8. Alma dan Elma

242 35 2
                                    

Flash back

"Bagaimana kondisi istri saya, Dok? Kehamilannya baik-baik saja kan?" tanya Ali pada dokter yang baru saja memeriksa perut Rima.

Di brankar Rima bangkit dari tidurannya. Ali dengan sigap membantu sang istri. Perut yang membesar membuat perempuan muda itu susah berjalan. Keduanya duduk menghadap dokter.

"Seperti bulan kemarin, posisi salah satu janin Mbak Rima sungsang. Jika beberapa minggu belum juga normal, terpaksa harus dioperasi caecar," terang dokter perempuan berkaca mata itu dengan serius.

Di hadapannya Rima dan Ali saling melempar pandangan. Masing-masing merasa takut. Selain biaya yang tidak sedikit, operasi besar saat itu masih banyak ditakutkan orang.

"Apa gak ada cara lain, Dok, selain operasi caecar?" tanya Ali khawatir.

"Seperti yang saya sarankan selama ini, Mbak Rima mesti rajin sujud. Agar posisi bayi bisa turun dengan baik," papar dokter sembari membetulkan letak kaca matanya yang melorot.

"Selain cara itu apa lagi, Dok?" Kali ini Rima yang bertanya.

Bu dokter menghela napas. "Sebaiknya kalian berdua pergi ke rumah sakit besar untuk USG. Biar lebih paham kondisi bayi kalian." 

Penjelasan terakhir Bu dokter kian membuat pasangan muda itu dilanda panik. Keduanya meninggalkan klinik dengan lesu. Dalam perjalanan pulang Rima menangis tersedu-sedu di dada Ali. Kebetulan di angkot penumpangnya cuma mereka berdua.

"Aku takut dioperasi, Al," rengek Rima berurai air mata.

"Kita berdoa saja semoga semuanya baik-baik. Kamu dan calon bayi kita sehat dan selamat," tanggap Ali seraya mengusap-usap lembut rambut sang istri. "Nanti habis gajian, kita pergi USG. Semoga dokter di rumah sakit besar bisa punya cara lain supaya kamu gak dioperasi," tuturnya menenangkan.

Satu pekan kemudian, Ali memenuhi janjinya. Usia menerima upah kerja, dia membawa istrinya USG di rumah sakit besar. Hasilnya pemeriksaan pun tidak jauh berbeda dengan dokter di klinik tempat biasa Rima periksa.

"Mbak Rima harus sekali dioperasi caecar. Soalnya salah satu janin ada yang terlilit tali pusar. Itu sangat berbahaya jika memaksakan diri untuk lahiran normal," jelas dokter kandungan itu serius.

Rima menunduk. Ketakutannya kian menjadi. Di sebelahnya hati Ali mencelus melihat wanita yang dikasihinya bersedih.

"Jika mau operasi caecar kira-kira kami harus sedia uang berapa ya, Dok?" tanya Ali hati-hati.

"Sekitar tiga juta rupiah."

"Tiga juta rupiah?" Ali dan Rima sama-sama tersentak.

Untuk saat itu uang tiga juta terbilang cukup besar. Karena UMR saat itu masih sekitar tiga ratus ribuan. Upah Ali plus uang lembur paling besar hanya lima ratus ribu saja. Itu pun dia harus berangkat di hari libur.

Seperti kemarin, pasangan muda itu keluar dari ruang praktek dokter dengan langkah lesu. Di dalam angkot menuju pulang keduanya diam seribu bahasa. Baik Ali dan Rima tengah berpikir keras bagaimana mencari uang sebanyak itu.

"Udah kamu tenang saja, Rim," ujar Ali saat mereka tiba di rumah, "aku ada tabungan ini. Nanti sisanya kita bisa cari pinjaman."

Gadis Pemandu KaraokeWhere stories live. Discover now