❤️Teman kecil

Start from the beginning
                                    

"Kangen gak, sama masakan aku?"

Hanan melihat kotak nasi itu, bukan bermaksud untuk menolak, hanya saja dirinya baru selesai sarapan dengan Annisa.

"Aku tau, tadi kamu udah sarapan sama pacar kamu, tapi terima ajalah untuk makan siang nanti. Aku udah buatin lho khusus buat kamu," ucap Aretha dengan wajah memelas.

Sangat menggemaskan bagi Hanan, lelaki itu tertawa pelan sembari meraih kotak nasi itu. Di bukanya perlahan ketika matanya justru melihat sesuatu yang tak asing baginya.

Nasi goreng itu. Nasi goreng yang selama dua bulan penuh datang kepada Hanan. Dan sempat menghilang untuk kemudian datang lagi di hadapan nya saat ini.

Masih terlihat rapih dengan secarik kertas yang sama persis seperti sebelum nya. Hanan menatap kotak nasi itu dan Aretha secara bergantian.

"Kamu.."

Aretha mengangguk tanpa ragu.

"Jadi selama ini kamu yang ngirimin saya paket nasi goreng?"

Aretha mengangguk lagi.

"Selama dua bulan?"

"Iyaa, Hanan." Ujar Aretha gemas karena Hanan yang masih tak percaya bahwa dirinya lah yang mengirimi Hanan nasi goreng itu.

Hanan terkekeh, lalu terdiam. Sesaat melirik gadis itu, dan kemudian tertawa lagi.

"Yaudah, nanti saya makan ya." Ucap Hanan bermaksud ingin mengambil langkah pergi.

"Kita ga bisa ngobrol dulu gitu, Han?"

Hanan melihat arloji di pergelangan tangan nya.

"Sepuluh menit lagi, saya ada meeting sama para Dokter, nanti kalau ada waktu kita ngobrol ya."

Aretha mengerucutkan bibirnya, kemudian tersenyum kembali.

"Yaudah, nanti aku kesini lagi dehh,"

Hanan mengangguk pelan,

"Assalamualaikum," kemudian berjalan pergi.

"Wa.. hm, salam." Jawab nya pelan.

***


"Kenapa si, Bu. Ngelamun mulu," ucap Balqis dengan membawa dua gelas minuman.

Annisa berdecak, memposisikan tubuh nya menghadap pada Balqis dengan satu kaki terlipat di atas sofa. Saat ini, gadis itu memilih pergi mendatangi rumah sahabatnya, karena merasa jenuh jika terus-menerus berdiam diri di rumah.

"Kamu kenal ini?" Tanya Annisa sembari memperlihatkan sebuah foto di layar ponselnya.

Balqis memperhatikan layar menyala itu, kemudian memundurkan kepalanya kembali sembari menggeleng.

"Kenapa emang?"

"Mas Hanan punya adik kan?" Tanya Annisa membuat gadis di hadapan nya tertegun.

Balqis menelan susah Saliva nya, "I.. iya,"

"Perempuan ini adik nya mas Hanan bukan?"

"Kamu belum tau adik nya Dokter Hanan?"

Annisa mengangguk pelan,

"Semalam aku ke kamar adik nya mas Hanan. Perempuan kan? cantik lagi. Sama kayak Abang nya, ganteng." Ucap Annisa sembari menyengir kuda.

"Kamar?" Tanya Balqis masih belum mengerti.

Annisa meraih gelas di atas meja, meminum nya sebentar dan kembali menatap Balqis.

"Iyaa, semalam aku masuk ke suatu ruangan, disana ada mas Hanan lagi tidur di atas sejadah sambil meluk Al Qur'an gituu, kayak nya abis sholat, Sholeh banget yaa suami akuu."

Sekali Seumur HidupWhere stories live. Discover now