01. Mercusuar

67 24 354
                                    

❗️DISCLAIMER❗️
100% fiction
idol just for visualisation
all picture from pinterest and other's

~~~

Halooo! apa kabar kalian? take care of yourself, bcs ini masih musim penyakit.

call me Nana ◡̈
(jngan thor/author pls)

Happy Reading
i hope u like it

•°.*

Alam terlihat sedang marah. Awan hitam menghalang birunya langit di sore hari. Angin berhembusan tiada henti dan ombak besar saling bertabrakkan di laut.

Gadis itu duduk di bebatuan dekat mercusuar. Memejamkan mata, merasakan dinginnya angin. Namanya Syana Azmi.

Syana suka suasana seperti ini. Hanya ada awan hitam. Tidak ada petir, kilat, maupun hujan. Membuatnya betah.

"Sebentar lagi hujan."

Syana tersadar dalam kenyamanannya karena suara berat itu. Dia meliriknya. Pria dengan kaos putih itu terlihat sangat asing baginya. Siapa dia?

Syana mengalihkan pandangannya menatap ke atas. "Ngga tuh,"

"Tunggu saja. Sebentar lagi hujan turun."

"Bicaranya formal banget, kayak bapak-bapak." Batin Syana.

"Pernah ngga kamu suka sama orang yang beda agama?" Satu pertanyaan itu melintas begitu saja di otaknya.

Pria itu diam. Tidak menjawab.

Syana meliriknya. "Ngga, ya? Yaudah, ngga usah dijawab." Pandangannya kembali menatap ke arah laut.

"Kadang Tuhan menguji manusia dengan cinta beda agama, hanya untuk memastikan apakah manusia lebih mencintai pencipta-Nya atau ciptaan-Nya."

"Ya, gimana? Aku ngga bisa ngontrol perasaan ke dia."

"Tuhan bisa saja dengan sekejap mengubah perasaanmu kepadanya lalu digantikan dengan yang lebih baik."

"Tapi, Zio baik banget kok sama aku. Cuman, Tuhan kita aja yang ngga sama."

Tidak ada balasan dari Syana. Keduanya terdiam membisu selama beberapa menit. Sampai akhirnya pria itu berdiri untuk pamit pergi.

"Thoobat Lailatuki."

Kening Syana mengerut. "Artinya?"

"Semoga malam mu baik."

"Kenapa ngga good night aja? Biasanya juga orang-orang bilangnya gitu." Celetuk Syana.

"Lebih baik mendoakan dari pada memberi selamat."

Syana mengangguk. "Aamiin."

Dia beralih menatap Syana dengan tatapan binggung. "Kenapa aamiin?"

"Kan kamu doain, jadi aku aamiinin."

Terdengar kekehan dari darinya. "Kalau balasan untuk laki-laki, itu Thoobat Lailatuka."

"Ohhh... Thoobat Lailatuka."

Lelaki jungkang itu menunduk. Berusaha menyembunyikan senyumannya. Namun, Syana dapat melihat jelas senyuman itu dengan bantuan kacamatanya. Walaupun Syana hanya melihatnya dari samping dengan jarak 2 meter, namun ketampanannya tidak bisa dibohongi.

"Ya Allah, ganteng banget?!" Jerit Syana dalam hati. "Pasti followers instagram nya kayak asrama putri.."

Dia tidak mengatakan apa-apa dan langsung berlalu begitu saja. Berjalan cepat memamerkan punggungnya yang kian menjauh.

Saat sosoknya menghilang ditelan kabut awan, hujan turun begitu deras. Benar katanya tadi. Sebentar lagi hujan.

"EH, LUPA!" Jerit Senja.

"LUPA TANYA NAMANYA SIAPA!"

•°.*

*࿐

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Gimana menurut kalian tentang chap pertama ini? komen aja sesuai yang kalian rasa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Gimana menurut kalian tentang chap pertama ini? komen aja sesuai yang kalian rasa. mau itu bagus atau sebaliknga, kalau boleh kasih saran juga ^^ maaf kalau masih banyak susunan kata yang salah/kurang tepat. :'D

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Apr 06, 2022 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Missing YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora