12. friend childhood

Beginne am Anfang
                                    

"Capek gue liat lo Den, heran gue, duluan" Carina dengan sengaja memeluk tubuh Rega dengan erat dan menyandarkan kepalanya pada bahu lebarnya.

"Den..., Sorry gue gak maksud buat"

"Iya, gak apa-apa, yuk gue anterin"

Carina tiba di rumahnya dan melihat Daniel tengah bersama Melva.

"Masuk, malu diliatin orang"

"Gue gak lo suruh masuk Rin?"

"Hilih, yaudah ayo"

Baru hendak masuk Vaden datang dengan Aluna, Aluna menggenggam erat lengan kekasihnya.

"Lo tuh maunya apa sih?"

"Dengerin aku dulu, Lun lepas" Vaden maju dan menatap marah kepada Carina.

"APA? LO MAU BILANG APA? LO PIKIR GUE GAK ENGAP NUNGGU LO DOANG DI MOBIL SEJAM? SUSAH YA NYARI APA YANG GUE MAU?!"

Satu tamparan mendarat di pipi Carina, panas, pipi gadis itu terasa panas.

"C-carina, a-aku gak maksud buat"

"Batalin semuanya" Carina melepaskan cincin lamaran itu dan memberikannya kepada Vaden.

Galaxy yang baru pulang menatap heran, pandangannya tertuju pada bekas telapak tangan seseorang dipipi anaknya.

"Carina, pipi kamu kenapa?" Bukannya menjawab gadis itu langsung pergi menuju kamarnya

"Kalian pulang saja, kamu juga pulang" ucap Galaxy kepada Vaden.

"Oh iya, om saya kesini ada perlu sama Carina" sengaja, laki-laki itu sengaja memanasi Vaden.

"Owh, yasudah, kalian berdua bisa pulang"

Vaden mengangguk dan pergi.

Seminggu sudah Carina tak menghubunginya, jika berpapasan Carina segera berlari menjauh, seluruh warga sekolah dibuat bingung akibat ulah dua sejoli itu.

"Apa, ini gara-gara gue ya Den?"

"Gak lah"

"HEH JABLAY!" Melva datang dan menyiram rambut Aluna dengan es teh manis, membuat Vaden bangkit dan menatap Melva.

"LO MAU MARAH? LO TUH SALAH ANJING, LO MASIH BISA YA BERDUAAN BEGINI SAMA NIH JABLAY?!" Syifa datang dan menampar pipi Aluna, Rena berlari dan menendang perut gadis itu.

"Bangun lo anjing" Carina yang melihat dari jauh segera berlari menghampiri kerumunan itu.

"Ck, apaan sih?! Udah lah, gak penting banget sih lo pada ngurus nih lonte" Daniel datang dan menatap Carina. Laki-laki itu mengusap keringat di dahinya.

"Gak usah lari-lari bocah"

"Ikut gue" Vaden menarik tangan Carina, namun dengan cepat Carina menghempasnya.

"Lepasin gue brengsek, lo emang dari awal cuma mau main-main sama gue"

Daniel merangkul Carina, dan menyeret Syifa, Rena, dan Melva.

'cih, itu cewe yang caper sama Vaden kan ya?'

'iya, ewhhh, disgusting, gak sadar diri banget udah tau punya orang masih aja dipepet'

'namanya juga gak punya kaca woy, kuy bubar'

Sakit memang, tapi itu semua sepadan dengan Aluna yang bisa menarik Vaden dari kehidupan Carina.

Hari-hari Vaden lalui seperti biasa, terkadang ia merasa cemburu jika Carina bercanda dengan Daniel atau laki-laki lain, tapi ia teringat kejadian ia membiarkan Carina sendiri di mobil dengan keadaan mesin mati.

Perfect coupleWo Geschichten leben. Entdecke jetzt