Kamar Kos 02 (Part 3)

7.7K 225 8
                                    


Apakah saya terkejut mendengar itu? Ya, jujur saja.

Saya tidak pernah membayangkan satu pun dari semua penghuni kosan saya sebagai seseorang yang akan menyukai saya.

Come on, saya terlalu tua untuk mereka semua. Umur saya 37 tahun, badan saya bongsor besar, enggak cocok diajak jalan ke mal. Mungkin saya akan dikira ayah mereka semua.

Terlebih ketika saya tahu Sandi adalah seorang suami dan ayah. Tak satu pun dari gestur maupun gerak-gerak Sandi yang menunjukkan dia punya bakat homo. Tapi memang, yang namanya cinta, enggak bisa diprediksi. Intensitas saya bercinta dengan Sandi cukup banyak. Seperti yang saya bilang, Sandi lebih sering butuh uang dibandingkan tidak butuh uang. Jadi setiap bulan, setidaknya lima atau enam kali, saya akan menggenjot pantat Sandi.

Saya tidak siap jika harus terlibat hubungan romansa dengan siapa pun. Saya terlanjur mencintai hidup saya yang sekarang. Ngewe secara bebas dengan para penghuni kosan saya yang straight semua. Saya enggak suka lelaki gay. Saya penginnya cuma nge-fuck cowok straight.

Namun sudahlah. Mungkin ini perasaan sepele. Mungkin setelah Sandi pulang ke Kediri nanti, bertemu istri dan anak yang dicintainya, perasaan Sandi kepada saya akan hilang.

Semoga.

....

Hanya saja, sepanjang meeting di Bandung, saya kepikiran Sandi terus.

Kami tiba sebelum makan siang di Bandung. Saya di-drop di salah satu kafe dengan ruang meeting kecil. Saya berikan selembar uang 100 ribu kepada Sandi, "Cari makan sendiri. Balik lagi ke sini sekitar jam 3 atau 4." Lalu saya meeting bersama klien saya. Dan kepala saya enggak bisa lepas dari Sandi.

Saya buka lagi foto yang Sandi kirimkan waktu dia apply untuk ngekos di kosan saya.

Saya buka lagi foto yang Sandi kirimkan waktu dia apply untuk ngekos di kosan saya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saya amati keteknya yang indah, dan juga wajahnya yang seksi. Sekali dua kali saya kehilangan fokus pada meeting. Saya kepikiran Sandi terus.

Sampai-sampai, saya minta dia kirim foto saat ini di mobil. Dan dia mengirim ini.

 Dan dia mengirim ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kosan KetekWhere stories live. Discover now