"Dimana adikku di tahan?" tanyaku.

"Saya tidak tau Yang Mulia. Penari sialan itu telah menipu kita semua."

Aku bingung dan tak mengerti apa maksud Marquess Vano. Penari itu?

"Apa maksudmu?"

"Pandora ternyata adalah Putri Annalise dari kekaisaran Bellamy."

Jantungku hampir berhenti berdetak ketika mendengarnya. Pandora?? Lissy? Maksudnya Lisssyku? Lissy kekasihku itu?

"Jelaskan padaku!"

Para bangsawan itu menjelaskan semuanya. Aku terpatung mendengarnya. Tidak mungkin. Tidak mungkin Lissy mengkhianatiku. Aku yakin sekali dia mencintaiku. Tapi bagaimana mungkin dia-

Annalise... Lissy?

Jika dia mengkhianatiku bukankah penyamarannya begitu sempurna hingga ia rela memberikan malam pertamanya padaku? Hingga dia berhasil membuatku percaya padanya?

Tidak. Aku harus mencari tau secara langsung. Aku harus menemui Lissy. Aku yakin Lissy mencintaiku, tidak mungkin dia akan mengkhianatiku.

Aku langsung berlari pergi. Para bangsawan berteriak memanggilku namun aku mengabaikannya. Aku ingin bertemu Lissy.

Aku pun menyusup ke istana menggunakan seragam kekaisaran Bellamy dan masuk menggunakan jalan rahasia yang terhubung kedalam istanaku.

Ketika mendengar suara langkah kaki aku langsung bersembunyi.

"Bersembunyilah disini sampai..."

Aku langsung keluar ketika mendengar suara itu. Suara Lissy.

"Tuan putri tidak berbohong padaku kan? Kakak benar-benar akan menjemputku disini?"

"Aster." panggilku.

Aster menoleh. Ketika melihatku, ia langsung berlari memelukku. Aku membalas pelukannya dengan memeluknya dengan erat.

Aku memeriksa tubuh Aster. Aster terlihat baik-baik saja. Hanya ada sedikit luka gores yang ia dapat. Setelah itu, aku langsung menatap Lissy di depanku.

"Jadi, aku harus memanggilmu apa, Annalise atau Lissy?" tanyaku tajam pada wanita itu.

Aku tidak mengerti maksud wanita di depanku itu. Dia musuh namun kenapa dia masih menyelamatkan adikku?

"Keduanya adalah namaku. Namun aku harap Ryvel memanggilku Lissy. Itu nama kecil yang hanya bisa disebut oleh keluargaku." jawabnya tenang.

Aura disekitarnya terlihat berbeda. Dia terlihat sangat anggun dan cantik. Meski sebelumnya pun dia sudah terlihat cantik. Tapi sekarang, dia benar-benar terlihat seperti seorang putri Kaisar.

"Lissy-"

"Aku harap Ryvel bisa keluar dari sini dengan selamat dan memulai hidup baru."

Setelah itu ia langsung berbalik pergi. Aku mencegahnya dengan menarik tangannya.

"Apa maksudnya ini Lissy?" tanyaku tak paham. "Jelaskan padaku. Apa maksudnya ini? Apa ucapanmu selama ini hanya kebohongan?"

"Aku hanya berbohong tentang identitasku. Kita tidak memiliki waktu banyak. Jika kakakku tau kalian disini, dia akan membunuh kaliam. Karena itu pergilah cepat. Aku akan membantu disini."

"Bagaimana denganmu? Ayo pergi denganku. Kita bisa memulai-"

"Itu tidak mungkin Ryvel. Kamu harusnya tau, hubungan kita tidak mungkin karena itu-"

Dia menunjukan hiasan yang pernah aku berikan.

"Izinkan aku menyimpan ini." ucapnya lagi. "Terimakasih telah menunjukan apa itu festival padaku."

Dia tersenyum.

Tak lama aku mendengar suara langkah kaki.

"Apa benar, kamu tidak akan pergi denganku?" tanyaku untuk terakhir kalinya.

Apa yang Lissy ucapkan benar. Hubungan kita memang tidak akan permah berhasil.

"Iya." jawabnya.

Aku menariknya kedalam pelukanku lalu menngecup bibirnya sebelum mengangkat Aster.

"Selamat tinggal Annalise." kataku yang kemudian pergi.

Meski aku tidak ingin meninggalkannya tapi dia pasti akan baik-baik saja. Selamat tinggal Annalise. Selamat tinggal Lissy kekasih yang aku cintai.

"Kakak, kita akan pergi berdua?" tanya Aster dalam gendonganku.

"Ya," jawabku.

"Bagaimana dengan Kak Lissy? Kakak akan meninggalkannya?"

"Kita memang tidak ditakdirkan bersama." jawabku.

Setelah keluar dari istanaku. Aku berlari agar bisa keluar dari hutan ini dan menuju ke daerah terdekat untuk kabur.

PANDORAWhere stories live. Discover now