Part 2 - ketika badai datang

55.4K 2.9K 29
                                    

Rani berjalan menuju ruangannya dengan wajah yang masih khawatir dengan keadaan Malaikat kecilnya, walaupun sepanjang jalan malaikat kecilnya masih berceloteh ria mengenai apa yang ia lakukan disekolahnya nanti, tapi Rani masih tetap tak tenang melihat memar kebiruan ditangan anaknya.

Belum lagi radang gusi yang anaknya alami selama 1 bulan terakhir, ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada malaikatnya.

"Datang pagi lagi mba" tegur Ratih, OG yang bertugas membersihkan ruangan barunya.

"Biasa Tih, dibangunin 'Baby Girl' " ucapku tersenyum kepadanya. 'Baby Girl' panggilan kesayangan para pegawai sini kepada Deeva.

Semenjak Rani naik pangkat, Rani sering membawa Deeva ke kantor, terlebih saat aku menempati ruangan bekas Bos ku dulu, minimal aku dapat sedikit memberikan waktuku kepada dirinya ditengah pekerjaanku yang menumpuk.

Pegawai disini begitu menyukai Deeva, pembawaan nya yang riang membuat mereka jatuh hati kepada Deeva, belum lagi kecerdasaan Deeva yang memukau mereka, tak jarang memberikan mereka hadiah macam-macam, terutama Ratih yang menjadi tempat penitipan Deeva disaat Rani harus menghadiri Rapat penting.

"Baby Girlnya nggak dibawa kesini mba? Kangen saya sama lesung pipinya" ucap Ratih sembari tersenyum mengingat betapa manisnya senyuman Deeva.

"Baby Girl agak kurang sehat tih, ini aja saya mau izin pulang buat ngater dia ke dokter setelah ngasih laporan ke Pak Alan" ucap Rani sambil menundukan kepala.

Ratih terlihat ikutan murung mendengar anak imut yang begitu ia sayangi sedang kurang enak badan. "Saya doakan cepat sembuh ya mba" ucap Ratih memberi semangat.

"Iya Tih makasih, saya ke ruangan dulu" ucap Rani berjalan memasuki ruangan nya.

Rani melihat meja yang dulu dia tempati kosong, maklum ini masih jam 7.15 pagi, 45 menit lebih awal dari jam masuk kantor yang sesungguhnya.

Rani memasuki ruangan yang ia tempati selama 6 bulan terakhir, ruangan yang dulunya berwarna coklat tua kesukaan atasan nya sekarang berubah menjadi warna ungu soft, warna kesukaan Deeva.

Ratih meminta izin kepada atasan nya yang dulu untuk mengganti warna dindingnya agar Deeva betah dikantor, mantan atasan nya menyetujuinya, terlebih ia bilang tidak akan masuk kekantor dalam waktu yang dekat karena harus mengurus 2 orang anak kembar cantik miliknya.

Rani menduduki kursi kenyamanan miliknya, ia memandangi foto Deeva yang terpasang hampir diseluruh dinding ruangan nya, foto mulai Deeva masih bayi hingga foto terakhirnya saat gigi depan nya mulai lepas.

Rani tersenyum sumringah saat melihat foto Deeva yang sedang menaruh telunjuknya didepan mulut lalu mengedipkan sebelah matanya, ia terlihat begitu menggemaskan.

Entah dari siapa Deeva menurunkan sifat riang dan centil seperti yang biasa dia lakukan. Deeva bahkan bisa dengan luwesnya bergaya didepan kamera, setiap ada moment bagus yang ditemuinya.

Wajah Rani berubah sendu saat mengingat Deeva tidak pernah mendapat kasih sayang dari Ayah dan Kakek-Neneknya.

Mereka memang dijodohkan. Ibunya Rani dan Ibunya pria itu bersahabat sejak SD, mereka mempunyai janji akan menjodohkan anak mereka nantinya, jadilah Rani dan Pria itu dijodohkan.

Rani saat itu masih berusia 19 tahun sedangkan pria itu 23 tahun. Pernikahan mereka jalani dengan berat hati.

Awal-awal pernikahan terasa berat untuk Rani, sebulan pertama sama sekali tak ada interaksi antara dirinya dan pria itu, Pernikahan mereka jalani dengan dingin.

Rani tetap berusaha menjadi Istri yang baik untuk suaminya, menyiapkan pakaian dan sarapan nya setiap pagi, membersihkan rumah yang mereka tempati, dan lain-lain ditengah kesibukan kuliahnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 07, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Baby GirlWhere stories live. Discover now