" Apa.. Apa yang ku lakukan? " Ucapku

" Berhenti di sana! " Seru suara yang tak asing, ya, itu adalah suara inspektur megure. Tapi betapa mengejutkannya karena para polisi itu malah menodongkan pistol ke arahku.

 Tapi betapa mengejutkannya karena para polisi itu malah menodongkan pistol ke arahku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menengok ke arah absinth berdiri tadi, namun ia tak terlihat lagi.

Kini seakan aku adalah penjahatnya..

..

Aku mulai semakin ketakutan

" Ti-tidak.. Bukan.. Bukan begitu... " Ucapku gemetaran.

Entah mengapa, melihat orang orang yang ku sayang malah menodongkan pistol kepadaku, itu lebih menakutkan daripada para anggota pembunuh bayaran yang ingin membunuhku.

" Tunggu! Inspektur! Ini salah paha- " Seru shinichi yang di potong inspektur megure.

" Kau diam saja, kudo kun.. " Ucap inspektur.

" Tidak.. Bukan aku.. Aku.. " Aku semakin gemetaran

Amuro pun ingin bangun namun tidak bisa.

" Gadis bertopeng , kau di tahan karena pembunuhan " Seru inspektur megure.

Rasa takut semakin menyelimuti diriku, aku mundur perlahan sambil gemetaran.

" Tidak.. Inspektur... Sato san.. Shiratori san... Chiba san.. " Ucapku pelan mengucapkan nama mereka.

Aku mulai menangis seperti seorang gadis yang ketakutan.

" Takagi niisan!! Aku takut.. Bukan aku.. Ini salah paham.. " Seru ku.

Lalu mereka terlihat terkejut karena aku memanggil nama mereka, terutama Takagi yang menyadari panggilan itu.

Aku segera menutup mulutku dengan kedua tanganku.

Kini teman teman ku tidak bisa melakukan apapun untukku.

" Maaf.. Semuanya " Aku menunduk lalu mulai mundur.

Aku berlari dan menghilang dari pandangan mereka.

Takagi POV

" Takagi... Niisan? " Tangan ku yang memegang pistol itu mulai gemetar.

" Oi! Takagi! " Seru inspektur yang berusaha mengejar gadis itu.

Tapi walau di kejar, kami tidak bisa menemukannya, ia seperti di telan oleh kegelapan begitu saja.

Aku melihat wajah para anak anak ini sedikit syok.

" KENAPA KALIAN MENODONGKAN PISTOL KEPADANYA?! SUDAH DIA BILANG INI SALAH PAHAM! " Seru heiji.

Kami hanya terdiam, saat pertama kali kami datang, gadis itu memegang pistol di tengah tengah para pria yang sudah tertembak dan mati, itu membuat kami mengira bahwa gadis bertopeng itu lah yang membunuh mereka.

Selain heiji, semuanya terdiam dengan ekspresi kecewa pada kami.

Dengan luka di tubuh mereka, kami membawa mereka ke bagian medis, kami bertanya tentang gadis bertopeng itu namun kami benar benar tidak menduga, mereka benar benar diam, tidak seperti mereka yang biasanya.

Aku menengok ke arah hilangnya gadis itu '' apa kami benar benar melakukan kesalahan? " Pikirku.

Aku melihat kudo kun yang di tanyai oleh inspektur, inspektur sampai sedikit membentaknya, karena sepertinya kudo kun mengetahui sesuatu.

Tapi ia membalas pertanyaan inspektur dengan tatapan dingin " Aku tidak tahu, tapi dia lah yang menyelamatkan kami '' ucapnya.

Amuro san juga, ia pergi tanpa bilang apapun, saksi mata tidak berpihak pada polisi membuat kami bingung menangani kasus ini.

Amuro POV

Aku berjalan ke tempat akai, ternyata Emily berada bersama Akai.

Gadis itu diam saja sambil menutupi wajahnya.

Sedangkan akai duduk sambil merapihkan peralatan nya.

" Apa kau yang membawanya ke sini? " Tanya ku

" Aku tidak mau kalau dia malah ketakutan sendirian " Balas akai.

Aku bersandar di tembok " Kau melihatnya? " Tanya ku.

" Tentu saja " Balasnya singkat.

" Sekarang,, apa yang harus kita lakukan? " Tanya akai.

" Entahlah.. "

Tiba tiba Emily bangun lalu berjalan pergi.

" Emily? "

Ia berhenti mendengar aku memanggil namanya " Aku harus pulang, ibu pasti khawatir " Ucapnya dengan suara pelan.

Lalu ia melepas topeng itu dan tersenyum " Memiliki 3 identitas itu merepotkan ya, bukan begitu Amuro san? "

" Amuro..san?? " Gumam ku bingung.

Lalu ia sampai di jendela yang terbuka.

" Terimakasih karena sudah menyelamatkan ku, sampai jumpa " Lalu ia melompat dari jendela itu.

" Oi! " Seru ku menengok ke luar jendela, namun ia sudah hilang.

" Siapa dia sebenarnya? " Tanyaku.

" Entahlah, bukankah kau yang mengenalnya? " Tanya akai kembali.

Aku menghela nafas.

---

" Rika?! " Aku segera mencarinya setelah polisi membiarkan ku pergi.

Aku kembali ke rumah untuk memastikan apakah rika berada di rumah.

" Ibu? Apa rika sudah kembali? " Tanyaku.

Ekspresi ayah dan ibu terlihat khawatir.

" Saat kembali, ia menaruh baju yang ia pakai untuk pesta lalu segera masuk ke kamar tanpa mengatakan apapun " Ucap ibu.

" Tolong kau bujuk dia, tubuhnya terluka, tapi ia tidak mau di obati, kami sudah berusaha membuatnya keluar namun ia diam saja " Ucap ayah.

" Baiklah " Aku segera berlari ke kamar rika.

Perlahan aku memanggilnya " Rika? Kau di sana? " Tanya ku.

" Kalau kau ada di sana, tolong biarkan aku masuk " Setelah itu, ia membuka pintunya perlahan.

Terlihat tubuhnya yang berlumuran darahnya karena luka akibat pertarungan tadi.

Ia mundur perlahan lalu kembali duduk di ranjangnya.

" Shinichi, maaf.. " Ucapnya pelan.

Aku menghampirinya lalu memeluknya.

Aku mengusap kepalanya, ia terus bilang " Maaf " Saat berada di pelukan ku.

" Sudah.. Kau saat itu tidak sadar
" Ucapku pelan.

Lalu ia membalas pelukan ku " Gomenasai..oniichan.." Ucapnya terus menerus.

" Sekarang kau tenang, dan biarkan aku mengobati mu, ya? " Ujarku.

Ia mengangguk dengan wajah yang masih ia tutupi dengan tubuhku.

Akhirnya aku yang mengobati lukanya.

" Maaf kak, baju kakak jadi kotor " Ia melihat ke arah baju ku yang kini terkena darahnya karena ia memelukku.

" Sudah lah, di cuci juga hilang " Balasku.

" Tapi kalau begini, apa aku tidak boleh menjadi Rika lagi? " Tanya nya.

Aku hanya diam tidak tahu apa yang harus aku katakan.

Aku mengusap kepalanya " Aku dan yang lain akan berbicara kepada polisi, dan kami pun sudah tau tujuan Absinth ke pesta itu, jadi serahkan pada kami, ya? "

" Baiklah " Balasnya.

Detective conan - Gadis Kecil ( Teman Baru Dari Dunia Lain)Where stories live. Discover now