11. Hidden Power

821 286 209
                                    

Malam kian larut, namun Heeseung dan Horace tak kunjung keluar dari ruangan yang terletak di dekat tangga itu. Suasana kastil megah ini sangat sepi, walau terlihat cukup luas namun tempat ini terkesan angker karena tak terawat dan diisi oleh manusia yang sangat prik di mata bagi Emery.

Gadis itu duduk pada sofa panjang mengambil tempat di tengah, diapit oleh Jay yang duduk di sebelah kanan, bersandar dengan santai bersama kaki kanan yang tertumpang pada kaki kiri. Sementara di sisi kiri terlihat Sunoo yang melongo menatap Emery masih tak habis pikri dengan kemunculan gadis berdarah tiga klan.

"Ekhem... Baru pertama kali liat cewek ya?" celetuk Emery.

"Kok bisa blateran 3 sekaligus?" tanya Sunoo bingung.

"Tanya Authornya! Lagian gue juga terlahir dan gak tahu apa-apa."

"Jadi maksudnya lu masih baby gitu gak tahu apa-apa?" tanya Jay yang mulai duduk tegak.

"Bukan gitu... Gue gak menahu soal--" Tiba-tiba Emery menghentikan ucapannya saat dua orang yang dia kenal berjalan berdampingan menuruni tangga sambil bergandengan tangan.

Yup, Ivy dan Sunghoon. Mereka berdua berjalan dengan tenang menuju sofa di mana para vampir sedang berkumpul.

"Emery?! Kok lu bisa ada di sini?" tanya Sunghoon sedikit terkejut, ekspresinya yang semula mumet seketika terang benderang menatap keberadaan Emery.

Ivy sedikit mengendus.
"Blasteran," gumamnya.

Emery menatap tangan Sunghoon yang digandeng oleh Ivy, dirinya terlalu fokus memperhatikan tangan Ivy hingga tak mendengar apa yang barusan dikatakan Sunghoon dan Ivy.

Sunghoon melirik tangannya yang sepertinya menjadi perhatian bagi Emery.

"Lu masih gandeng tangan gue?"

"Iya lah... Kan kita gak bakal berpisah lagi." Ivy semakin mengeratkan pelukan pada tangan Sunghoon.

"Gak usah gandengan terus juga kan? Lu mau nyebrang apa gimana?" ketus Sunghoon.

"Hilihhh... Gandengan juga gak harus selalu pas nyebrang aja kan, contohnya kalau lagi kayak gini."

Sunghoon menghela napas pasrah. Sepertinya dia harus membeli linggis untuk mencongkel pelukan tangan Ivy.

"Semua sedang berkumpul ternyata," ujar Heeseung yang baru keluar dari sebuah ruangan dekat tangga bersama Horace.

Semua melirik ke arah dua orang itu yang mulai berjalan menuju sofa.

"Tak usah basa basi... Kita akan segera memulai perang," tutur Heeseung.

"HAH?!"

"APA?!!!"

Seluruh ruangan seketika dibuat gaduh oleh perkataan Heeseung.

"Tenang dulu semua... Gue berencana untuk mengumpulkan bantuan," ujar Horace.

"Gue bilang jangan dulu! Kita gak tahu mungkin ini jebakan." Heeseung menatap tajam Horace yang kini memasang wajah serius.

"Bantuan?" tanya Sunoo bingung.

"Lu mau nyari bantuan ke mana?" Jay ikut bertanya dengan ekspresi yang tak kalah bingung.

"Ke istana Salvatore."

Semua kembali tercengang.
"Lu gak gila kan?!" Jay tak habis pikri dengan perkataan Horace yang sangat di luar nurul.

"Ini sedikit mencurigakan, mungkin saja Ivy sengaja dibebaskan dan sengaja dibuat menguping pembicaraan Salvatore agar memancing kita untuk datang ke istana," analisis Jake.

[TERBIT] I Want More Blood! ¦¦ Saros Maundrell Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon