapan mereka. Ternyata, Alano memang tidak berbohong.

"Ada apa ini? Kenapa kalian pada ngumpul disini?" Tanya Bunda Renna.

Hilda tersenyum senang saat melihat Bunda Renna datang. Gadis kecil itu berdiri dan memeluk Bu Renna dengan mata berkaca-kaca. Namun, diam-diam tersenyum miring menatap Lylia.

"Bunda, Lylia tadi dorong aku dan nyekik aku. Ini buktinya," adu Hilda sambil menunjuk lehernya yang terdapat bekas goresan karena cengkraman Lylia yang kuat.

Bunda Renna menatap wajah polos Lylia yang selalu terlihat pucat. Kemudian, wanita paruh baya itu berjongkok didepan Hilda.

"Nak, bukannya bunda gak percaya sama kamu. Kamu tau kan, Lylia sedang sakit, dia bahkan bisa pingsan kalau berada dibawah terik matahari terlalu lama. Jadi, rasa-rasanya gak mungkin kalo Lylia nyelakain kamu sampai seperti ini," ucap Bunda Renna dengan lembut.

Meskipun, Hilda hanya berbeda satu tahun dari Lylia, tubuh Hilda yang lebih besar dari anak seusianya dan tubuh Lylia yang lebih kecil dari anak seusianya membuat Bunda Renna tidak percaya Lylia mampu menyakiti Hilda hingga terluka seperti ini. Apalagi, Lylia yang dia kenal sangat lemah dan rapuh.

"Bunda jahat! Masa bunda gak percaya sama Hilda sih," ucap Hilda sembari berteriak nyaring.

"Hilda, jangan ngomong kayak gitu sama Bunda," cicit Aila. Meski yang dikatakan Hilda adalah kebenaran. Tapi, Aila tidak suka jika ada yang membentak orang yang telah merawatnya sejak bayi.

"Kamu juga liat kan, Lylia nyekek aku?!"

Aila mengangguk membenarkan. Hal itu membuat Hilda tersenyum penuh kemenangan. "Liat kan Bunda, Mereka liat Lylia ngelakuin itu. Lylia itu anak nakal, harusnya bunda hukum dia!"

Tatapan Bunda Renna beralih pada Lylia yang sedari tadi hanya diam sambil menatap drama didepannya dengan datar.

"Apa benar itu Lylia?" Tanya Bunda Renna dengan nada sedikit tegas.

After Becoming LyliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang