04.

101 28 2
                                    

Arjuna Tamara
23 November 2019

Pagi ini raut wajah Niskala lebih ceria, tak seperti hari-hari sebelumnya di mana wajahnya terlihat selalu sedih, muram, seperti tak memiliki semangat hidup.

Semalam Dokter Namira datang memberi kabar bahagia bagi Niskala. Dokter Namira bilang, minggu lalu seorang temannya melakukan operasi kanker di Singapura. Dan, ternyata operasinya berhasil. Dokter Namira menyarankan Niskala untuk melakukan operasi yang sama, dan Dokter Namira berjanji untuk menemani Niskala ke Singapura jika diriku mengizinkan. Awalnya aku agak ragu apalagi setelah mendengar bahwa resikonya sangat besar jika operasinya gagal. Namun, setelah melihat keyakinan di mata Niskala akhirnya aku menyetujui saran dari Dokter Namira.

Jujur aku ikut senang melihat Niskala yang terlihat bahagia karena masih punya harapan untuk sembuh. Namun di lain sisi aku kebingungan untuk mencari biayanya.

Tabunganku selama ini tak akan cukup, karena sebagian sudah digunakan untuk biaya kemoterapi Niskala. Ingin meminjam pada orang tuaku rasanya juga mustahil. Mereka bahkan tidak ingin melihat wajahku selama aku masih bersama Niskala.

Aku juga sudah mencoba menghubungi kakakku. Ya, aku punya seorang kakak laki-laki yang bernama Aditya Juna. Tapi responnya benar-benar membuatku kesal namun aku memaklumi karena sepertinya dia juga sedang memiliki banyak masalah.

 Tapi responnya benar-benar membuatku kesal namun aku memaklumi karena sepertinya dia juga sedang memiliki banyak masalah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tam, biaya ke Singapura itu butuh uang yang banyak. Belum lagi biaya operasinya. Kalau memang Tama gak punya uangnya, yaudah gak pa-pa, jangan dipaksa, aku juga masih baik-baik aja kok. Aku ngomong gini bukan berarti aku gak percaya sama kamu. Aku cuma gak mau kamu terbebani karena hal ini." Niskala tiba-tiba berucap dengan lembut, seakan tahu isi pikiranku.

"Untuk masalah biaya Niskala tenang aja. Tama masih punya uang tabungan. Jaya juga janji mau pinjemin kita uang kalau misalnya uang tabunganku gak cukup," ucapku berbohong. Aku tak mau menambah beban pikiran Niskala dengan memikirkan biaya operasinya.

Sekarang aku tidak punya pilihan lain selain meminjam uang kepada Jaya, sahabatku yang selama ini selalu membantuku saat aku kesusahan. Kuharap dia benar-benar bisa meminjamkan uangnya padaku.

 Kuharap dia benar-benar bisa meminjamkan uangnya padaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Syukurlah Jaya masih ingin berbaik hati kali ini. Ah tidak! Jaya memang selalu baik. Jaya sudah mengenal dan tahu semua tentang Niskala karena kami bersahabat sejak masih di SMP, dan persahabatan kami awet hingga kini. Aku tahu, Jaya juga pernah menaruh hati pada Niskala saat kami SMA. Jadi tanpa berpikir panjang dia pasti akan membantuku dan Niskala. Bagaimana cara untuk membalas kebaikannya akan kupikirkan nanti. Yang terpenting sekarang ini aku mendapatkan biaya untuk operasi Niskala.

Sampai Jadi DebuWhere stories live. Discover now