[Only-Fake?] -6.

963 132 10
                                    

Call me Mpiw!
Aku lupa kalo book ini belum tuntas hehe🙏🏻








Lalisa telah menyelesaikan kelasnya hari ini, ia bernafas lega, entah kenapa usai hubungannya dengan Taeyong berakhir ia merasa tak memiliki beban lagi. Dan karena hari ini masih terlalu siang untuk pulang ke apartemen maka Lalisa putuskan untuk berkunjung ke kantor Jungkook.

Lalisa memilih untuk tak mengabari kekasihnya, dan ia pun menggunakan taksi menuju perusahaan besar itu.

Sekitar 15 menit dari kampusnya, kini lalisa sudah sampai di perusahaan kekasihnya. Seperti biasa Lalisa akan menyapa karyawan karyawan yang berlalu lalang di sana. Dan para karyawan pun membalas sapaan riang dari kekasih atasan mereka.

Lalisa keluar dari lift, ia sudah berada di lantai dimana ruangan kekasihnya berada. Tapi, keningnya mengerinyit ketika ia tak menemukan keberadaan sekertaris Ahn yang biasanya selalu duduk di tempatnya.

"Apa mereka sedang melakukan pertemuan dengan klien?" Gumam Lalisa. Maka dari itu lalisa memilih untuk segera masuk ke ruangan Jungkook tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu karena ia kira ruangan itu kosong tapi ternyata di dalam sana sudah ada Jungkook dan Mingyu yang tengah berbincang.

"Kau mencintainya?"

Lalisa menahan dirinya agar tak membuka pintu ruangan milik kekasihnya, obrolan didalam sana sepertinya tengah serius dan ia memilih untuk menyimaknya dari balik pintu yang sedikit terbuka itu.

"Tentu tidak bodoh! Mana mungkin aku jatuh cinta pada gadis bodoh yang aku bodohi dengan embel embel cinta." Ujar Jungkook dengan cepat.

"Lagipula kau pun tau bukan jika aku hanya ingin mempermainkan gadis itu, setelah itu aku akan menghancurkannya seperti ayahnya yang dulu menghancurkan ayahku." Ucap Jungkook diiringi dengan kekehan.

Mingyu ikut terkekeh, "Kau memang-"

BRAK

Mingyu dan Jungkook kompak berdiri, dan menatap terkejut dengan kehadiran lalisa di sana.

"Ternyata...semua ini kepalsuan? Sialan kau jeon Jungkook!"

Mata tajam dengan deraian air mata itu menatap lekat pada manik Jungkook.

Jungkook serta Mingyu yang masih terkejut lantas tersadar dengan kehadiran lalisa.

"Sayang kau---"

"TUTUP MULUTMU BRENGSEK! KAU LEBIH MENJIJIKAN DARI BAYANGANKU! HARUSNYA AKU BISA MEMBEDAKAN YANG TULUS DENGAN YANG PALSU!"

Dengan perasaan kesal, kecewa, marah, sakit hati, serta benci yang menjadi satu, lalisa menunjuk Jungkook.

"Kau pria terburuk yang pernah aku kenal! Seharusnya dulu aku tetap bersama taeyong meskipun tak ada cinta di antara kami, tapi cinta bisa datang kapan saja di antara aku dan taeyong. Dan aku sangat menyesal meninggalkan pria baik seperti dirinya hanya demi pria pendendam seperti dirimu!" Usai mengatakan itu, lalisa berlari meninggalkan ruangan Jungkook.

"Sayang tunggu!--"

Jungkook hendak mengejar lalisa tapi langkahnya terhenti ketika Mingyu menahannya.

"Bukannya kau tak mencintainya?kenapa harus di kejar? kau sudah berhasil menghancurkan nya." Ujar Mingyu dengan salah satu alis yang ia angkat.

Benar, harusnya Jungkook senang, harusnya Jungkook bangga karena dendamnya terbalaskan, ia berhasil menghancurkan salah satu keluarga Choi. Ia berhasil menghancurkan hati putri tunggal pemilik perusahaan Choi Company, musuh dari perusahaanya.

Tapi justru sebaliknya, Jungkook malah merasa bersalah, hatinya berdenyut nyeri ketika melihat tatapan kecewa gadis itu.
Jungkook menatap nanar kepergian Lalisa, entahlah perasaanya malah sulit dimengerti saat ini.

"Ada apa dengan tatapan mu?kau menyesal? Kau menyesal membuatnya hancur?jangan bilang kau mencintai gadis sialan itu?" Mingyu menghujami Jungkook dengan pertanyaan yang membuat amarah Jungkook terpancing.

Jungkook lantas menarik kerah kemeja Mingyu dengan kasar dan menatap Mingyu dengan tajam.

"Siapa yang kau Katai sialan itu huh?!" Nafas Jungkook terengah, ia begitu marah saat ini.

"SIAPA?" Teriak Jungkook.

Mingyu menepis kasar kedua tangan Jungkook, ia tersenyum miring. "Kau membelanya eoh?"

"Kau mencintainya?...ya, kau memang mencintai putri dari orang yang telah menghancurkan ayahmu itu."  Ucap Mingyu, setelahnya ia memilih keluar dari ruangan Jungkook meninggalkan Jungkook yang kini terlihat kesetanan.

"Brengsek, ada apa dengan dirimu Jeon Jungkook!" Jungkook menjambak rambutnya frustasi.

"ARRGGHHHH!" teriaknya kesetanan.

Setelahnya ia membanting barang barang yang ada di atas meja kerjanya.

BRAK

PRANG

PYARR

🧡🖤🧡🖤

"Hiks...hiks...hiks..."

Lalisa memukul dadanya yang terasa sesak. Ia tak pernah membayangkan jika semua ini akan terjadi padanya.

Jungkooknya---ah tidak, pria brengsek itu, ia kira pria brengsek itu benar benar tulus mencintai dirinya tapi apa?setelah hubungannya dengan Taeyong berakhir justru ia malah mendapatkan kenyataan pahit. Apakah ini karma karena dirinya telah mengkhianati Taeyong, tapi kenapa harus semenyesakan ini?

Ia begitu mencintai Jungkook, tapi pria itu begitu tega, mengencani dirinya hanya demi dendam yang sama sekali tak lalisa ketahui, ia tak pernah tahu jika Ayahnya memiliki konflik dengan ayah Jungkook. Dan lagi hubungannya dengan Jungkook belum sampai ke telinga orang tuanya, karena hubungannya baru terjalin beberapa bulan saja, ia belum sempat memperkenalkan Jungkook pada kedua orang tuanya atau bahkan sekarang tak akan pernah.

Lalisa menatap jalanan didepannya yang kini berangsur ramai. Ia saat ini tengah duduk di halte bus, entahlah ia akan kemana saat ini, pulang kerumahnya dengan keadaan kacau seperti ini rasanya tak mungkin, yang ada kedua orang tuanya akan khawatir.

Kembali ke apartemen Jungkook pun tak mungkin, lagi pula ia tak Sudi jika harus bertemu dengan pria itu, untuk barang barang nya yang tertinggal di sana pun lalisa akan menyuruh orang untuk membawanya.

"Hah, cukup lalisa kau tak perlu menangisi pria macam itu, lebih baik kau mencari hotel untuk malam ini." Ujar Lalisa pada dirinya sendiri, tak lupa sisa air mata yang ia hapus.















































Duh hari Senin sidang PKL,
OTOKEEE
07-05-2022.

Only, Fake?[LK]✓Where stories live. Discover now