HAZEL S2: KECEWA

27.4K 1K 139
                                    

membujuk papa nya beberapa kali, akhirnya marcel di beri izin pindah sekolah oleh regi-papanya. kini pria itu berada di kamar, menatap dirinya di cermin. ia memakai baju sekolah barunya.

"di sekolah yang baru, ada gak ya?" marcel berpikir, apa mungkin akan ada gadis yang ia cari?.

lama berpikir, pria itu menyambar tas nya yang di atas nakas. ia keluar dari kamar dan turun ke bawah untuk sarapan. marcel melihat mama papa nya yang sudah ada di meja makan.

"sini, sarapan bareng" marcel mengangguk lalu duduk di sebelah ica-mama nya. ketiga nya sarapan dengan tenang, tanpa ada yang bersuara.

selesai sarapan, marcel menatap papa nya yang baru selesai sarapan "Paa" panggil pria itu. regi menaikan satu alisnya bermaksud 'Apa?'.

"sekolah baru nya bagus gak?" tanya pria itu sedikit kepo. regi berdecak "kamu ngeremehin kekayaan papa? ya jelas bagus lah, sekolah elite" sombong nya.

"jangan sombong pa, di atas langit masih ada langit" sindir nya. ica yang sudah biasa mendengar keributan anak dan papa hanya menghela nafas.

"udah udah, masih pagi jangan pada ribut" lerai wanita itu, ica menatap putra nya "hari ini pertama kamu sekolah di SMA praja, jangan buat onar" peringat sang mama. pria itu hanya mengangguk-angguk saja.

"yaudah ayok berangkat, paa" regi mengangguk, kedua pria itu pamit pada ica. mereka berdua pergi ke garasi mobil, marcel masuk ke dalam mobil itu dan di ikuti papa nya. mobil itu melaju meninggalkan halaman rumah.

di perjalanan, marcel menatap kaca mobil. pagi-pagi seperti ini, pasti banyak orang yang bersekolah, kerja ataupun kuliah. jalanan lumayan ramai, banyak orang-orang berlalu lalang sehingga jalanan menjadi padat.

mendengar gerutu dari papa nya, ia hanya diam saja. yang saat ini di pikiran nya hanya tertuju pada gadis teman masa kecil nya dulu.

"dia ada gak ya?" gumam marcel pelan. tanpa sengaja, regi mendengar gumam'an putra nya menatap lewat kaca yang ada di depan atas. karna marcel lebih suka duduk di belakang.

"kenapa?" spontan pria itu menatap papa nya "ohh ngga, gapapa" regi mengangguk lalu tersenyum tipis tanpa di sadari marcel.

kini mobil yang di tumpangi marcel dan regi sudah sampai di depan gerbang. sebelum turun, pria itu nongol ke depan menatap papa nya.

"apa?" marcel mengulurkan tangannya minta uang. "duit jajan nya mana?" kata pria itu. regi memutar bola mata malas "kartu kamu emang kemana?" marcel terkejut, ia tersenyum tanpa dosa "ketinggalan".

helaan nafas terdengar oleh marcel, walaupun begitu. regi tetap mengeluarkan dompet nya, saat membuka dompet. marcel mengintip isi dompet itu.

"buju busett, dompet nye nambah tebel, kartu atm sama blackcard berjejer rapih. bagi kartu nya satu papsky" hendak mengambil salah satu kartu dari dompet regi, pria itu lebih dulu mendapat geplakan dari yang sang papa.

ia meringis pelan, regi menyodorkan uang merah 20 lembar pada marcel. pria itu menatap papa nya tak percaya "Apa-apaan ini? cuman di kasih segini?!" kata pria itu tak terima.

marcel menghitung uang merah itu "gak bisa, ini terlalu dikit, jajan dapet apaan di kasih duit cuman segini" protes nya.

"mau apa ngga? kalo gamau yaudah siniin" kala ingin merampas uang dari tangan anak dakjal nya itu, marcel menarik nya ke belakang. "ck, iya-iya. marcel sekolah dulu, bay" pria itu membuka pintu mobil dan keluar.

marcel mengetuk kaca mobil yang ada papa nya, regi membuka jendel, menatap marcel "kenapa? mau protes lagi?" ucap pria itu tak bersahabat. marcel menggeleng "ngga, cuman mau bilang—" marcel menjeda ucapan nya.

HAZEL [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang