Indy mengacungkan jempolnya, lalu fokus kembali ke lapangan di mana motor Kenan berada di barisan paling depan.

"KENAN LO PASTI MENANG!!" Deri berteriak kencang menyemangati, tetapi malah mendapatkan sesuatu.

TAK

"Aduh! Apaan sih lo, biawak!" pekik Deri kesal ketika Yadi menjitak kepalanya tiba-tiba.

"Lo kalau teriak gak usah di kuping gue juga kali, berisik tolol!" sarkas Yadi.

"Lo nya aja deket-deket gue, terima akibatnya lah," jawab Deri tidak mau tersalahkan.

"Kalau bukan cowok gue kenyot lo." Yadi menatap lurus ke arah motor Kenan yang sedikit lagi mau finish.

Deri menatap tajam Yadi, tangannya terulur untuk menjambak rambut lelaki itu. "Setan lo, amit-amit."

"YES MENANG! WUHUUUUU KENAN MENANG ANJING!" pekik Alzio senang.

Deri dan Yadi yang tadinya tidak fokus kini kembali fokus melihat lapangan yang sudah kosong. Deri menoleh, ingin melihat Alzio, tapi ternyata Alzio sudah tidak ada di tempatnya.

"Ke lapangan ga ngajak-ngajak!" dengus Yadi dan Deri.

Kenan menjabat tangan kepada seseorang lalu mengangguk, ternyata orang itu tidak lain dan tidak bukan yang membuat acara balapan.

"Bagus lo, Nan! Gue salut sama kemampuan lo yang sampai sekarang gak ada ubahnya."

"Lo juga, Bro, gak ada tandingannya." Kenan membenarkan.

"Widihhh, menang nih, ntar makan-makan wih asik banget!" Alzio berseru senang.

"Selamat ya." Luna menjulurkan tangannya dibalas oleh Kenan dengan senang hati.

"Makasih, Luna."

"Ini buat lo." Luna menyodorkan bucket bunga yang sangat indah dipandang. Kenan menerimanya, senyumannya merekah lebar.

"Makasih banyak, Luna. Lo yang terbaik."

Luna melirik Indy dengan wajah yang menampilkan kemenangan dan kepuasan, lalu kembali menatap Kenan. "Gue pasti akan selalu jadi yang terbaik buat lo."

Alzio melenggangkan kedua tangannya di tengah-tengah Kenan dan Luna berdiri, memandang Luna tidak suka. "Udah basa-basinya, mending lo pulang takut dicariin emak lo, katanya tadi gak bisa nyalain kompor."

Alih-alih tertawa, Luna malah menggerutu lalu mendorong bahu Alzio pelan. "Apaan sih lo ganggu aja, ah!"

Indy yang sedari tadi hanya diam kini melangkah mendekat pada Kenan. "Selamat ya, Nan."

"Udah yuk pergi, nanti kalo lama-lama di sini, Kenan bisa aja ilfeel sama lo." Indy memberi saran, Luna berpikir lalu mengangguk setuju.

"Yaudah, gue sama Indy balik dulu ya, Nan."

"Iya, hati-hati di jalan," saran Kenan, Luna dan Indy mengangguk dan mereka berdua pergi ketika sudah berpamitan kepada semua orang.

🌺🌺🌺

Alzio melirik salah satu toko, ketika matanya mendapati baju gaun berwarna merah maroon yang mampu membuat dirinya terpana sesaat. Tanpa ia duga kakinya melangkah menghampiri toko.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 25, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Teman Sehati [ON GOING]Where stories live. Discover now