30. IAH - Pesantren Al-Hafizma

Start from the beginning
                                    

"Bukan," jawab Imam.

"Terus.. Mau ke mana?"

"Ke hatimu."

Tentu saja mendengar jawaban seperti itu, langsung membuat Alisha tersenyum salah tingkah di balik cadarnya.

"Apa kamu sedang tersenyum?"

Pertanyaan yang terlontar dari Imam itu langsung membuat Alisha tersentak kaget ketika mendengarnya. Bagaimana tidak? Pandangan Imam sedari tadi hanya fokus memandang ke depan, lalu bagaimana suaminya tahu, bahwa ia sedang tersenyum?

Spontan Alisha kini menghentikan langkah. Di mana membuat Imam yang masih menggenggam tangan istrinya itu pun terheran langkah Alisha berhenti. Segera saja ia menoleh ke belakang.

"Kenapa?"

Alisha menggelengkan kepala. "Afizh tau dari mana?"

"Tahu apa?"

"Bulat."

Refleks Imam terkekeh mendengar jawabannya. "Tapi saya lebih suka tempe, Na..."

"Kalau tahu?"

"Tidak."

"Kok... Kenapa?"

"Karena kamu belum memberitahu. Tadi mau tanya apa?" Imam bertanya balik.

"Oh, Afizh mau tahu?"

"Iya."

"Itu ada di kedai!" refleks Alisha kini menunjuk ke arah kedai yang tidak jauh dari mereka.

Setelah melihat apa yang Alisha tunjuk pun Imam langsung tertawa. Menurutnya apa yang sedang dibahas kali ini begitu sangat receh. "Kita lagi puasa kalau kamu lupa."

"Nggak apa-apa, Nana 'kan, cuma memberi tempe."

"Kok cuma tempe, tahunya?"

Alisha yang masih memandang ke arah lain itu pun menoleh ke sang suaminya. "Oh, Afizh juga mau tahu?"

Imam mengangguk dengan kembali terkekeh. "Iya, Na... Tadi kamu mau tanya apa?"

"Itu... Tadi kok Afizh tau, ya? Nana itu lagi senyum?"

Ini serius. Pertanyaan yang Alisha tanyakan adalah pertanyaan awal yang ingin ia tanyakan. Meski tadi harus ada sedikit perjuangan untuk melewati permasalahan perkara tempe dan tahu.

Pertanyaan itu pun akhirnya diangguki paham oleh Imam. Di mana ia pun mulai tersenyum.

"Baru saja saya dikabarkan oleh malaikat. Ia berkata kepada saya, bahwa katanya, istri saya ini sedang tersenyum. Dan jika saya melihatnya, maka berpahala-lah untuk saya."

Saat ini Alisha menundukkan kepalanya dalam. Senyumannya semakin melebar di balik cadar. "Sekarang nggak bisa lihat, kan? Nana aja lagi pakai cadar?"

"Iya. Biar orang lain itu nggak bisa lihat senyuman kamu. Cuma saya yang boleh."

Alisha terkekeh kecil mendengarnya. Di mana kini tak lama terdengar suara azan dekat mereka. Ternyata mereka sudah berada di dekat masjid.

"Alhamdulillah, Na. Udah azan asar. Yuk, kita salat dulu?"

"Ayuk!"

Dengan begitu senang hati Alisha ikut melangkah ke masjid bersama Imam. Sehingga kini mereka pun berjalan berlawanan arah untuk sama-sama mengambil wudu. Saat Imam masuk ke tempat wudu, ia tak memikirkan apapun selain berniat. Mulai melepas topi yang ia kenakan sehingga hal itu pun membuat kaget seorang Bapak yang ikut berwudu di sampingnya.

IMAMA AL-HAFIDZHWhere stories live. Discover now