VII

589 124 8
                                    

     "Hei, Jungkook! Lemas sekali kau di hari pertama kuliah begini?"

     Jungkook menatap teman-temannya yang bergerombol memasuki kelas dengan wajah sumringah. Berbeda dengan dirinya yang memasuki kelas pertamanya dengan wajah kusut dan kantung mata tebal. Dia sudah menghindar pergi ke rumah Hoseok sampai tak sadar dirinya sudah harus memulai perkuliahan lagi.

     Seokjin memberitahunya kalau si penguntit itu tidak pernah lagi muncul di sekitar rumah Hoseok semenjak hari itu. Orang tua Hoseok pun sudah kembali ke Gwangju. Jungkook setidaknya bisa lebih tenang walau tak menjaga secara langsung karena ada Seokjin yang menjadi perantaranya. Dari Seokjin juga dia tahu kalau Minjeong berulang kali datang ke bakery Seokjin dan bertanya tentang Kookie ahjussi-nya. Jungkook jadi merasa bersalah karena tidak menepati janji pada anak itu.

     "Hoi, Jungkook! Semester baru harusnya semangat juga baru. Kau ini kenapa masih pagi sudah loyo begini?" Yugyeom, salah satu teman satu jurusannya, menepuk punggung Jungkook lumayan keras. Jungkook masih bergeming di tempatnya. Mendadak seorang mahasiswi duduk di samping Jungkook, langsung menggamit lengannya, dan memeluknya di dada.

     Yugyeom menatap perempuan itu dengan pandangan menghakimi. "Kau mau apa dengan Jungkook, Kim Yerim?"

     "Kalau denganku Jungkook pasti semangat lagi!" ucap Yerim dengan nada centil. Jungkook yang risih bermaksud menarik tangannya, tapi perempuan itu masih saja berusaha mengeratkan pelukannya. Dia bahkan dengan sengaja mencondongkan dadanya yang memang sengaja diumbar, berharap Jungkook akan tergoda.

     Jungkook yang terlanjur kesal dengan tingkah Yerim langsung berdiri dengan gerakan menyentak. Tanpa berkata apapun, Jungkook menendang bangku yang Yerim duduki hingga perempuan itu terjungkal dan jatuh dengan suara keras. Teman-teman Jungkook hanya melihat dengan wajah mengernyit.

     "Ouch~ pasti sakit..." Yugyeom bergumam seraya berusaha menahan tawa. Mingyu, teman lainnya, bahkan tak sungkan bertepuk tangan dengan nyaring melihat tingkah Jungkook. Begitu juga dengan Jaehyun yang terkikik sambil menutup mulutnya. "Kurasa, rasa sakitnya tidak seberapa dibanding rasa malunya..."

     Jungkook menatap Yerim dengan pandangan jijik. Terlebih ketika melihat pakaian yang perempuan itu kenakan. "Kau pikir dengan menempelkan dadamu itu akan membuatku tertarik padamu, Kim Yerim? Dada penuh sumpalan saja dibanggakan. Kau bahkan lebih terlihat murahan dan menjijikkan daripada menggoda." ucapnya kejam. Setelah itu Jungkook pindah duduk di tengah tiga temannya. Meninggalkan Yerim yang kini jadi pusat perhatian diiringi bisik-bisik tetangga dari mahasiswa lain di kelas itu.

     "Apa kau tidak terlalu kejam, Jungkook?"

     "Biasa saja." Jungkook meletakkan tasnya secara asal di bawah bangkunya. Dia cuek melihat Yerim yang kesulitan berdiri dengan wajah memerah akibat malu. Dari dulu, Yerim terkenal selalu berusaha mendekati Jungkook. Dia masih tidak menyerah juga meski Jungkook sudah menunjukkan rasa tidak sukanya. Kesal karena tak bisa mengusir Yerim dengan kata-kata, dan justru semakin gencar, Jungkook akhirnya terpaksa melakukan sedikit tindakan keras. Berharap setelah ini perempuan itu tidak mengganggunya lagi.

     "Hoi, Eunwoo-ya! Di sini!" Mingyu melambai ke arah teman mereka yang baru masuk kelas dan sedang mencari bangku kosong. Eunwoo melirik Yerim yang masih kesulitan untuk bangun lalu menatap teman-temannya. "Ulah Jungkook?"

     "Wah, kau bisa langsung menebak rupanya." Mingyu lagi-lagi tepuk tangan.

***

     Jungkook masih tetap banyak diam, bahkan ketika mereka sedang makan siang di kantin. Teman-temannya heran karena biasanya Jungkook sangat suka meramaikan suasana.

[KookHope] - Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang