27. Perkara Fatek (14)

151 14 2
                                    

27. Perkara Fatek

 Perkara Fatek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lala
-Laxlay-

Laxlay 10.45
|Terra
|Boleh ketemu enggak
|Aku mau ngomong

Terra dibuat malas setengah mati menatap Lala di depannya tanpa minat. Setelah mendapatkan pesan tak terduga dari mantannya itu pada akhirnya hari ini mereka menyepakati ke temuan di kantin Fatek— karena Terra mager jalan jauh selain ke Fisip. Pertemuan ini tanpa sepengetahuan Andira tentunya.

Dirinya enggak merasa harus bilang sama gadis itu karena menurutnya, enggak akan ada masalah di antara mereka. Toh Lala juga udah tahu kalau dia sama Andira pacaran. Ya— walaupun tahunya Inul sih. Tapi seenggaknya dia tahu kalau Terra sudah move on.

"Terus kamu mau apa?" Tanyanya tanpa minat.

Lala menghela nafas gusar. "Aku tau kamu enggak suka tapi— please aku butuh kamu. Aku mau lepas dari dia."

"Aku kan udah pernah bilang— not my chair not my problem. Dari awal itu udah keputusan kamu kan? Kenapa sekarang bawa-bawa aku?"

Ini tentang pacar baru Lala. Entah dapat dorongan dari mana, semasa pacaran gadis itu tiba-tiba minta putus dan setelahnya mengumbar kemesraan sama oknum tersebut. Yang jadi masalah, pacar barunya bahkan sudah senang gonta ganti cewek sebelumnya jadi enggak aneh bagaimana jengkelnya Terra saat itu.

Dirinya enggak mengharapkan mereka balikan tapi seenggaknya Terra hanya mengingatkan Lala bahwa cowok itu bahkan lebih buruk daripada dirinya. Dan liat aja sekarang, semuanya akan kembali pada seorang Terragila.

Lala menunduk. "Sori beneran. Aku bakalan ngomong baik-baik sama pacar kamu tapi untuk kali ini aja— bisa kan? Aku cuman minta kamu sekali aja bantuin ngomong di depan pacar aku. Buat sandiwara gitu."

Terra menoleh tak suka. "Kamu sendiri udah tau dia begitu masih aja berani pacaran sama orang kayak gitu. Then I even remind you for a long time— tapi kamu enggak pernah dengerin."

Nadanya sedikit meninggi berharap Lala mengerti bahwa dirinya enggak suka dengan masalah ini. Lala itu tipe wanita yang terus bersandar dengannya berbanding terbalik dengan Andira yang dari awal kelihatan seperti ksatria baja hitam. Bahkan sesudah jadi mantan, Lala masih aja mau berurusan dengan Terra.

"Sori beneran. Tapi cuman kamu doang yang bisa bantu. Dia itu keras banget Ter."

Terra menghela gusar. Sekarang batagor pesanannya terasa hambar. Sayang banget sepuluh ribunya— tadi mah dia beli es jeruk aja biar suasana hatinya membaik. Ketemu Lala di kantin siang begini adalah suatu ide yang buruk.

Terragya | Lee Taeyong✓Where stories live. Discover now