"Jadi, lo gak suka sama Jean?" Tanya Haikal.

"Enggak, biasa aja. Gue juga kasian sama dia yang ngejar-ngejar gue terus, jadi gue terima, tapi gak ada perasaan lebih," sahut Shan seraya tersenyum kecil.

Theo melirik Jean sejenak, menurutnya ucapan Shan cukup keterlaluan, ditambah Shan berbicara di depan banyak orang yang bisa membuat Jean malu.

Sementara Yorka hanya diam seraya melirik Shan dengan tatapan tajam.

"Gak seharusnya lo ngomong gitu," bisik Nando.

"Biarin aja, biar dia denger dan sadar diri," sahut Shan.

"Kalau lagi flu jangan minum air dingin, cepet-cepet minum obat, Je." Bu Ira menaruh air hangat di atas meja, dan Jean hanya mengangguk kecil.

"Kasian tuh lagi sakit," bisik Ayang pada Shan.

"Rasa sakitnya gak sebanding sama apa yang Nathan rasain karena ulah dia," sahut Shan.

Theo tertawa pelan, "mending lo diem, Shan. Selesain urusan lo sama Jean secara pribadi, gak usah diumbar kayak gitu buat bikin Jean malu. Jean aja gak mau bahas tentang lo, tandanya dia gak mau jelek-jelekin lo di depan kita."

Ucapan Theo membuat Shan bungkam.

"Emang harus dilakban mulutnya," gumam Yorka, dan Shan hanya mendengus kecil.

Tak lama kemudian, Jean selesai makan, ia membayar makanannya pada Bu Ira, kemudian pergi tanpa berbicara pada teman-temannya.

Shan memandang kepergian Jean, kemudian memulai sarapannya, ia agak sakit hati karena Theo menegurnya seperti itu, namun ia berusaha untuk terlihat tak peduli.

**

Diana baru saja selesai mandi dan berpakaian, ia meraih ponselnya yang terus berdering di atas meja nakas, ia pun menjawab panggilan dari Qian.

"Ya?"

"Sore Diana.."

"Ya, sore Qian. Ada apa?"

"Gimana hubungan Shan sama Jean?"

Diana terdiam sejenak, kemudian ia menghela nafasnya, "aku dengar mereka pisah, Yorka bilang semua karena Jean pukul Nathan, dan itu bikin Shan marah."

"Di, Jean mendadak nolak donorin jantungnya buat Nathan, aku gak tau harus bujuk Jean kayak gimana lagi," lirih Qian yang membuat Diana kembali terdiam.

"Kondisi Nathan semakin memburuk, aku gak mau kehilangan Nathan," lanjut Qian.

"Aku gak tau harus ngomong apa, kalau Jean nolak, kamu gak bisa maksa dia," gumam Diana.

"Apa aku harus jujur soal ini sama Shan? Siapa tau Shan bisa bujuk Jean buat jadi pendonor-."

"Qian," panggil Diana menyela ucapan Qian yang terdengar gusar, Qian terdengar panik hingga tak bisa berpikir jernih.

"Menurut aku Shan gak akan bisa bujuk Jean, justru Shan bakal marah sama kamu. Aku harap kamu bisa cari pendonor lain, kalau bisa jangan orang yang sehat," ucap Diana dengan suara pelan, ia harap Qian tidak marah karena ucapannya.

"Gak ada. Tolong aku, Diana. Tolong bantu aku bujuk Jean buat jadi pendonor. Kamu bisa minta Shan buat bujuk Jean, aku mohon." Qian mulai menangis lirih di sebrang sana.

ARJEAN || I Am (not) Villain +Jung Jaehyun ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें