Bagian 2

57 19 25
                                    






Jimin menghentikan laju motornya tepat di depan gerbang rumah berwarna merah maroon. Ia merasa kesal dengan gadis yang berada dalam boncengannya yang terus saja mengomel. Selain begitu menyebalkan ternyata gadis bernama lengkap Han Keina ini sangatlah cerewet. Terbukti di sepanjang perjalanan ia mengantarkan gadis manis ini pulang, Keina terus saja mengomel perihal Anjing kesayangannya yang mengejarnya sampai pada akhirnya Keina harus memanjat pohon dan berkahir pingsan di atas tubuh Jimin.

"Cepat turun dari motorku." ucap Jimin.

Jimin merasakan sebuah tepukan teramat keras pada punggungnya. Selain menyebalkan dan begitu cerewet gadis yang masih duduk di atas motornya ini ternyata juga begitu kejam.

"Bersabarlah. Aku masih melepaskan helm nya." ucap Keina yang masih berusaha melepaskan helm dari kepalanya.

Helaan napas berat keluar dari belah bibir tebal Jimin. Sedari tadi ia sudah cukup bersabar menghadapi sikap dari gadis yang baru saja ditemuinya ini. Gadis ini begitu merepotkan dirinya.

Keina turun dari atas motor, lalu menyerahkan helm yang ada ditangannya pada Hwang Jimin.

"Kalau bisa kau kurung saja Anjingmu itu. Kalau bisa kau juga ikut di kurung bersama Anjing itu agar kau tidak kurang ajar padaku."

Jimin melebarkan matanya, merasa tak percaya dengan ucapan yang baru saja terlontar dari belah bibir gadis yang berada di depannya ini. Bukannya mendapatkan ucapan terima kasih atas jasa Jimin yang telah mengantarkannya dengan selamat sampai ke rumahnya. Ia malah mendapatkan makian dari Keina.

"Seharusnya kau mengucapkan terima kasih padaku." ucap Jimin yang merasa tidak terima atas makian yang ia dapatkan dari Keina.

Sebelumnya Anjing kesayangannya itu tidak pernah membuat ulah. Apalagi sampai mengejar orang yang tak dikenalnya seperti ini. Chimmy adalah Anjing yang baik dan begitu penurut. Tapi entah kenapa tiba-tiba saja Anjing berwarna hitamnya itu mengejar Keina.

Keina melipat tangannya di dada, "Aku sangat kesal asal kau tahu. Aku sedang patah hati karena mantan kekasihku menikah dengan teman baikku. Dan di saat aku merasa patah hati tiba-tiba saja Anjingmu itu mengejar ku sampai aku harus naik ke atas pohon guna menghindari kejaran dari Anjing besarmu itu." omel Keina pada Jimin.

Jimin terkekeh saat mendengar curhatan dari Keina. Jadi sebelum dikerjar Chimmy gadis ini sempat menghadiri acara pernikahan mantan kekasihnya. Sungguh malang nasib gadis bermarga Han Ini. Ditinggal mantan kekasih menikah dan disaat patah hati terdalamnya malah berakhir di atas pohon karena kejaran Anjing kesayangannya.

"Kau sangat cerewet pantas saja mantan kekasihmu menikah dengan gadis lain."

Ucapan Jimin benar-benar membuat hati Keina panas luar biasa. Pada dasarnya mantan kekasihnya itu tidak setia. Menjalin hubungan dengannya tapi malah menikahi teman baiknya.

"Memang dasarnya saja dia yang tidak setia."

Jimin melihat Perempuan paruh baya yang kini melangkahkan kakinya mendekat. Perempuan itu membuka pagar rumah.

"Astaga. Noona muda kemana saja?" tanya Bibi Kim yang nampak sekali khawatir. Bagaimana tidak, sang Noona muda tidak pulang dari semalam.

"Ceritanya panjang, Bi. Aku semalam menginap di rumah Jimin."

Bibi Kim menatap pada Pria yang kini masih setia berada di atas motornya. Jimin mematri sebuah senyuman pada pekerja di rumah Keina tersebut.

"Dia siapa, Noona? Tampan sekali."

Keina segera manarik tangan Bibi Kim untuk ikut masuk ke dalam rumah bersama dengan dirinya. Meninggalkan Jimin begitu saja. Sungguh kasihan nasib Pria berbibir tebal tersebut. Bukannya mendapatkan ucapan terima kasih karena telah mengantarkan Keina sampai dengan selamat di rumahnya. Tapi malah mendapatkan makian dari gadis manis tersebut. Jimin tidak memungkiri jika saja gadis itu sangatlah manis. Hanya saja, perilakunya sedikit sadis.

Gadis manis tapi sadis.

























🌲🌲🌲🌲





Setibanya di rumah, Keina langsung meminta pada Bibi Kim untuk membantunya mengumpulkan barang-barang yang berhubungan dengan masa lalunya dengan Lee Yoon Gi. Ia akan membakar semua barang itu sampai habis tak tersisa. Ia tidak ingin lagi mengingat semua hal hal yang berhubungan dengan sang mantan kekasih. Meskipun kerapkali rasa sakit masih saja menyambangi hatinya karena Yoon Gi yang meninggalkannya begitu saja dan lebih memilih menikah dengan teman baiknya. Ingin rasanya ia membenturkan kepalanya saja ke dinding agar dapat menghilangkan ingatan paling menyakitkan tersebut dari dalam pikirannya.

"Noona. Apa tidak sayang jika barang-barang sebagus ini harus dibakar?" tanya Bibi Kim sembari menatap beberapa barang yang sudah berada di dalam kardus. Banyak sekali baju bagus yang ada di dalam kardus tersebut. Belum lagi beberapa tas yang sudah dipastikan harganya tidaklah murah.

"Tidak, Bi. Lagipula aku tidak mau menyimpan apapun darinya." ucap Keina.

Keina beralih membuka laci. Ia mengambil album foto berisikan banyak foto dirinya dengan Yoon Gi. Sungguh banyak sekali kenangan dirinya dan sang mantan kekasih. Ia sampai merasa kuwalahan mencari barang pemberian dari mantan kekasihnya tersebut. Karena memang saat masih menjalin hubungan Yoon Gi sangat suka membelikannya baju, tas dan juga sepatu. Pria itu sangat loyal padanya. Meskipun begitu tetap saja ia begitu membenci Pria berkulit pucat itu lantaran pengkhianatan yang telah diberikan oleh Yoon Gi padanya. Bahkan rasa sakit itu masih kerapkali hadir menyambangi hatinya. Sekeras apapun ia berusaha menghapus semuanya, tetap saja ingatan akan masa lalu saat keduanya masih bersama masih seringkali terlintas di dalam pikirannya.

Tanpa sadar air mata Keina menetes. Sepertinya ia belum bisa menerima kenyataan pahit jika saja ia Yoon Gi kini telah menjadi suami dari teman baiknya.

"Bi, apa selama ini aku terlalu jahat?" tanya Keina.

"Astaga. Kenapa Noona muda menangis lagi." ucap Bibi Kim sembari melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah sang Noona muda. Tangannya terulur untuk menghapus air mata yang ada pada kedua pipi gadis manis tersebut.

"Kenapa Yoon Gi lebih memilih Bae Ri?" tanya Keina.

Tentu saja Bibi Kim tidak tahu kenapa mantan kekasih dari majikannya ini lebih memilih Bae Ri untuk dijadikan istri. Seharusnya Nyonya mudanya ini menanyakan hal itu pada mantan kekasihnya, bukan padanya yang jelas tidak tahu apa-apa perihal masalah putusnya hubungan keduanya.

"Sudahlah, Noona. Nanti pasti akan ada Pria yang lebih baik darinya." ucap Bibi Kim mencoba menenangkan Keina agar tidak menangis seperti anak kecil begini. Karena pemandangan seperti ini sangat jarang ia lihat. Sebab biasanya Keina lebih sering marah-marah dan memaki orang.

Setelah dipikir-pikir akhirnya Bibi Kim dapat menemukan sebuah jawaban atas putusnya hubungan kedua sang majikan dengan Pria berkulit pucat tersebut. Jika dipikir lagi, Nyonya mudanya ini sangatlah galak dan suka sekali memaki orang. Sedangkan Bae Ri adalah gadis yang sangat lemah lembut dan begitu sopan. Bibi Kim tahu sendiri bagaimana rupa dan sikap asli seorang Kim Bae Ri. Pasalnya gadis bertubuh mungil dan berkulit putih tersebut seringkali datang kesini. Gadis itu sangat lemah lembut dan tutur katanya begitu sopan. Berbeda sekali dengan sang majikan yang begitu galak dan suka sekali memaki orang.

"Tapi aku sangat kesal dengannya, Bi. Aku ingin sekali mencakar muka pucat nya itu."

"Noona. Kau tidak boleh seperti itu. Dia sudah bahagia dengan Noona Bae Ri."

Tangis Keina semakin kencang. Wajahnya kini kembali basah dengan air mata.

"Aku hiks juga ingin sekali mencakar wajah Bae Ri."

Bibi Kim merasa iba melihat Noona mudanya menangis seperti sekarang ini. Lantas ia segera menarik Keina untuk direngkuhnya.

Unexpected Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang