Chapter 47

8.9K 444 13
                                    

Playlist : The Vamps - Wild Heart

Playlist : The Vamps - Wild Heart

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


🌷🌷🌷

Dew diteror mulu buat cepet up! 😆😆
Terhitung sudah seminggu lebih yaa?

Btw, udah berapa judul wattpad yang kalian baca? Koment ya, biar aku juga ikut baca wp rekomendasi dari kalian 😘

🌷🌷🌷

~Happy Reading~


Dalam kesibukannya, Richelle mengumpat seorang diri. Bagaimana tidak? Selama liburannya kemarin ia melupakan tugas kuliah alhasil sekarang dia kewalahan karena harus mengirimkan tiga makalah dari mata kuliah yang berbeda, juga membuat sebuah artikel sejarah ilmu administrasi negara di beberapa dunia dan 60% harus menggunakan bahasa sendiri bukan sekedar menyalin dari beberapa sumber.


Richelle terbangun di jam tiga dini hari karena merasa tenggorokannya kering butuh mineral. Lantas setelah dahaga itu hilang, otaknya yang masih segar pun berdering dengan kata kuliah yang menjadi satu ingatan kuat di dalamnya.

Dan benar saja. Ada sekitar ratusan obrolan di group yang belum ia baca. Entah apa saja yang mereka bicarakan dan Richelle tidak berminat harus membaca dari awal.

Richelle mengirim pesan pribadi pada salah satu teman kelasnya yang juga berperan sebagai ketua, dan dari situ lah Richelle frustasi sendiri karena banyak sekali yang perlu dikerjakan termasuk kuis susulan siang ini.

Detik waktu terus berjalan. Pagi pun tiba dan Richelle sama sekali belum keluar dari kukungan kursi di meja kerjanya.

Hingga suara bel apartemen terdengar sekali dua kali yang ia hiraukan sebentar karena jari jemari masih sibuk dia atas keyboard MacBook-nya.

Sedangkan si pelaku di balik pintu itu justru mulai cemas karena belum juga mendapat respon darinya. Alhasil kembali suara bel terdengar tak sabaran.

"BERISIK!!!" Teriaknya karena kesal.

Begitu pintu dibukakan oleh pemiliknya, raut cemas yang begitu kentara dari sang pria terganti dengan kelegaan bahwa gadisnya baik-baik saja.

"Kenapa lama sekali? Kau membuatku cemas, sayang." Katanya tanpa mengurangi intonasi yang mendayu lembut dibalik suaranya yang berat.

"Aku sedang sibuk. Mana sarapan ku?"

Alaric pun menyerahkan goodie bag yang isinya adalah kotak makan. Richelle memang memintanya untuk membawakan sarapan dari masakan Skyla. Tentu saja wanita paruh baya yang sudah menganggap Richelle seperti putrinya sendiri itu dengan senang hati menyiapkan sarapan.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Where stories live. Discover now