"Terima kasih sajangnim, selamat beristirahat," pungkas Joohyun melambaikan tangannya dan melengkungkan bibirnya dengan manis.

Rochely berjalan ke depan lobby seorang diri. Sebelum masuk ke dalam mobil, Rochely menengadahkan kepalanya ke atas menatap langit. Matanya terfokus pada langit kota seoul yang diselimuti awan abu dan disertai oleh cahaya kilat, sepertinya akan hujan lebat.

Benar saja, di setengah perjalanan menuju mansion, hujan mendadak turun dengan derasnya. Pohon-pohon di sisi jalanan meliuk-meliuk, menyebabkan beberapa dahan patah akibat angin. Perjalan mereka menjadi melambat lantaran hujan angin yang menghalau pandangan sang sopir, Jung Hoseok. Rochely menjadi bosan karena terus-terusan menatap jendela mobil yang berembun, namun ia hanya bisa pasrah dengan cuaca buruk malam ini.

ꕤꕤꕤ

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, akhirnya Rochely tiba di kediaman mewahnya. Rochely langsung menjejakkan kakinya masuk ke dalam elevator mansion, dan menekan tombol lantai dua yang menuju ke kamarnya.

Sebelum masuk ke kamarnya, Rochely melewati kamar Jungkook yang berada tepat di sebelah kamarnya. Walaupun bersebelahan, jarak antar kamar mereka cukup jauh sebab setiap kamar di mansion ini memiliki ruangan yang luas. Ia pun memutuskan untuk menghampiri keponakan laki-lakinya untuk membahas kejadian tadi pagi.

Wanita itu menyempatkan menghirup udara segar sebelum ia mengetuk pintu kamar Jungkook yang tertutup rapat, "Jungkook-ah, apakah kau masih bangun?"

"Masih. Aku baru selesai mandi," Suara Jungkook terdengar samar-samar di telinga Rochely.

Tidak lebih dari sepuluh detik, Jungkook yang tengah melingkarkan handuk berwarna putih di bagian pinggul hingga lutut serta dengan rambut basahnya langsung membukakan pintu kamarnya. Pupil Rochely pun melebar manakala mendapati pemandangan tersebut.

"Hai, Aunty!" sapa Jungkook dengan memberikan senyum kelincinya.

Tanpa sadar mata Rochely mulai meneliti tubuh sang keponakan. Tatapannya berawal dari dada bidang Jungkook hingga akhirnya turun ke perut kotak-kotak yang merupakan objek kegemaran Rochely. Wanita itu tak berkedip sedetikpun, ia terhipnotis dengan pemandangan indah yang tersaji di depannya. Rochely—merupakan pecinta pria berotot dan itu menjadi salah satu kelemahannya.

"Mau masuk?" Pertanyaan Jungkook membuat Rochely tersadar dari lamunannya. Ingin rasanya wanita itu mengelus dadanya yang tengah bergemuruh hebat.

Rochely mengangguk pelan seraya mengerlingkan matanya ke sekitar kamar gelap itu, lalu melangkah masuk dengan hati-hati.

Rochely menatap mata Jungkook dengan intens dan membuka suaranya, "Jung. Kau kan sudah berusia 21 tahun, sudah dewasa. Kau tidak boleh memeluk, mencium, dan menyentuhku di depan umum. Aku tidak ingin jika orang-orang memiliki pikiran aneh tentang kita."

Rochely berharap Jungkook akan memahami bahwa jika seorang wanita dan pria dewasa melakukan hal yang terbilang intim di muka publik, pastinya akan mendapatkan perhatian khusus dari orang lain. Wanita itu sangat menghindari skandal yang melibatkan dirinya dan keluarga untuk menjaga reputasi perusahaannya.

Salah satu sudut bibir Jungkook terangkat dengan begitu meremehkan, "kalau hanya ada kita berdua saja, apakah boleh?"

Kening Rochely menyernyit kesal, "Heii Jung—"

Belum saja Rochely menyelesaikan ucapannya, Jungkook sudah memungkasnya dengan kekehan, "baiklah, aku hanya bercanda. Bagaimana pekerjaan Aunty hari ini?"

Rochely menghela napas kasar, "sangat melelahkan, namun menyenangkan karena aku menikmatinya. Bagaimana denganmu?"

"Jieun-nim memberikanku banyak pekerjaan. Padahal ini hari pertamaku sebagai pemagang dan dia tahu kalau aku adalah keponakanmu. Bukankah seharusnya dia mengurangi pekerjaanku?"

AUNTYWhere stories live. Discover now