ARMA 3

345 46 5
                                    

Karina masih terus menangis semenjak tadi. Ia terduduk di depan ruang ICU menunggu dokter keluar. Hatinya sakit melihat Giselle terbaring lemah di ruangan itu dengan beberapa dokter dan suster yang mengelilinginya. Tak lama kemudian terdengar bunyi hentakan sepatu yang seketika membuat koridor seketika menjadi berisik.

"Karina!!!"

Karina yang merasa dirinya dipanggil mendongakan kepalanya.

"J-jeno!" Karina menghambur ke pelukan Jeno dan kembali menangis.

Jeno yang melihat itu pun tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya bisa menepuk-nepuk pundak Karina berharap dapat memberi kekuatan untuk gadisnya itu.

Tiba-tiba terdengar suara yang menginterupsi kedianya.

"Bagaimana keadaan putriku, Karina?"

Karina yang mendengar itu langsung melepas pelukannya dengan Jeno.

Karina dan Jeno langsung membungkuk sopan ketika menyadari ibu dan ayah Giselle yang datang setelah tadi Karina menghubunginya.

Karina yang masih menangis hanya dapat menggelengkan kepalanya sambil menatap sendu Nyonya Jung yang juga mulai terisak sama seperti dirinya.

Jeno yang mengetahui bahwa Karina masih syok langsung membuka suara.

"Kami belum tahu, bibi. Dokter belum keluar untuk memberitahukan kondisi Giselle saat ini."

Nyonya Jung hampir saja jatuh jika suaminya tidak menopang tubuhnya. Tn. Jung menuntun istrinya untuk duduk di kursi tunggu depan ruang ICU itu.

Tangisan demi tangisan mengisi kesunyian di koridor itu sampai akhirnya pintu ruang ICU terbuka memperlihatkan 2 dokter dan 4 perawat yang baru saja keluar.

Ny. Jung langsung berdiri menghampiri dokter disusul dengan Tn. Jung.

"Dokter bagaimana dengan putriku? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Ny. Jung panik.

Dokter hanya menghela napasnya menatap pasangan suami istri di depannya ini dengan tatapan prihatin.

"Kondisinya stabil. Tapi kami tidak bisa mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Leukimia yang sudah diderita Nona Jung sudah semakin parah, dari hasil yang kami lihat, ia sudah mulai kehilangan keseimbangannya."

"Apa?! Leukimia?!" Ny. Jung terkejut mendengar itu.

Karina yang mendengar itu pun kembali menangis tertahan di pelukan Jeno. Cukup, ia sudah tidak sanggup mendengar ini. Karina tidak percaya penyakit Giselle sudah separah itu. Awalnya, Karina memang tahu Giselle sakit namun yang ia tahu penyakit Giselle hanyalah penyakit ringan kambuhan yang menyerangnya sewaktu-waktu saja namun beberapa waktu yang lalu saat Karina sedang berkunjung ke apartement Giselle, ia tak sengaja melihat map bertanda logo Rumah Sakit, karena penasaran Karina membukanya. Ia terkejut saat melihat tulisan yang tertera disana.

'Nona Giselle Jung, positif mengidap leukimia (kanker darah)'

Tidak pernah terlintas di kepalanya bahwa penyakit yang Giselle derita adalah sejenis kanker yang sulit disembuhkan.

"Ya, nona Giselle Jung mengidap penyakit leukemia sejak 2 tahun lalu namun ia tidak pernah memeriksakan keadaannya dengan rutin sehingga kian hari kondisinya semakin memburuk. Lebih baik Nona Jung dirawat inap sampai keadannya mulai membaik. Permisi." Ujar dokter tersebut kemudian meninggalkan ruang ICU diikuti beberapa perawat.

Nyonya Jung yang mendengar itu hanya dapat menangis terduduk. Ia tidak menyangka bahwa anaknya memiliki penyakit yang benar-benar akan merenggut nyawa. Tuan Jung mengusap wajahnya kasar, masih syok atas perkataan dokter barusan.

[1] Au Revoir Mon Amour ✔️Where stories live. Discover now