"Aku tidak menangis, Mama." Richelle mengerjapkan mata untuk menghalau kristal bening yang bisa saja jatuh merusak riasan wajahnya.
"Kau bahagia, sayang?"
"Tentu..." Lagi, dengan suaranya yang serak nyaris berbisik. "Ku pikir, Alaric hanya akan singgah di hidupku. Hanya menetap dalam skenario yang ku ciptakan sendiri. Tapi Tuhan begitu baik karena menyiapkan skenario-Nya antara aku dan Alaric. Mama, aku bahagia sekali. Ku harap kebahagiaan ini akan seterusnya begini." Richelle tersenyum haru dalam pancaran kebahagiaan yang terlihat jelas berpendar nyata di maniknya yang jernih.
"Mama selalu mendoakan untuk kebahagiaan mu, sayang. Nikmatilah semua proses, baik sebelum maupun setelah kalian menikah. Kunci utama dalam hubungan adalah kesetiaan, kejujuran dan rasa percaya satu sama lain. Kalian harus memegang tiga prinsip itu, hm?"
"Ya, Mama. Aku juga akan berusaha bersikap dewasa dan bijak dalam mengambil keputusan agar tidak ada keretakan dalam pernikahan kami."
"Tentu, Nak. Selamat, ya... Harapan mu telah Tuhan wujudkan maka jangan melupakan-Nya dan berdoalah untuk hal-hal baik pada keluarga baru mu."
"Mama...." Richelle segera saja memeluk Stephanie.
"Jangan terlalu erat, aku tidak mau gaun hasil rancangan ku tergores sedikit saja." Stephanie terkekeh halus.
"Bagaimana dengan reaksi mereka dengan gaun ini, Mama?"
"Erg..." Stephanie mundur selangkah. Menopang dagu dan sedikit menyipit mata untuk memerhatikan gaun putihnya itu.
Stephanie sangat hati-hati sekali dalam merancang wedding dress yang memiliki simpul rumit dalam menambahkan Payet di sekitar bagian ekor gaun itu.
Gaunnya memang sangat terbuka dan tentunya seksi. Tapi itu lah yang menjadi ide utamanya. Anggaplah ini sebagai pemberontakan karena David tidak pernah mengizinkan dia berpakaian seksi jika bukan di dalam kamar. Tidak memperbolehkan Richelle dalam menggunakan pakaian ala Angel VS di atas catwalk.
"Papa mu pasti akan mencerca ku dengan berbagai pertanyaan dan sanggahan sebagaimana tidak menyukainya hasil rancangan ku ini."
"Aku juga mengira Alaric pasti tidak rela dengan aku berpenampilan seperti ini."
Keduanya lantas tertawa geli membayangkan bagaimana reaksi lelaki mereka.
"Tapi, kau suka, kan? Tidak merasa risih dengan dress ini?"
"Of course, Mama! Ini sangat indah sekali di tubuhku. Aku sangat percaya diri terlebih memiliki ukuran payudara yang sempurna." Jawabnya. Lalu kembali bercermin.
Selain memiliki model punggung terbuka, bagian depan pun tak kalah terbukanya. Potongan dada yang rendah, juga bahan yang dipilih dibiarkan transparan hanya Payet rumit membetuk salur yang melingkar untuk hanya menutupi areolanya saja dan menutupi sebagian pinggang. Pun sebagian area perut masih dapat terlihat.
YOU ARE READING
𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓
Romance#Book-2# BIJAKLAH DALAM MEMBACA! 18++ . . . 𝑹𝒊𝒄𝒉𝒆𝒍𝒍𝒆 𝑪𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒄𝒊𝒂 𝑬𝒅𝒎𝒐𝒏𝒅 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒊𝒎𝒑𝒖𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒆𝒅𝒂𝒓 𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑱𝒂𝒚 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂. 𝑨𝒍𝒂𝒓�...
Chapter 57
Start from the beginning