MR. MARVEL - 50 [END]

13.7K 513 143
                                    

Semua berlangsung begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua berlangsung begitu cepat.

Dokter dan perawat serta Ellen hilir mudik di ruangan itu untuk memeriksa keadaannya.

Alesya merasa sudah baikan, hanya sedikit mual dan demamnya sudah turun, tapi entah kenapa Ellen bersikeras agar dia tetap di rawat inap di rumah sakit ini.

Sebenarnya dia sakit apa? atau jangan-jangan..

William sudah berpamitan tadi, diantar oleh Ellen, mengatakan akan mempersiapkan kepergian mereka ke Las Vegas.

Kemungkinan seminggu lagi mereka akan berangkat, dan menetap disana dengan kurun waktu yang mungkin akan lama.

Dan saat Alesya sendirian, pikirannya melayang. Dimana Marvel?

Apakah dia di rawat di rumah sakit ini? bagaimana kondisinya? Kenapa Marvel tidak menemuinya? Pemikiran-pemikiran itu membuatnya terlelap lagi.

Ketika bangun hari sudah sore.

Suasana kamar tampak remang-remang karena lagi-lagi hujan turun di luar membuat langit kelihatan gelap, Alesya menatap hujan di jendela dan mendesah.

"Udah enakan?" suara itu terdengar lembut dan tiba-tiba sehingga Alesya terlonjak kaget, dia menoleh dan mendapati Marvel duduk di brankar, di sampingnya.

Lelaki itu begitu diam, Alesya mengernyit, pantas dia tidak menyadari kehadirannya.

"Maaf ngagetin lo" Marvel tersenyum samar, lalu menyentuh dahi Alesya.

"Udah nggak panas lagi. Lo masih muntahin makanan lo?"

Alesya menggelengkan kepalanya, masih belum mampu berkata-kata. "Udah mendingan, nggak kayak tadi" Marvel mengangguk dan tersenyum.

"Gue udah bicara sama William" Marvel segera berseru ketika melihat Alesya akan menyela kata-katanya.

"Gue nggak mau dengerin apapun dari lo, gue nggak akan pernah ngelepasin lo. gue udah dapetin kesempatan ini jadi gue nggak akan sia-siain, dan lo nggak akan bisa nolak gue atau ngelepasin diri dari gue" suara Marvel tegas dan penuh ancaman, matanya menyala-nyala.

Dalam hati Alesya merasa geli.

ini Marvel yang biasa. Tidak berubah meski mencintainya, tetap saja arogan dan terbiasa mengungkapkan keinginannya dengan mengancam.

Tapi bagaimanapun juga ini Marvel yang sama, yang dicintainya.

"Gue tau" jawabnya dalam senyum.

Jawaban sederhana itu membuat Marvel yang begitu tegang karena antisipasi penolakan yang mungkin dilakukan Alesya terpana.

"Apa?" Marvel bertanya seperti orang bodoh.

Alesya tersenyum lembut otomatis tangannya bergerak menyentuh dahi Marvel yang berkerut bingung mengelusnya lembut untuk menghilangkan kerut yang ada di sana.

MR. MARVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang