7. I love her

265 37 1
                                    

Aku mencintainya ....

Rindou melamun di balkon apartemennya. Ia menatap gedung-gedung tinggi di hadapannya dengan pandangan kosong. Sang mentari belum sepenuhnya muncul, langit pun masih terlihat gelap.

Embusan angin pagi yang sejuk, membuat Rindou menutup kedua matanya dan menarik napasnya dalam-dalam. Kilasan bayangan beberapa saat yang lalu tentang di mana terjadinya interaksi antar sang Haitani sulung berserta kekasihnya, masih teringat jelas dalam otaknya. Apalagi, adanya adegan pelukan yang membuatnya semakin merasa cemburu.

Jujur saja, Rindou memang tipikal yang cemburuan. Namun, pria itu selalu diam guna menutupi kecemburuannya, dan seringkali tak mengakui perasaan cemburunya itu. Ya bisa dibilang gengsi, sih.

Masih dalam mata yang terpejam, kini Rindou semakin hanyut dalam pikirannya. Hingga tak disadari, seseorang yang sedang ia pikirkan, ternyata kini berada di sebelahnya. Tengah menatap Rindou dengan tatapan memujanya.

Wanita itu: Ryu melangkahkan kakinya mundur, dan menempatkan dirinya tepat di belakang tubuh Rindou. Kedua tangan mungilnya melingkar sempurna pada perut Rindou. Sontak Rindou yang merasakan itu, lantas membuatnya sedikit tersentak kaget, namun setelahnya ekspresinya kembali datar.

Rindou sedikit menundukkan kepalanya. Menatap tangan Ryu yang melingkar pada perutnya. Diam-diam, labiumnya terangkat sedikit hingga membentuk sebuah kurva tipis. Hatinya menghangat, serta ribuan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya membuat pipi Rindou merona tipis.

Rindou kembali mengangkat kepalanya, menatap lurus ke depan.

"Kemana saja?" tanyanya, meski ia sudah tahu kemana wanitanya pergi tadi.

Ryu yang masih memeluk Rindou dari belakang, menjawab, "Oh. Aku baru saja pergi ke pantai. Sudah lama aku tak ke sana untuk menghilangkan rasa penatku." katanya.

Rindou sedikit mengangguk, "Oh, begitu. Kupikir, kemana." balasnya.

Ryu melepaskan pelukannya, lalu ia kembali ke tempat semulanya. "Ya." sahutnya.

Setelahnya, hening. Tak ada percakapan di antara mereka, masing-masing menutup mulutnya rapat. Enggan ada yang sekedar bertanya atau membahas sesuatu. Kedua insan itu, larut dalam pikirannya masing-masing.

Hingga, dering gawai Rindoulah memecahkan keheningan yang ada. Ryu menoleh, menatap Rindou yang sedang merogoh saku celananya guna meraih gawainya yang berada di sana.

Sejenak, Rindou menatap nama pemanggil yang tertera di layar gawainya. Lantas ia menggeser ikon berwarna hijau, dan kemudian menempelkan gawainya tepat pada sebelah telinganya.

"Ya? Ada apa?"

"..."

Sekilas, Rindou melirik Ryu yang masih menatapnya.

"Baik. Aku segera ke sana." ucapnya final, lantas menutup panggilan itu.

Rindou kembali memasukkan gawainya ke saku celananya. Ia menatap Ryu yang ternyata masih menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

Ryu mengangkat sebelah alisnya.

"Aku pergi." ucap Rindou dengan wajahnya yang datar.

"Kemana?" tanya Ryu.

"Markas." jawab Rindou singkat.

Ryu menautkan kedua alisnya. Menatap heran pada kekasihnya yang kini mulai melenggang pergi kembali masuk ke dalam kamarnya. Ryu bingung, apa yang terjadi ada Rindou hingga membuatnya cuek kepada dirinya. Bukankah, Rindou tak suka bila ia bersikap cuek pada Ryu? Namun, mengapa saat ini berbeda?

Memories and Cigarettes || Haitani Rindou x femaleWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu