[ SUDAH DI BUKUKAN ]
NOVEL TERSEDIA DI GRAMEDIA DAN TBO.
"Jangan pernah membenci hujan Rang. Karna hujan itu tidak akan pernah bisa nyakitin kamu. Karna ada aku, yang akan selalu menjadi payung hatimu."
Janji Launa begitu mantap terucap tatkala cint...
Sebelum baca jangan lupa vote dan ramaikan kolom komentar.
Paling tidak hargailah para Author dengan memberi tanda bintang dan memporak-porandakan kolom komentar🥰
Happy reading
* * * * *
Hidup bukan hanya tentang menemukan hal yang bisa membuatmu bahagia tapi juga tentang menyadari apa yang membuatmu bersedih dan berani menjauh darinya
"Launa Felicia"
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
* * * * *
Dengan tangan kanan, Karang berhasil meraih jemari Launa yang menggantung diudara, dan dengan sekuat tenaga, segera lengan itu ia tarik mendekat, diikuti dengan tangan kiri yang tak kalah cepat menopang tubuh Launa.
Bak adegan drama romantis, kuatnya tarikan, membuat badan Launa membentur badan Karang dengan begitu keras, lantas kedua bibir mereka bertemu dan menempel satu sama lain. Sampai pada akhirnya terjadilah "accident kiss" diantara kedua anak manusia yang sedang dilanda asmara tersebut.
Sontak kedua insan yang mencinta itu mundur seketika, Karang yang menggaruk kepala sembari membuang muka ke segala arah, tak beda jauh dengan Launa yang tiba-tiba melakukan senam dadakan.
Pun dengan Launa "Ah.. kunci?? emm.. mana? apa?" Launa memutar badan kekiri dan kekanan, ia pun grogi hingga tak mencerna ucapan Karang dengan baik.
Karang menunjuk sambil menggaruk kepala malu "Kamu taruh di tas keknya."
"Ah.. di tas?? apa yang di tas?" pikiran Launa mendadak blank, ia semakin bingung dengan permintaan Karang yang sedari tadi meminta kunci mobil.
Karang mengaitkan lengan di pinggang Launa, ia ingin mengambil tas yang tergantung di belakang tubuh.
Launa membeku, wajahnya memerah, jantungnya berdegup tak beraturan, padahal ini bukan kali pertama Karang menautkan lengan di tubuhnya, apalagi kali ini hanya untuk mengambil sesuatu disana.
Namun kali ini ada yang lain, desir cinta itu sungguh membuat Launa tak mampu menafsirkan rasa yang ada, "Oh tas..." Launa segera terbangun dari lamunan, ia membantu Karang menemukan sesuatu dari dalam tas yang ia minta.