Part 4 : Who?

16.6K 946 8
                                    

Allys Point of View

Lelah.

Satu kata yang menggambarkan diriku saat ini. Setelah memarkirkan motor ku, aku segera berjalan kedalam sekolah. Terdengar suara keributan didepan lobby sekolah besar ini.

Aku ingin melihat apa penyebab dari keributan itu, namun rasanya malas sekali. Aku hanya mendengar beberapa suara siswi prempuan disekitarku membicarakan tentang anak baru yang tampan.

Jangan-jangan dia yang tadi bertemu dengan ku digerbang sekolah? Memang sih tampan namun sifatnya begitu menyebalkan. Andaikan para siswi itu tahu, pasti tidak akan ada yang suka dengannya.

Malas untuk melihat keramaian itu, aku pun segera berjalan menuju kelasku. 12 Ipa 1.

Kelasku memang sebuah kelas unggulan, bukan unggulan dalam arti 'harta', kelasku justru kebalikanya, kelasku berisi anak-anak yang pintar-pintar dan semuanya mendapatkan beasiswa, jarang sekali anak-anak disekolahku mau berteman dengan murid dikelasku. Karena kalau boleh jujur memang sebenarnya murid dikelasku terlihat nerd dan lebih individual.

Mereka juga menyebut murid dikelasku sebagai murid penerima bansos dan penyumbang medali dan piala. Namun, aku sedikit beruntung karena masih ada beberapa murid yang mengenalku di Sekolah diantara teman-teman kelasku yang lainnya.

***

Alrey Point of View

Menjadi murid baru disini ternyata cukup menyenangkan bagiku, karena aku bisa mencari perhatian dengan wajah tampanku ini.

Lihat saja di hari pertama aku masuk sekolah, aku menaiki mobil sport keluaran terbaru dan semua mata tertuju pada diriku. Apalagi saat aku keluar dari mobil ini, aku melihat banyak gadis-gadis disekelilingku terpesona, gampang sekali menebar pesona disini.

Aku sangat mengakui bahwa wajahku memang sudah tampan dari lahir.

Namun, ada satu hal yang merusak hari ku ini. Aku dibuat kesal pagi ini oleh gadis yang bertemu denganku digerbang tadi. Sok sekali dia, memangnya dia tidak tahu apa kalau aku ini siapa? Tapi... Cantik juga sih gadis yang tadi.

Aku pun berjalan menuju koridor sekolah, banyak sekali siswi-siswi yang berbisik tentangku, membisikan hal yang positif tentunya. Namun terlihat sangat jelas banyak murid pria disini yang memandangku dengan tampang iri.

Ah aku lupa, aku harus keruang kepala sekolah untuk mengetahui kelasku dimana.

***

Author Point of View

KRINGGGGGGG

Bel pertanda masuk pun sudah berbunyi.

Alrey segera memasuki kelas yang ditunjuk menjadi kelasnya, 12 Ips 2. Alrey tidak ingin masuk Ipa walau ia bisa dan memiliki kemampuan, namun ia berfikir kalau ia masuk Ipa apakah anak-anaknya akan seru?

Tanpa berfikir lama, ia segera masuk kedalam kelas. Kesan pertama saat ia masuk kekelas adalah.. 'Amazing' karena siswa-siswinya semua sibuk bercanda dan kelasnya terlihat mengasyikan. Pak Erwan pun segera mendiamkan anak-anak kelas 12 ips 2 untuk memperkenalkan Rey, ya Rey kekelas diantar oleh Pak Erwan.

"HEIII!!!! Semua diam!!!" Bentak Pak Erwan.

Seketika anak-anak kelas 12 Ips 2 langsung diam.

"Hari ini sekolah kita kedatangan murid baru, silakan perkenalkan dirimu Rey" perintah Pak Erwan.

"Hai, nama gue Alrey Kinoye Lambert,Kalian bisa panggil gue Rey. Nice to meet u"

Setelah Rey memperkenalkan dirinya, mereka pun segera menjawab "Nice to meet you too, Rey"

Ya aku harus mulai beradaptasi dengan lingkukan sekolah ini. Ucap Rey dalam hati.

Berbeda dengan Allys, segera bel berbunyi ia pun sudah duduk rapi dimejanya. Ia duduk sebangku dengan Tasha, Tasha sangat baik dan juga cantik. Ia seperti saudara untuk Allys, Tasha sebenarnya cukup kaya ia mampu membayar sekolah disini, tapi keluarganya mengajarkan agar ia tidak sombong. Sehingga ia mendapat beasiswa disini dan ia tidak membayar apapun sama seperti anak-anak kelasannya.

Pikiran Allys masih pergi entah kemana karna ia memikirkan sebentar lagi akan Ujian Nasional, setelah ia UN sekolahnya mengadakan perpisahan keluar negri. Tentu saja acara jalan-jalan ini tidak gratis tidak terkecuali pun anak yang mendapat beasiswa, makanya anak-anak kelasnya banyak sekali yang tak ikut, namun Tasha ikut, dan Allys sangat menginginkan ikut. Ahya belum lagi ia harus mencari beasiswa untuk meneruskan studynya kejenjang Perguruan Tinggi. Ia sangat pusing.

"Allys..." Panggil Tasha.

"Hei Allys?"

"Psstttt.. Allyssss!!!" Panggil Tasha untuk kesekian kalinya dengan nada yang sedikit kencang.

"Heiii, kenapa Tasha? Kenapa sih lo manggil gue teriak-teriak emang gue budek apa?" jawab Allys.

"Plis deh Allys, dari tadi gue manggil lo, tapi lo tetep bengong aja. Yaudah gue teriak dikit deh hehehe.Emang lo lagi mikirin apa sih?" Tanya Tasha penasaran.

"Ehmm engga gue ga mikirin apa-apa kok" Jawab Allys dengan nada suara lemah dan ia kembali menempelkan kepalanya dimeja.

"Lo kenapasih? Cerita dong sama gue, apa si mother and lil demon keluarga lo itu ngerjain lo lagi?"

"Ssttt jangan kenceng-kenceng ngomongnya Tasha" Allys menutup mulut Tasha, karna teman-teman satu sekolahnya tidak ada yang tahu ia satu keluarga dengan Kania, itu perintah dari kania dan hanya Tasha saja yang mengetahuinya.

"Mmphhhh-- ya-mpp udah le-pasin mmp" suara Tasha terdengar sangat tidak jelas, Allys pun segera melepaskan tangannya

"Hehehe sorry sha, kalo mereka ngerjain gue sih itu udah biasa banget kali. Gue lagi bingung aja nih"

"Bingung kenapa sih all?"

"Yaa gue bingung gue kayaknta gabisa ikut perpisahan sekolah kita, lo tau kan gue gabakal dikasih duit sama tante sarah" Allys menjawab dengan nada suara yang sedih.

"Hahaha apasih all, gue kira lo galau kenapa. Kalo masalah itu mah lo tenang aja lo bisa kok pake duit gue dulu terserah lo mau gantinya kapan aja"

"Eh? Engga sha gue gamau, lo udah bantu gue banyak banget gue gamau pake duit lo sha gue takut gabisa ganti"

"Engga Allysha sayang, kalo lo gabisa ganti juga gapapa kok gue ikhlas buat sahabat baik gue"

"Engga Tasha sayang, jangan biarin lo ngasih duit ke gue ya, lo udah terlalu baik banget buat gue. Biar gue nyari duit sendiri aja, okey?"

"Tapi all..."

"No Tasha! Udah ah jangan ngomong mulu nanti disambit sm pak jamal lagi tuh dia ngelirik kita dari tadi" ucap Allys.

Ya sekarang kelasnya Allys dan Tasha sedang belajar kimia dengan guru yang cukup terkenal killer disekolahnya, Pak Jamal.

KRINGGGG...

Bel istirahat pun berbunyi.

Semua anak-anak sekolahnya segera mengambil makanan ke kantin mereka,ya memang sekolah ini setiap hari memberikan makanan kepada setiap muridnya dengan sistem katering seperti diluar-luar negeri lho.

Rey berjalan menuju kantin dengan 3 orang teman barunya ya 2 orang dari kelas yang sama dan 1 orang dari kelas yang beda, mereka Deno, tomi dan kevan. Deno dan tomi sekelas dengan rey namun kevan berasal dari kelas 12 ips 1. Ya ke tiga temannya ini merupakan cowok-cowok most wanted disekolah ini, 3 cowok ini merupakan cowok-cowok paling popular disekolahnya ditambah lagi dengan bergabungnya Rey jadilah grup cowok ini menjadi 4 pangeran yang berasal dari surga seperti F4.

Terlihat jelas cewek-cewek disekitarnya melihat mereka dengan menganga, namun terkecuali dengan dua orang gadis yang sedang mengantri diujung sana, mereka sama sekali tidak merasa terganggu dengan berisiknya cewek-cewek yang lainnya memanggilkan nama keempat cowok ini, mereka tetap asyik mengobrol berdua, ya salah satu gadis itu adalah gadis yang mencari masalah dengan rey tadi pagi.

Siapa gadis itu sebenarnya? Tanya Rey dalam hati.

from UpikAbu to be Cinderella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang