Dijodohkan

239 28 12
                                    

Happy Reading 🤗

"Papa akan menjodohkan kamu dengan anak teman papa Nara" ujar Johan disela sela makan malam keluarganya.

Brak

Nara reflek mengebrak meja dengan keras menatap papanya kaget dan tak habis pikir.

"Gak! Nara gak mau" ucapnya dengan tegas.

"Ini demi kebaikan kamu Nara, agar kamu tidak sering keluar malam dengan pacar brengsek mu itu" Johan menatap putrinya dengan tajam.

"Dio bukan cowok brengsek papa, dia baik sama Nara dan yang paling penting Nara bahagia sama dia" bantah Nara.

"Setahu apa kamu tentang Dio, papa tetap tidak akan setuju jika kamu masih berhubungan dengan Dio, papa akan tetap menjodohkan kamu" Nara pergi menuju kamarnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Pa, apa ini keputusan yang tepat?" Tanya Mita  istri Johan.

"Ini sudah keputusan yang paling baik untuk Nara sayang, dia bukan sembarang orang, dia anak seorang ustadz teman papa" Mita mengangguk paham jika sudah tentang agama mita tidak akan membantah yang terpenting anaknya akan baik baik saja.

"Aku mau bujuk Nara dulu" Johan mengangguk, Mita segera berjalan keatas menuju kamar anaknya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu menyadarkan Nara yang sedang menangis sampai sesegukan, ia tidak berniat ingin membukakan pintu, ia pun sudah tahu jika itu pasti mamanya yang akan membujuknya.

"Nara buka pintunya, mama mau ngomong sesuatu".

"Mama pasti akan bujuk Nara supaya terima perjodohan itu kan, Nara gak mau ma, gak mau!" Ucap Nara sedikit keras menekan kata terakhirnya.

"Buka dulu pintunya ya" bujuk Mita lagi. Nara tidak tega dengan suara ibunya yang terdengar dibalik pintu dengan langkah malas ia membuka kunci dan segera merebahkan tubuhnya kembali.

Mita memasuki kamar Nara berjalan menuju kasur dan duduk ditepi tepat disamping anaknya. " Nara" panggil Mita dengan lembut.

"Kenapa? Mama mau bujuk Nara iya kan" Nara menatap mamanya sebentar lalu kembali menutupinya menggunakan selimut.

"Mama cuma mau ingetin sesuatu sama kamu, pilihan orang tua itu akan selalu baik untuk anaknya, kamu harus ingat gak ada orang tua yang mau anaknya salah pergaulan dan salah dalam memilih pasangan" Mita menarik selimut yang menutupi nara. "Pilihan papa sudah pasti baik sayang" Mita mengelus lembut rambut Nara.

"Tapi ma, Nara gak mau dijodohin! Emang masih jaman Siti Nurbaya" ketusnya.

"Mama yakin kamu pasti akan suka sama calon kamu".

"Gak ma! Aku cuma mau sama Dio, mama tau kan Dio dia orang baik kan" Nara meyakinkan Mita.

"Mama gak yakin jika Dio 100% orang baik, dilihat dari penampilannya saja urakan seperti itu".

"Mama gak boleh nilai dia dari penampilannya doang, mama belum tahu kan sifat aslinya dia, dia baik ma sama aku" Nara kembali meyakinkan Mita.

"Emang kamu udah tahu sifat aslinya dia hm?, Udah Nara terima aja perjodohan ini karena ini yang terbaik buat kamu" Mita meninggalkan Nara di sana yang sedang kesal.

"Gak gak gue gak mau putus dari Dio gak pokoknya gak mau" gumamnya mengambil benda pipih mencari nomor seseorang dan menghubunginya.

"Halo, Dateng ke cafe biasa buruan gak pake lama" telpon diputuskan sepihak oleh nara ia segera berganti baju dan bersiap menggunakan celana pendek diatas lutut dan sweater.

My Ustadz My Husband (Belum Direvisi)Where stories live. Discover now