"Sebenarnya kau ini kenapa, Jungkook?" Jaehyun bertanya untuk kesekian kalinya yang tetap saja hanya dibalas dengan gelengan kepala. Eunwoo menyeruput minumannya sedikit sambil memperhatikan ekspresi wajah Jungkook.

     "Sepertinya aku tahu Jungkook kenapa."

     Semua, kecuali Jungkook menatap Eunwoo penasaran. "Kenapa?"

     "Jungkook sedang jatuh cinta." Eunwoo tersenyum. Sedangkan yang lainnya melongo mendengarnya.

     "Jungkook jatuh cinta?" Jaehyun bertanya sangsi. Dia lantas saling berpandangan dengan Yugyeom. Mereka berlima sudah bersahabat dari semenjak sekolah menengah pertama, dan semuanya tentu tahu kalau selama ini Jungkook tak pernah tertarik dengan urusan cinta-cintaan. Hidupnya hanya dipenuhi susu pisang, iron man dan kue-kue enak buatan bakery Seokjin.

     "Kau mengigau atau apa, Cha Eunwoo?" Mingyu menempelkan punggung tangannya di dahi Eunwoo yang masih setia tersenyum. Yakin kalau tebakannya benar.

     Obrolan terhenti dengan sendirinya. Semua fokus dengan makan siang masing-masing di tengah bisingnya suasana kantin. Mereka berlima memang suka mengobrol sampai ribut, tapi jika sudah berhadapan dengan makanan mereka akan otomatis diam. Apalagi kalau dalam kondisi lapar.

     "Hai, guys!"

     Seorang pemuda bertubuh kecil menghampiri meja 5 sekawan itu saat makanan mereka sudah hampir habis.

     "Hai, Jimin hyung!" Eunwoo menyapa balik senior mereka itu sambil melambaikan tangan. Jimin meletakkan nampan makanannya di meja lalu duduk di sebuah kursi kosong yang tersisa. "Aku gabung di sini, ya?"

     "Silakan, hyung. Omong-omong mana Taehyungie hyung?"

     "Anak itu masih ada urusan dengan dosen. Jadinya aku makan siang sendirian, deh. Untung saja ada kalian..." ucap Jimin sambil mulai menyantap makan siangnya. Porsinya tidak banyak, hanya berupa semangkuk kecil kimchi jjigae, 5 potong kimbab, dan segelas susu cokelat hangat. Berbanding terbalik dengan 5 sekawan yang makan siangnya lengkap dari appetizer, main course, dan dessert. Masih ditambah jus buah pula.

     Jungkook yang tadinya tidak terlalu memperhatikan Jimin mendadak tertarik dengan topi yang seniornya itu gunakan. "Jimin hyung..."

     "Ya?"

     "Bucket hat itu beli dimana?"

     Jimin melepas topinya dan memberikannya pada Jungkook yang ingin melihat. "Aku beli secara online. Tadinya aku beli 2 buah, abu-abu yang ini dan hitam. Tapi yang hitam hilang gara-gara kakakku."

     Dahi Jungkook berkerut. Topi milik Jimin sama persis dengan topi yang dipakai si penguntit. Makanya hal itu langsung menarik perhatian Jungkook.

     "Jimin hyung sedang kedinginan atau apa? Sweater yang hyung pakai sampai kebesaran begitu." celetuk Mingyu membuat Jungkook lagi-lagi memperhatikan Jimin.

     "Jelas saja besar. Ini sweater kesayangan kakakku. Sebagai ganti karena dia sudah menghilangkan topiku, kuminta paksa saja sweater ini." Jimin berdiri dari kursinya dan memperlihatkan bentuk sweaternya secara jelas. Mata Jungkook terbelalak.

     'Itu sweater hitam yang dipakai si penguntit!!' batinnya syok. Jungkook tahu tentu yang memiliki sweater seperti itu bukan hanya 1 atau 2 orang. Tapi ukurannya benar-benar mengingatkan Jungkook dengan ukuran tubuh si penguntit.

     "Jimin hyung, kau sudah selesai makan?"

     "Hm? Sudah kok. Porsi makanku sedikit jadinya cepat habis."

     "Kalau begitu bisa ikut aku sebentar? Ada hal yang ingin kutanyakan padamu." Jungkook berdiri dari kursinya disusul oleh Jimin. "Apa ini soal klub?"

     "Bukan. Hyung ikut saja dulu."

     Seperginya Jungkook dan Jimin, Eunwoo dan yang lainnya langsung saling berpandangan. Mereka semua kebingungan dengan tingkah Jungkook. Apalagi mereka juga sadar, raut wajah Jungkook terlihat seperti sedang menahan marah.

     "Sebenarnya anak itu kenapa sih?" Mingyu jadi makin penasaran. Yang lain serempak mengedikkan bahu mereka.

     "Entahlah..."

***

     Jungkook membawa Jimin ke parkiran mobil. Dia masuk ke mobilnya sebentar, dan keluar dengan sebuah bucket hat hitam yang membuat Jimin terkejut.

     "Apa ini milikmu?"

     Jimin tak langsung menjawab. Pemuda itu mengambil topinya lalu membaiknya hingga bagian dalamnya yang berwarna putih menjadi hadap luar. Dia memperlihatkan tulisan namanya yang ditulis menggunakan spidol permanen hitam.

     "Benar ini topiku!" jawaban Jimin membuat Jungkook senang. Dengan begini dia bisa mendapatkan identitas si penguntit dengan mudah.

     "Kau dapat dari mana, Jungkook? Kata kakakku, topinya hilang tertinggal di bangku taman."

     "Berarti kakakmu berbohong, hyung. Aku mendapatkan topi itu langsung dari kepalanya."

     Jimin terdiam berusaha mencerna maksud perkataan Jungkook. "A-aku masih tidak paham, Jungkook-ah..."

     Jungkook mencengkram bahu Jimin. Cukup kuat untuk membuat seniornya itu meringis kesakitan. "Katakan padaku siapa nama kakakmu, hyung..."

     "Sebenarnya ada apa, Jungkook? Aw! Bahuku sakit!!"

     Karena terlanjur emosi, Jungkook tanpa sadar menguatkan cengkramannya. Dia langsung cepat-cepat melepasnya dan berulang kali menarik nafas panjang agar tenang.

     "Aku akan memberitahu semuanya nanti saat kegiatan klub. Sekarang aku ingin hyung memberitahu nama kakakmu dulu. Orang itu..." Jungkook menjeda kalimatnya untuk menarik nafas. Emosinya naik lagi mengingat kejadian penguntit tempo hari.

     ".....orang itu sudah melakukan hal yang membuatku marah."

***

     To be Continue . . .

Hai hai Panda di sini~
Seperti yang kemaren Panda bilang, dikit" bakal apdet tiap Panda ke tempat bang Nu ya. Karna 2 tangannya dipasang gips, jadinya Panda yang ngetik deh sambil bang Nu ngedikte. Kek anak bocah yak? 😁

Btw, ada yang usul lewat dm buat buka Q&A.
Pada mau kah? Ada yang pengen ditanya ke Panda atau bang Nu gitu? Sok atuh yang mau nanya langsung nulis aja di bagian komen. Atau mau lewat dm juga boleh~ Bebas pokoknya mau nanya apa. Abisnya kita bingung juga sih 😅

Babay~ saatnya Panda ngilang dulu. Belom masak soalnya 👋🏼😂

_🐼_

[KookHope] - Our DestinyWhere stories live. Discover now