SATU

2.4K 303 57
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- SATU -

Wanita muda dengan rambut berantakan menahan napas terengahnya, menutup mulut dengan satu tangan sedangkan tangan yang lain berada di lutut. Peluh memenuhi dahi, membuat poni di bagian depan ikut basah. Matanya mengedar ke sekitar, masih dengan ekspresi takut serta kelelahan.

"Di sana! Dia di sana!"

Suara laki-laki dari arah kiri membuat dia terkesiap, mau tidak mau dia membawa kakinya bergerak― kembali berlari, menyusuri jalan kecil nan asing itu dengan harapan tidak tertangkap.

"Bae Suzy! Berhenti!"

Pria di belakang berteriak bodoh, bagaimana mungkin kalimat perintah itu akan dikabulkan. Wanita yang ia teriaki malah semakin mempercepat larinya, menerobos gelapnya malam kota Busan. Memasuki satu gang ke gang yang lain, berharap bisa menemukan tempat bersembunyi.

Rasanya seperti mau mati― wanita itu terengah-engah, dia lelah dan haus namun masih harus terus berlari.

"Agh!" Pekikan tertahannya keluar, ketika tidak sengaja menendang batu yang berada di jalan sempit itu. "Sial! Sial!" dia memaki dirinya sendiri, masih terus memaksa tungkai membawanya jauh dari sana.

"Kita akan mati jika tidak membawanya pulang malam ini!"

"Cari dia sampai dapat!"

"Berengsek tidak berguna, mencari satu wanita saja tidak bisa!"

Sayup-sayup dia mendengar suara-suara itu menggema di tengah-tengah gedung perumahan yang kumuh. Bae Suzy ―wanita yang sedari tadi terus berlari― akhirnya menjatuhkan dirinya di aspal. Menyandarkan punggung pada dinding batu berlumut. Sekitarnya adalah pemukiman warga yang tertinggalkan, tidak ada tanda kehidupan. Tidak ada satupun lampu yang menyala.

"Hhh... Hhhh... apakah sudah berakhir... hhhh." Kepalanya mendongak menatap langit. Bolehkah dia mengharap turun hujan? Dengan demikian dia bisa sedikit membasahi tenggorokan. "Sialan! Aku sangat haus."

-oOo-

Ruang bawah tanah yang pengap itu ricuh, suara teriakan bersahutan satu sama lain. Orang-orang yang kebanyakan adalah pria itu seperti menggila, memandang antusias ke arah tengah ruangan yang terdapat ring tinggi.

Di dalam ring, dua orang pria berbadan kekar sedang bertarung.

"Akankah pertarungan malam ini seperti yang diharapkan? Siapakah yang akan menjadi pemenangnya?"

Suara seorang pria keluar dari speaker yang bergantung di setiap sudut ruang bawah tanah tersebut, membuat suara-suara semakin ricuh.

"YA! Pukul dia!"

"Sial! Brengsek! Bunuh saja pria itu!"

Umpatan demi umpatan keluar ketika dua pria di atas ring saling adu jotos, kedua pria yang berada di dalam ring itu bertarung tanpa menggunakan pelindung kepala sama sekali. Mereka hanya menggunakan celana pendek dan kedua tangan yang terlilit kain putih; yang kini sudah berubah merah karena darah.

"Pertandingan jalanan spektakuler bulan ini! Siapakah pemenangnya?"

"TIGER!!!!"

"L!!!!!"

Teriakan para lelaki di sana membuat ruang bawah tanah itu seakan bergoyang, bersamaan dengan itu, salah satu pria di ring melayangkan tendangan ke arah lawan, lalu dalam persekian detik tinjunya ikut melayang dan mengenai tempat yang ia inginkan.

Be My Bad Boy [END]Where stories live. Discover now