Empat belas

3.2K 542 246
                                    

Halo! Update lagi nih, jangan lupa votement!

Yang rame ya!









Dua bulan kemudian.

Jelilah dan ayahnya, serta Aji kembali ke Indonesia untuk menghadiri sidang perceraiannya dengan Jibril. Sebenarnya sidang ini sudah berlangsung sejak dua bulan lalu. Namun, Jibril dan pengacaranya selalu berhalangan hadir.

Hari ini di pengadilan, sidang perceraian antara Jibril dan Jelilah sedang berlangsung. Orang tua, saudara-saudara Jibril, dan ayah Jelilah datang ke sana sebagai saksi. Jibril dan Jelilah duduk berdampingan dengan kursi yang agak berjarak.

"Hadirin, sidang hari ini, Sabtu, 14 Mei 2022 dibuka," kata hakim lalu mengetuk palu.

Tuk

Tuk

Tuk

"Kepada penggugat, apakah benar anda ingin bercerai?" tanya Hakim pada Jelilah.

Jelilah selaku penggugat mengangguk. "Benar, Pak Hakim. Saya tidak bisa menerima keputusan dia yang telah berselingkuh dan menikah lagi."

Hakim kembali bertanya, "Apakah anda yakin atas semua keputusan yang diambil?"

Kembali Jelilah mengangguk. "Saya benar-benar yakin."

"Apakah Anda tidak ada niat untuk rujuk kembali dengan pasangan anda?" tanya Hakim lagi.

Jelilah diam beberapa saat lalu menoleh sekilas pada Jibril yang hanya menunduk dalam. Jelilah menghela napas berat dan menggeleng. "Sama sekali tidak, Pak Hakim," ujarnya.

"Baiklah," kata Hakim lalu beralih menatap Jibril. "Kepada pihak tergugat, apakah anda setuju dengan keputusan pihak penggugat?" tanyanya.

"...." Jibril tidak langsung menjawab, hanya menghela napas berat karena dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.

"Saudara Jibril... apakah anda setuju dengan keputusan saudari Jelilah?" tanya Hakim lagi.

Jibril mengangkat kepalanya dan mengangguk kaku. "Iya, saya setuju dengan keputusan tersebut."

"Karena pihak tergugat menyetujui keputusan dari pihak penggugat, maka... hakim memutuskan bahwa permohonan penggugat untuk bercerai dengan suaminya terkabul. Saudari Jelilah dan saudara Jibril, hari ini, tanggal 14 Mei 2022... kalian sudah resmi bercerai."

"Sidang hari ini ditutup."

Tuk

Tuk

Tuk

Jelilah langsung beranjak, tidak ingin memperlihatkan matanya yang telah berkaca-kaca. Karena sesungguhnya, ia masih belum bisa menghapus cintanya pada Jibril walaupun mereka sudah bukan suami istri sejak dua bulan lalu.

Jibril pun sama, sakit sekali ketika mendengar pernyataan hakim bahwa Jelilah sudah benar-benar bukan istrinya lagi. Ikatan pernikahan mereka kini hanyalah kenangan. Sesak menyeruak dalam dadanya, semakin terasa sampai sulit untuknya bernapas. Jibril meremat dadanya kuat sebelum akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

Bruk!

Jelilah langsung berbalik. "Jibril?!"

Jack, Lytian, serta saudara-saudara Jibril langsung mendekati Jibril. Wajahnya sangat pucat, memang sebelum sidang dimulai, Jibril sudah terlihat sedang tidak sehat. Rubia terlihat paling khawatir, berusaha menyadarkan sang kakak, menepuk-nepuk pipi Jibril pelan sambil memanggil-manggil namanya.

"Kak... Kak Jibril, bangun, Kak!" panggil Rubia.

"Bawa ke rumah sakit!" Malik langsung mengangkat adik keduanya itu, membawanya keluar dari gedung pengadilan diikuti oleh keluarganya.

Air Mata Jelilah ✓Where stories live. Discover now