Kalau kata mama, sekecil apapun perlakuan dari seseorang, kita harus mengucapkan terimakasih karena mereka pasti memerlukan banyak tenaga saat melakukan hal tersebut kepada kita. Sekalipun itu kebencian. Kenapa? karena mengucapkan, mengetik kebencian yang mereka ungkapkan itu juga memerlukan tenaga kan? 

Trag terlihat tersenyum dan mengangguk. Wajah Trag telah hilang di layar kereta kuda. Aku lanjut memperhatikan orang ornag yang sedang beraktivitas dan sibuk berpikir, membuat argumen dan semakin percaya bahwa aku sekarang ada di negeri dongeng, aku masuk ke dalam buku dongeng atau apalah. Lalu tersadar itu tidak masuk akal, membuatku menghela napas berat.

"Sebentar lagi, Nona Jennia akan melewati hutan sepanjang 25 meter menuju istana Zephyra." Dan benar saja seperkian detik setelah Trag mengatakan itu penduduk yang tadi aku lihat di ganti dengan pohon pohon yang dilapisi guguran salju putih. "Bagaimana bisa? Bukankah di perkampungan penduduk matahari menyinari mereka semua?" Tanyaku menatap wajah Trag di layar kereta kuda.

"Artinya Nyonya Ratu sedang berbahagia, sepertinya karena mendengar kabar Nona Jennia selamat dari kecelakaan, dan kenapa tidak seluruh negeri ini turun salju? Karena Nyonya Ratu tidak ingin aktivitas rakyatnya terhambat karena perubahan perasaan beliau." Jawab Trag, aku langsung mengerti dengan sekali penjelasan.

"Apa yang terjadi jika Nyonya Ratu sedang marah atau kesal?" Tanyaku lagi, aku tidak tertarik melihat hutan yang penuh dengan pohon pohon dilapisi guguran salju, jadi aku memutuskan untuk bertanya dan mengobrol dengan Trag. "Matahari akan semakin dekat dengan Negeri Zephyra Nona Jennia." Jawab Trag tersenyum dilayar kereta kuda.

Aku bergidik ngeri, bagaimana jika aku tidak sengaja menumpahkan kuah soto ke pakaian Nyonya Ratu? Aduh, aku tidak ingin membayangkan bagaimana panasnya Negeri Zephyra saat Nyonya Ratu itu marah. Lagian tidak mungkin ada soto di Negeri Zephyra. "Apakah ada musim hujan di Negeri ini, Trag?" Tanyaku lagi.

"Musim hujan, Nona Jennie? Maaf, maksudku Jennia." Tanya Trag seperti memastikan. "Iya Trag." Jawabku singkat. 

"Jika Nona Jennia tidak keberatan, apakah boleh jelaskan kepada saya, apa itu musim hujan dan bagaimana musim hujan itu?" Ucap Trag dengan sopan. Aku terdiam sebentar karena pertanyaan Trag. Tidak tahu apa itu Musim Hujan?

"Musim hujan itu, air yang jatuh dari langit." Jawabku singkat lagi. "Apakah yang Nona Jennia maksud adalah Musim Basah?"

Lagi lagi dan lagi lagi aku terdiam, Musim Basah? HAHAHA apa itu, Baiklah sepertinya itu adalah sebutan Musim Hujan di Negeri Zephyra. "Sepertinya di Negeri Zephyra sebutan Musim Hujan adalah Musim Basah, Trag."

Trag mengangguk, lalu bertanya lagi kepadaku. "Darimana Nona Jennia mendengar istilah Musim Hujan?"

Aku menggaruk pelipisku, berpikir, apakah tidak apa apa mengatakan bahwa aku dari Bumi ? Eh tunggu, Negeri Zephyra di Bumi kan? "Itu istilah musim di Planet Bumi, Trag." Jawabku ragu ragu. "Ah begitu rupanya, sepertinya Nona Jennia menghabiskan banyak waktu membaca tentang Planet lain. Nona Jennia selalu suka tentang hal hal seperti itu." Ucap Trag, lalu tersenyum.

"Memangnya Negeri Zephyra ada di Planet mana?" Tanyaku.

"Negeri Zephyra ada di Planet Z, Nona. Planet Z  dibanjiri Negeri negeri dengan awalan huruf Z dan Nona sedang di Negeri dengan musim dingin terbaik karena keajaiban selalu mengelilingi Negeri ini, Negeri Zephyra."

"Planet Z?" Tanyaku lagi, Trag mengangguk sebagai jawabannya.

Kenyataannya Trag tidak tahu apa itu Planet Bumi, Trag berpikir bahwa aku mendengar istilah itu dari buku buku yang di baca Jennie, gadis yang ku lihat di dalam danau.

"Lalu kenapa hanya hutan ini saja yang mengalami musim dingin? Kenapa tidak seluruh negeri?" Tanyaku lagi, aku seperti orang yang tertarik mengenal lebih jauh tentang dongeng dongeng Negeri.

"Lebih tepatnya bukan hanya hutan ini saja tetapi Istana Zephyra juga, Nona. Dahulu, seluruh negeri mengalami perubahan musim di waktu yang singkat ataupun berkepanjangan karena musim di negeri ini di atur berdasarkan perasaan Nyonya Ratu." Jawab Trag.

"Karena itulah Nyonya Ratu mengeluarkan seluruh energinya supaya hutan dan Istana Zephyra saja yang mengalami perubahan musim dalam waktu yang singkat ataupun berkepanjangan." Lanjut Trag menjelaskan. Walaupun bibir Trag tersenyum saat selesai menjelaskan, tetapi aku dapat melihat matanya jelas sekali sedang bersedih.

Aku berterimakasih sekali lagi kepada Trag.

"Izinkan saya memberikan informasi penting ini Nona Jennia, bahwa dua menit lagi Nona Jennia akan sampai pintu gerbang utama Istana Negeri Zephyra." Ucap Trag setelah memperkirakan jarak waktu menuju gerbang utama.

Aku mengangguk, berhenti bertanya karena sorot mata Trag menjadi sedih saat aku bertanya lebih banyak lagi.

Aku tidak tahu karena apa...

🌹🌹🌹

Kereta kuda yang sedang aku naiki, sejak tadi tidak menyentuh permukaan. Kereta kuda ini terbang dengan jarak tujuh meter dari permukaan. Seperti yang dikatakan Trag dua menit yang lalu, ternyata akurat, saat ini kereta kuda mendarat dan terlihat gerbang yang menjulang tinggi, terbuka lebar.

Kereta kuda ini bergerak turun perlahan ke permukaan salju. Aku dapat melihat bunga mawar dari jendela kereta kuda. Sepertinya akan ada yang menyambut kedatanganku, lebih tepatnya menyambut Jennie bukan Jennia. Suara terompet terdengar selama 5 detik lalu terdengar lagi. Aku memperhatikan jendela kereta kuda disamping kiri dan kanan, tidak ada siapapun disepanjang jalan ini.

Ternyata mereka menungguku di depan istana yang megah, Wah aku seperti benar benar di dunia dongeng. Seseorang membukakan pintu kereta kuda, lalu membantuku turun. Saat ini aku dapat melihat jelas orang orang dengan pakaian kerajaan menatap kearahku, aku menjadi pusat perhatian saat ini.

"Selamat datang kembali Nona Jennie, Senang mendengar kabar bahwa Nona Jennie baik baik saja." Ucap Pria yang tidak aku kenal sama sekali, sepertinya Pria ini pangeran di kerajaan ini, tentu saja, pakaian yang ia pakai seperti bangsawan begitupun wajah tampannya sebagai bukti. Aku tersenyum, membalas sapaan Pria itu. Lalu melanjutkan langkahku dan berhenti di depan gadis, sepertinya gadis ini satu tahun lebih muda dariku. "Senang mendengar kabar bahwa Nona Jennie baik baik saja." Ucapnya menyambutku dengan  tersenyum.

Aku melanjutkan langkahku lagi, aku telah melewati enam orang dengan pakaian kerajaan, tetapi tidak ada yang berani menatap mataku, anehnya lagi mereka mengucapkan hal yang sama saat menyambutku.

Mereka saling bertatapan saat aku mengucapkan terimakasih dan menyapa balik mereka. Seperti suatu hal yang tidak biasa.

"Izinkan saya memberikan informasi penting tentang keadaan Nona Jennia. Nona Jennia sedang lupa beberapa memori karena terjatuh dari danau dan mungkin beberapa sikap Nona Jennia berbeda dari sebelumnya." Ucap Trag menjelaskan kepada Para Nona dan Tuan muda yang tadi menyambut kedatangan ku. "Siapa Nona Jennia itu?" Tanya Belle bingung, sekaligus mewakili yang lainnya. "Nona Jennia adalah Nona yang tadi kalian sapa Nona-Nona dan Tuan muda." Jawab Trag, lalu melanjutkan langkahnya menaiki tangga kerajaan yang memiliki  panjang 8,0 meter dan lebar 7,0 meter mendekatiku yang sedang menyapa Anggota kerajaan selanjutnya.

Sepertinya inilah cara mereka berbaris, lebih mudah membedakan. Mereka dengan usia yang masih muda akan berdiri di Tangga Kedua dan mereka dengan usia dewasa akan berdiri di tangga setelah Nona dan Tuan muda. Di tangga selanjutnya Mereka dengan usia sekitar 50 hingga 60 keatas akan berdiri di tanggal setelah Nyonya dan Tuan. Walaupaun sudah lanjut usia tetapi cara berpakaian dan kulit mereka tidak seperti nenek-nenek dan kakek-kakek pada umumnya.

Okeh lanjut saja. Aku melanjutkan langkahku menuju Tangga teratas atau tangga terakhir menuju pintu masuk istana, di sana ada Wanita berdiri dengan anggun, cantik dan ...

Astaga, Mama?!?!

•••

Hai, terimakasih sudah membaca sampai akhir dan aku harap chapter ini membuat kalian menunggu chapter selanjutnya.

Nantikan Chapter 3, minggu depan agar lebih mengenal Negeri Zephyra.
 

Negeri ZephyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang