41. IAH - Hanya Satu Wanita

Start from the beginning
                                    

Alisha benar-benar kaget dengan ucapan gadis itu padanya. Apa maksudnya berbicara seperti itu? Siapa gadis itu? Merasa sedikit tak terima, ia pun langsung menepis kaca yang di hadapkannya itu dengan kasar. Hingga jatuh ke bawah rumputan di Taman itu. Mata Devvy pun membulat melihat keberanian Alisha.

"Eh, apa-apaan sih!" ingin berjongkok untuk mengambil kaca itu, namun Alisha menghalangi dengan memegang pundak gadis itu.

"Saya tanya suami saya di mana. Kenapa kamu seolah menghindar?" Alisha bertanya dengan tegas sangking khawatirnya ia pada suaminya.

Devvy pun memutuskan untuk berdiri menatap Alisha kembali. Kekehan kecil pun juga ia sertai. "Kamu gak salah tanya suami kamu sama aku? Kan kamu istrinya? Jadi harusnya kamu dong yang tau dia di mana? Iya, kan?" Devvy mulai ingin menyerang. Ia langsung bersedekap dada. "Duh, gak becus banget, ya, jadi istri. Suaminya itu ke mana, istrinya aja gak tau. Gini yang dibilang istri idaman? Pantes aja Kak Imam mau selingkuh sama aku. Ternyata istrinya aja-"

"Tunggu, apa maksud kamu?" belum selesai Devvy bicara, tiba-tiba Alisha memotongnya.

"Selingkuh," gampangnya Devvy kembali menjawab dengan santai. "Suami kamu selingkuh sama aku."

PLAK!

Entah apa yang terjadi pada Alisha, spontan ia langsung mendaratkan tamparan pada wajah gadis itu. Ia benar-benar tak terima akan ucapannya.

"Jaga ucapan kamu. Jangan pernah kamu rendahin harga diri suami saya dengan kalimat seperti itu!" Alisha menunjuk wajah Devvy dengan tatapan tajam.

Devvy yang masih menyentuh pipinya itu menatap tajam balik ke arah Alisha. "What? What's this? You dare slap someone Devvy Thaar?!"

Alisha yang dengan posisi bersedekap dada itu pun mulai mengangkat sebelah alisnya. Bertanya tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh gadis itu. "Why? Kenapa saya nggak boleh menampar seorang... wait, what's your name?"

"Devvy Thaar Elhabizar." Devvy menyebut nama lengkapnya itu dengan penuh penekanan pada Alisha.

Alisha mengangguk mengerti walau tak mengenalnya sama sekali. "Oke. Lalu? Urusan saya dengan namamu juga tamparan yang saya kasih? Itu apa? Nothing, right?"

Deg

"Berani kamu, ya?!" Devvy telah mengangkat tangannya untuk melayangkan tamparan pada Alisha, namun tangannya tiba-tiba terhalangi oleh seseorang yang kini sudah berdiri di depan Alisha.

"Jangan, Mbak."

Sontak Devvy langsung membulatkan kedua matanya. Ia melepas cengkraman dari seseorang yang tiba-tiba datang membela Alisha. "Fatim! Apa-apaan ini?! Kamu ngapain?!"

Fatim. Ya, gadis itulah yang melindungi Alisha dari tamparan Devvy. Bukannya menjawab pertanyaan Devvy, ia kini malah sedikit menolehkan kepalanya saja ke belakang untuk menatap Alisha. "K-kamu gak apa-apa, kan?"

Dugaan Alisha benar saat sejak nama Fatim disebut. Mulut Alisha terbuka tak percaya dengan siapa yang berdiri membelakanginya dan melindunginya dari tamparan Devvy.

"F-fatim?" berlinang sudah air mata Alisha, tangannya sudah ingin meraih Fatim untuk memeluk. Namun belum sempat ia lakukan itu, karena tiba-tiba Devvy menariknya.

IMAMA AL-HAFIDZHWhere stories live. Discover now