Semburat mentari pagi masuk melewati fitrase gorden krem pucat, menghangatkan kasur tempat Kiki masih tertidur manis.
Bimo sudah bangun sejak tadi, membereskan kamar yang berantakan akibat aktivitas mereka semalam dan kini mempersiapkan sarapan untuk 'tamu' kecilnya.
Semerbak aroma telur goreng membuat remaja kurus berbadan dua itu berangsur sadar dari lelapnya. Kiki memaksa kedua kelopak mata yang berat dan pedih untuk terbuka, kemudian perlahan meregangkan tangan dan kakinya yang lemas dan kaku. Rasa nyeri yang cukup tajam dari selatan badannya segera mengingatkan bocah itu akan hasil kerjanya tadi malam. Kiki segera melongok ke bawah selimut, menyentuh area kemaluan dan bawah perutnya - tidak ada bercak darah. Aneh, padahal semalam Bimo benar-benar menggagahinya dengan kasar.
Remaja berusia 13 tahun itu menghela nafas panjang. Diam-diam Kiki berharap kandungannya gugur saat digagahi Bimo. Dengan begitu ia tidak harus melanjutkan kehamilan menyebalkan itu, bahkan mungkin bisa 'cuti' selama masa pemulihan.
'Mungkin obat penguat kandungan dari Budin benar manjur', batin Kiki sebal.
Setelah sarapan dan mandi, seperti biasa Bimo menyuruh Kiki bersiap-siap; pria besar itu selalu mengajak Kiki jalan-jalan ke pusat perbelanjaan besar di tengah kota. Dengan patuh, bumil mungil itu mengeluarkan satu set pakaian dari ransel pink nya. Kiki tahu kalau Bimo menyukai image remaja polos ala lolita Jepang yang manis dan lugu, sehingga ia tak pernah lupa membawa 'kostum' yang sesuai setiap kali bertamu ke apartemen kliennya ini.
Penampilan Kiki yang biasanya berbalut pakaian simple dan gombrong berubah 180 derajat setelah mengenakan kostumnya hari ini - celana pendek coklat mini dengan tali suspender dan atasan crop top krem lengan panjang. Rambut panjang sang gadis dibelah dua dan dikuncir rendah, menampilkan gambaran gadis kecil polos dan manis yang didambakan Bimo.
Bimo tersenyum puas melihat penampilan remaja sewaannya itu. Kedua matanya yang dikelilingi garis kerutan memindai badan pendek sang bumil cilik dari ujung rambut hingga ujung jempol kaki, dengan fokus utama pada area bawah pinggangnya yang sedikit mancung.Dengan susah payah lelaki berusia kepala 4 itu menahan birahinya yang kembali naik.
"Berangkat yuk, cantik. Hari ini Om ajak makan ke tempat bagus." ujar Bimo dengan ceria. Penampilan Kiki siang ini sangat cocok dengan seleranya, membuat wirausaha itu bersemangat 'memamerkan' jalang kecilnya ke tempat umum.
*****
Bimo membawa Kiki berkeliling department store, menghadiahinya dengan beragam aksesoris dan pernak-pernik feminin yang sesuai dengan selera sang klien.
"Ini cocok untuk kamu nih, Ki. Suka, ga?" tanya Bimo, menunjuk sepasang pita rambut merah berhiaskan ornamen bulu-bulu lembut.
Yang ditanya hanya mengangguk pelan tanpa rasa tertarik sedikit pun.
"Lucu, Om." komentar Kiki singkat, didampingi sunggingan senyum kecil.
Pilihan Bimo sangat berbeda dari selera pribadi Kiki, sehingga semua hadiah dari pria tersebut tidak pernah ia pakai kecuali saat menyambangi Bimo.
ČTEŠ
Preggo hunter
BeletrieMature 21+ Graphic description of birth and female reproductive system. Panggil dia Bu Dina. Mantan perawat bidan yang kini beralih jadi perawat privat bayaran, spesialis perawatan ibu hamil dan melahirkan. Sekilas nampak seperti perawat keibuan lai...