"Hoseok-ssi."

     Hoseok menoleh ke belakang dengan raut wajah pucat. Hal itu membuat Jungkook yakin kalau Hoseok sudah sadar dirinya diikuti. "Jungkook-ssi..."

     "Ada yang mengikutimu dari tadi." ucap Jungkook yang dibalas anggukan cepat oleh Hoseok. "A-aku sudah tahu diikuti dari keluar pintu mall tadi. Makanya... aku masuk ke warung ini..."

     Jungkook menghela nafas panjang. "Sebenarnya orang itu sudah mengikutimu dari toko buku. Sekarang dia berdiri tak jauh dari warung ini. Sepertinya dia tahu kau tak bawa kendaraan pribadi, Hoseok-ssi..."

     Mendengar perkataan Jungkook semakin membuat Hoseok gemetar. "A-aku harus bagaimana?"

     "Biar aku mengantarmu pulang. Begitu keluar dari warung ini, kita bersikap seolah teman lama yang tak sengaja bertemu di sini saja..."

     Hoseok mengangguk setuju dengan ide Jungkook. Dia menerima pesanan tteokbokki-nya kemudian menyerahkan uangnya pada bibi penjual. Setelah menarik nafas berulang kali, Hoseok pun langsung memulai sandiwaranya begitu keluar dari warung bersama Jungkook. Dia memasang senyum secerah mungkin.

     "Sudah lama tidak bertemu, siapa sangka kita akan bertemu di warung tteokbokki begini, ya? Bagaimana kabarmu, Jungkook?" Hoseok berhasil berbicara dengan lancar dan Jungkook pun membalasnya dengan natural. Mereka benar-benar terlihat seperti teman yang lama tidak bertemu. Sosok lelaki misterius itu sontak mengurungkan niatnya untuk mendekati Hoseok. Dibalik masker, kacamata dan bucket hat-nya, lelaki itu menatap Jungkook dengan raut wajah bingung. Dalam hatinya, Jungkook sempat takut lelaki itu sadar dengan dirinya walau sudah melapisi pakaiannya. Kalau orang itu sudah mengikuti Hoseok dari awal, berarti seharusnya orang itu melihat Hoseok yang berinteraksi dengan Jungkook di toko buku tadi. Makanya sebelum turun tadi Jungkook buru-buru melapisi pakaiannya agar terlihat berbeda. Ia harap orang itu tidak akan menyadarinya saja.

     "Kalau begitu aku pulang dulu, Jungkook."

     "Hyung tidak bawa mobil?"

     "Aku naik bus saja."

     "Kalau begitu ikut denganku saja, Hoseok hyung. Biar kuantar sampai rumah. Udara sedang dingin sekali sekarang..."

     "Apa tidak merepotkan?"

     "Ah, hyung seperti sedang bicara dengan siapa saja. Tentu tidak merepotkan sama sekali. Ayo naik!"

     Jungkook membukakan pintu penumpang untuk Hoseok sebelum dia sendiri duduk di belakang kemudi. Sambil menyalakan mobilnya, Jungkook diam-diam melirik si lelaki misterius yang kini berjalan ke arah halte bus sambil sesekali menengok mobil Jungkook.

     "Maaf aku memanggilmu 'hyung' dengan sok akrab begitu, Hoseok-ssi..."

     Hoseok menggeleng kecil. "Tidak masalah kalau kau ingin memanggilku begitu. Usiaku juga sudah 30 tahun."

     "Tapi tidak terlihat begitu. Kau bahkan terlihat lebih muda dariku, hyung..."

     Hoseok mendongak menatap Jungkook yang tersenyum ke arahnya. Mendadak Hoseok merasakan desiran kecil di hatinya. Dengan cepat ia mengalihkan pandangannya.

     'Astaga, bisa-bisanya aku berdebar karena senyuman bocah sepertinya...'

     Jungkook sekali lagi melihat ke arah si lelaki misterius. Orang itu rupanya masih berada di halte. Setelah memastikan orang itu tidak akan mengikuti Hoseok lagi, Jungkook mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

     "Hyung..."

     "Ya?"

     "Apa kau tidak punya kenalan dengan ciri-ciri seperti orang yang tadi? Kurasa mustahil kalau itu sekedar orang asing iseng..."

     Hoseok berpikir sebentar, mengingat ciri-ciri fisik setiap orang yang dikenalnya. Tak lama ia pun menggelengkan kepalanya. "Aku tidak punya kenalan orang yang ciri-cirinya seperti orang asing tadi..."

     Jungkook mengangguk paham. "Kalau aku boleh tahu, di rumah hyung saat ini ada siapa?"

     "Ada Minjeong dan kedua orang tuaku yang datang dari Gwangju. Mereka menginap semenjak malam natal kemarin."

     "Sebaiknya kau beritahu kedua orang tuamu, Hoseok hyung..."

     "Kau benar. Sampai rumah aku akan langsung beritahu mereka. Kau mau membantuku menjelaskan situasinya, kan?"

     "Tentu."

***


   Selain memberitahu orang tua Hoseok, Jungkook juga memberitahu Seokjin selaku teman dekat Hoseok. Panik, Seokjin langsung meninggalkan bakery-nya dan pergi ke rumah Hoseok. Beruntung ada Jisoo yang bisa menggantikannya sementara.

     "Apa dia baru-baru ini saja mengikutimu, Hoseok-ah?"

     "Aku juga tidak tahu, hyung. Aku saja baru sadar diikuti saat di pintu keluar mall. Pantulannya terpampang di pintu kaca mall sedang berdiri dan mengawasiku berjalan. Di situ aku langsung berjalan cepat lalu masuk ke warung tenda yang ramai dan membeli seporsi tteokbokki." ucap Hoseok menjelaskan. Dia bahkan meletakkan bungkusan tteokbokki tadi di atas meja.

     "Tapi aku sendiri sudah melihatnya dari di toko buku, Jin hyung." Jungkook menambahkan penjelasan Hoseok. "Aku dan Hoseok hyung bertemu di area alat gambar dan mengobrol sebentar. Setelah itu kalau tak salah aku lihat Hoseok hyung sedang menelepon..."

     Tuan Jung mengangguk kecil. "Aku yang tadi meneleponnya karena Minjeongie mencari dimana papanya."

     Jungkook tentu saja sudah tahu, tapi dia pura-pura tidak tahu saja. "Kemudian saat aku mau ke kasir, aku melihat orang itu nyaris menempeli Hoseok hyung. Awalnya aku diam saja supaya Hoseok hyung tidak panik sambil menghalau orang itu agar tidak bisa mendekat saat di kasir."

     Nyonya Jung memeluk Jungkook. "Terima kasih banyak sudah membantu Hoseok, nak....."

     "Jungkook. Nama saya Jeon Jungkook, nyonya." Jungkook baru ingat dia belum memperkenalkan diri sama sekali pada orang tua Hoseok.

     Seokjin diam-diam tersenyum kecil menyadari Jungkook yang mendadak dekat dengan Hoseok walaupun karena kejadian tidak mengenakkan seperti ini. Dia berdehem untuk menormalkan ekspresi wajahnya. "Kusarankan besok kau untuk cuti dulu, Hoseok. Mungkin sekitar 2 atau 3 hari."

     Tuan dan nyonya Jung setuju dengan ide Seokjin. Mereka juga berniat mengundur waktu kepulangan mereka ke Gwangju. Mereka tentunya tidak ingin membiarkan Hoseok hanya sendiri dengan Minjeong yang bahkan masih berusia 5 tahun.

     "Jungkook-ah, kau belum mulai semester baru, kan?" tanya Seokjin yang dibalas gelengan kepala oleh Jungkook.

     "Nak Jungkook masih kuliah?" ganti tuan Jung yang bertanya.

     "Ne, saya masih kuliah semester awal, tuan."

     "Oh, maaf. Tadinya kupikir nak Jungkook seumuran dengan Hoseokie..."

     Jungkook hanya bisa menunjukkan cengirannya. Dalam hati dia sibuk menebak apakah maksud tuan Jung wajahnya itu terlihat dewasa, atau hanya sekedar terlihat tua.

     'Apa ketampananku sudah berkurang?' batin Jungkook masih dengan sifat narsisnya yang tidak pernah berubah.

***

     To be Continue . . .

😎

[KookHope] - Our DestinyWhere stories live. Discover now