6

35 10 0
                                    

"Uwaah~ Kapten cantik sekali dengan gaun itu !!"

"Oh, benarkah ?"
Namun (name) menjawab dengan nada tak minat.

Sungguh, Anne kadang gemas ingin berteriak tepat di telinga (name). Namun itu semua hanya angan-angan semata, Anne masih sayang nyawa, dirinya juga punya dua majikan yang harus di nafkahi.

"Memangnya Kapten ingin kemana memakai pakaian seperti itu ?"
Anne bertanya kembali, pada (name) yang kini melihat pantulan dirinya di cermin.

Helaan nafas terdengar sebelum (name) menjawab ucapan Anne. "Olivier-"

"Oh, Kapten (Name) pasti ingin kencan dengannya, iya kan ?!"
Anne memotong ucapan (name) seenak jidat, padahal ia belum selesai bicara.

'Tapi.. "kencan", ya.. ?'

Aduh, memikirkannya saja sudah membuat perempuan itu mleyod. Bayangkan saja, seseorang seperti Olivier mengajaknya kencan.

"Wah, ternyata benar kalian akan pergi kencan !!"

"Bukan !"
(Name) membantahnya, dengan wajah yang sedikit memerah.

"Bohong ! Kapten tidak perlu mengelak seperti itu, tenang saja, aku mendukung hubungan kalian berdua !"
Anne mengacungkan jempol, sebelum sebuah buku tebal yang membuat orang malas baca ketar ketir itu mendarat cantik di kepalanya.

"Dengar, ya, Anne sayang.. kami tidak akan pergi kencan, kami bertiga hanya akan jalan-jalan kecil, anggap saja liburan setelah kejadian waktu itu !"

"Loh, bertiga ? Yang satu lagi siapa ?"

"Siapa lagi kalau bukan Roland ?"

*****

L

ama..

Panas...

Sungguh nikmat penderitaannya hari ini ! Dua Adam itu dengan kurang ajarnya membuat (name) menunggu selama 45 menit di cuaca panas begini, tak bisakah mereka bersiap lebih awal dan tak harus membuat dirinya menunggu ?

Untungnya ia membawa payung yang setidaknya dapat melindungi wajahnya dari sinar matahari.

"(Name) !!"

Roland berteriak memanggil namanya, namun yang menjadi perhatian (name) bukanlah sosok pirang yang itu, melainkan lelaki di belakangnya.

Rambut hitam panjang yang biasanya diikat kini di gerai, topi hitam yang bertengger di kepalanya, serta jas yang ia pakai juga menambahkan ketampanannya.

'Ma- mataku terberkahi !'

Tidak ! (Name) menggelengkan kepalanya kuat-kuat, bagaimanapun ia tidak boleh bersikap seperti itu dihadapan Olivier !

"Kau sudah menunggu lama, (name) ?"

"Ya" (name) menjawab singkat pertanyaan dari Roland.

"Hehe.."
Roland malah tertawa sembari menggaruk belakang kepalanya.

(Name) sendiri melongo, hanya "hehe" yang ia dapatkan ? Mana permintaan maafnya ?

"Kalian tidak minta maaf setelah membuatku menunggu selama 50 menit 17 detik ?!"

Di lebihkan sedikit tidak apa-apa ya

Roland tertawa lagi, seolah merasa tak bersalah sudah membuat (name) menunggu selama itu.

Apalagi Olivier, lelaki itu malah menatap perempuan yang lebih pendek darinya itu dengan tatapan datar.

(Name) yang sedang marah-marah saat ini terlihat imut di matanya. Ya, marahnya (name) kali ini memang imut di mata Olivier yang sudah terbutakan cinta.

"Lucu.."

"Ha..?"

(Name) yang sedang memarahi Roland kini beralih menatap Olivier. Apa tadi ? Telinganya tidak tersumbat, kan ? Olivier baru saja mengatakan dirinya "lucu" ? Ia tidak salah dengar, kan ?

Namun tampaknya tidak, karena Roland yang ada di samping Olivier juga terkejut mendengarnya.

Ini Olivier loh ! Seorang Paladin yang dikenal dengan sifat kasarnya ! Baru saja mengatainya "imut" !! Kerasukan apa dia ?!

Meski begitu, (name) tetap tak bisa menyembunyikan wajahnya yang berubah menjadi titisan tomat setelah Olivier berkata seperti itu.

Tell Me That You Love Me || Olivier x Reader ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang