01. Jepit Hitam Naura

738 24 2
                                    

hello!

semoga kalian suka yaaa! jangan lupa untuk vote and comment sebelum ataupun sesudah membaca!

selamat membaca!

selamat membaca!

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

•••

Seorang gadis mungil nan cantik turun dari sebuah mobil BMW Z4 yang berhenti tepat didepan gerbang SMA Kencana. Senyum terpatri di wajahnya yang nyaris sempurna. Tak lupa, sebuah jepit rambut berwarna hitam yang menempel di sisi kiri rambutnya.

"Naura masuk ya, Ayah!" Seru Naura kecil.

Dinaura Fedhiana Utomo. Gadis berusia 17 tahun itu memiliki wajah yang sangat cantik. Semuanya nyaris sempurna. Tatapannya yang selalu sendu dan caranya berbicara lembut mampu menghipnotis semua orang disekitarnya.

Gadis yang selalu dipanggil Naura, gadis yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Gadis berprestasi yang selalu membawa nama baik sekolah dan keluarga.

"Iya, sayang! Belajar yang rajin, ya!" Balas sang Ayah. Jordan Utomo. Pengusaha sukses di Indonesia. Tak sedikit orang yang mengenal Jordan. Hampir seluruh warga Negara Indonesia tahu siapa Jordan. Pemilik perusahaan Jor'd Company.

"Ayah pergi, see you, princess!"

Naura melambaikan tangannya ketika mobil BMW yang dibawa sang Ayah melaju membelah keramaian kota. Naura menerbitkan senyum kecilnya, kemudian melangkahkan kakinya masuk ke area sekolah.

Naura terus berjalan melewati siswa-siswi yang berlalu lalang di koridor. Kepalanya menunduk, menatap kakinya yang terus melangkah dengan seulas senyum tipisnya.

Bruk!

Naura tersentak kaget, ketika dahinya menabrak sesuatu yang keras. Ia meringis kecil, mengelus kasar dahinya.

"Masih pagi, udah sial aja, sih!" Dumel Naura. Bibirnya mengerucut lucu. Naura belum tahu, jika yang ia tabrak adalah dada bidang milik Rangga.

"Kalo jalan jangan nunduk, untung aja nabrak gue. Bukan nabrak tiang!" Tegur Rangga.

Naura melotot kecil, kepalanya mendongak menatap seseorang didepannya. "Hah? Jadi yang gue tabrak itu Rangga?!" Batin Naura.

Naura menyengir. "Hehe, sorry ya, Ga." Ujar Naura. "Gue duluan, ya!"

Naura berlari kecil meninggalkan Rangga yang tengah mengangguk pelan. Rangga tersenyum kecil mengingat wajah Naura yang melotot tadi, itu sangat menggemaskan dimata Rangga.

Mata Rangga membulat sempurna, secepat mungkin ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Rangga menghela nafasnya pelan, kemudian hendak melangkahkan kakinya. Namun ia urungkan, sebab dirinya merasakan sesuatu yang ditendang kecil oleh kakinya tadi.

Rangga menunduk, ia menyerit bingung. "Pita?" Gumamnya.

Ia mengambil pita berwarna hitam tersebut dan memperhatikannya. Seperti pernah melihatnya, Rangga sesekali memejamkan matanya mencoba mengingat siapa pemilik pita hitam itu.

RANGGA [SCUTTIVO]Onde histórias criam vida. Descubra agora