32

23 5 2
                                    

Sebelum ini, meskipun sudah sangat terlambat untuk mengucapkannya.
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA. Pada akhirnya bulan suci Ramadhan tiba lagi. Masih semangat sampai hari ini kan teman-teman?

Dari author, maafkan jika masih banyak kekurangan ini. Jangan lupa jaga kesehatan dan kewarasan supaya di hari raya nanti, bisa dilewati sesuai ekspektasi, bahkan melebihinya. Aamiin ….

Oke! Kita kembali lagi ke kisah Kim Han dan Yisoo. Langsung saja cusss!!

&&&

Song Yun yang gelagapan mencari keberadaan Kim Han ketika ia hanya melihat tempat tidur kosong dan pintu kamar yang terbuka. Kim Han menghilang! Kepanikannya semakin menjadi ketika ia tak menemukan keberadaan laki-laki itu dan jawaban nihil dari para perawat dan siapapun yang ia tanyai.

Hingga akhirnya, seorang resepsionis memberitahunya jika ia melihat seseorang dengan ciri-ciri seperti yang Song Yun maksud.

Kim Han pergi dengan taksi, namun entah ke mana. Hanya itu informasi yang ia dapatkan. Kegilaan seorang Kim Han memang sudah diketahui sejak lama. Tapi, siapa yang akan menyangka jika hal gila yang dilakukannya saat ini adalah menghilang dari rumah sakit!

"Sialan anak itu! Kau mau menyiksaku dengan cara seperti ini?" Ia mengerang kesal. Sekarang, ia harus mencari Kim Han.

"Dia bahkan belum pulih! Dengan keadaannya seperti ini dia masih mau bersikap sok keren? Hah!"

Sekaligus, orang pertama yang ia hubungi adalah Bobby.

"Kau di mana?"

&&&&&

Cklek!

"Oh? Kau sudah pulang, nak?" Pertanyaan yang langsung menyapa Jaehee begitu ia memasuki rumahnya. Tumben sekali ayahnya sudah berada di rumah—padahal ini masih sore. Membuat Jaehee menaruh sedikit kecurigaan terhadap ayahnya. Tak hanya itu, ia merasakan kehadiran orang lain di sini.

Tok! Tok! Tok!

Langkah heels konstan yang kini semakin jelas terdengar, lalu menampakkan seorang wanita dewasa dengan penampilan yang cukup memukau. Namun, reaksi Jaehee terlihat tak terlalu terkejut.

"Anda lagi?" Pertanyaan yang sepertinya cukup biasa selama ini.

Wanita itu tersenyum, "kau selalu memberikan reaksi yang seperti ini," jawabnya lalu melewati Jaehee.

Gadis itu berbalik dan melihat interaksi yang cukup dekat antara ayahnya dengan wanita itu. Anehnya, ia merasakan ada sesuatu yang berbeda dan familiar disaat yang bersamaan. Tapi, itu tidak mungkin, bukan?

"Kenapa aku baru menyadarinya sekarang?" Celetukan Jaehee ini membuat dua insan yang duduk di sofa krem itu berpaling ke arahnya.

"Aku sudah sering melihat Anda bersama Appa, tapi kenapa aku baru menyadarinya sekarang?" Nada bicaranya terdengar penuh keangkuhan. Terlebih, dengan smirk yang membuat wanita itu menaikkan sebelah alisnya.

"Apa yang mau kau katakan, Jaehee?" Kini, ayahnya juga ikut bereaksi.

"Anda berpacaran dengan ayahku, apa Anda juga memiliki anak? Apa dia setuju dengan hubungan kalian?" tanya Jaehee yang membuat suasana seketika berubah tegang. Reaksi dua orang itu yang sama-sama terkejut dengan pertanyaan Jaehee.

"Apa maksudmu Jaehee? Kenapa kau menanyakan hal yang tidak—"

"Appa mau bilang tidak penting? Lalu, apa perasaanku selama ini tidak penting? Appa pikir aku acuh dengan kehadiran wanita ini karena aku setuju? Appa tidak pernah meminta pendapatku dan melakukan semua hal seenak Appa sendiri." Gadis itu tak mengatakan apapun lagi setelah ini karena ia bergegas berbalik menuju kamarnya.

Room(match)Where stories live. Discover now