5 ; Takdir

12.8K 1.3K 460
                                    

Jangan lupa vote + komen nya ya:)!

SELAMAT MEMBACA📖!

--0o0--

Srek!

Seyla memejamkan kedua matanya dengan erat saat suara tirai ruang ganti terbuka.

"Bu Seyla lagi ngapain di situ?"

Seyla perlahan membuka kedua matanya saat mendengar suara salah satu dari karyawan nya. Ia dengan cepat berdiri dari posisinya. Sedikit mengintip dari balik tirai, Zaviar terlihat mengangkat telpon dari seseorang.

Seyla bernafas lega, ia belum siap untuk saat ini. Tatapannya beralih pada salah satu karyawan yang masih berdiri di samping nya dengan wajah heran.

"Saya gapapa," sahutnya.

Seyla segera keluar dari bilik ruang ganti dan berjalan cepat menuju ruang kerjanya.

"Maaf Zaviar, tapi aku belum siap buat liat wajah kamu," lirihnya.

***

"Lo lagi, lo lagi. Bosen gue liat muka lo," decak Alana kesal.

Gadis itu tengah berjemur di bawah terik matahari dengan satu tangan menghormat pada bendera. Karena ulahnya yang membuat pintu toilet rusak, ia harus terkena hukuman di hari pertamanya sekolah.

Dan lebih jengkelnya lagi, kini di sampingnya ada cowok yang beberapa hari lalu membuatnya naik pitam gara-gara nyerobot taksi seenaknya.

"Bosen? Kita aja baru ketemu satu kali. Ngelawak lo?"

Alana menyikut perut cowok itu sampai terdengar ringisan kecil. "Muka lo terlalu pasaran, jadi gue bosen liatnya. Paling juga di tanah abang muka lo banyak kembarannya," ledek Alana.

Cowok dengan name tag Regantara Erlangga itu mendengus tak suka. Hey, wajahnya ini sangat tampan dan langka. Apa gadis di sebelahnya ini rabun?

"Regan! Alana! Berdiri yang benar! Jangan saling berdempetan." tegur salah satu guru yang mengawasi mereka dari belakang.


Keduanya berjauhan, dan saling melempar tatapan permusuhan satu sama lain.

"Awas ya lo, kalo muncul di depan muka gue lagi! Gue tendang titid lo." ancam Alana dramatis.

Kedua mata Regan melotot tak terima, baru saja ia akan melayangkan protes dari Alana bel istirahat lebih dulu berbunyi dengan nyaring.

Alana segera mengambil tas nya dan pergi meninggalkan lapangan tanpa memperdulikan Regan yang menatap kesal kearahnya.

Alana mencari-cari letak kelasnya. 11 IPA 2. Begitu berhasil menemukannya, ia langsung masuk tanpa mengindahkan tatapan horor dari beberapa siswa yang masih berada di kelas.

Ia menyimpan tasnya di kursi yang kosong. Di bangku kedua dari depan. Terlihat tas hitam yang sedikit kucel di sebelahnya, namun Alana tidak memperdulikan itu.

Satu persatu siswa keluar, entah untuk makan ataupun hanya mengisi waktu luang di jam istirahat.

Alana mendudukkan tubuhnya di kursi. Kepalanya terasa pusing karena berjemur di bawah panas matahari yang cukup terik. Alana belum terbiasa dengan cuaca di negara kelahirannya. Perutnya keroncongan minta di isi, tapi ia terlalu malas untuk ke kantin, apalagi ia tidak tahu di mana letak kantinnya.

ZAVIAR and HIS STRUGGLE Onde histórias criam vida. Descubra agora