8

735 114 1
                                    

Keesokan hari nya, Oriel memasuki kelas dan memulai pelajaran pertama.

Dan sangat kebetulan sekali Oriel duduk disamping tokoh utama game, yaitu Maria Campbell.

"Sihir dibagi menjadi  air, api, tanah, angin dan cahaya. Lima elemen. Kalian harus memahami atribut sihir kalian sendiri dan belajar cara menguasainya secara efektif. Baiklah buka buku kalian."Saat guru menjelaskan ia mempergoki Catarina yang sedang menatap kearah Maria

"Claes-san, tolong buka bukumu."perintah guru, namun Catarina tak mengubris

Guru menjentikkan jarinya dan dengan sendirinya buku milik Catarina terbuka.

"Ah!"

"Jangan mengabaikan kelas ini!"tegas guru memperingati

"Ba-Baik!"

Timeskip

Setelah kelas selesai. Sore harinya Oriel serta Catarina, Sophia dan Mary pulang bersama.

"Nona Catarina, ada apa?"tanya Sophia melihat wajah Catarina yang murung

"Ya, apa kau sakit Catarina?"Oriel ikut bertanya

"Kalau kamu merasa tidak enak badan, katakan saja. Akh akan merawatmu siang dan malam,"ucap Mary khawatir

"Terima kasih...Tapi, aku baik-baik saja,"ujar Catarina

"Sophia,"panggil Nicol

"Onii-sama!"

"Bagaimana sekolahmu? Apa kamu sudah terbiasa?"tanya Nicol pada adiknya

"Ya. Aku berada di asrama dan kelas yang sama dengan Nona Catarina, Nona Oriel dan Nona Mary. Jadi aku sangat senang,"jawab Sophia, Nicol tersenyum mendengarnya

"Begitu, ya."

"Tapi, kita beda kelas saat praktik ya,"ucap Catarina cemberut

"Benar juga. Kita beda kelas,"ucap Oriel mangut

"Aku cuma bisa menggunakan gumpalan tanah, sih. Padahal Keith bisa menggerakkan boneka tanah."

"Tak usah dipikirkan. Sihir semua orang itu berbeda,"ucap Nicol bersedekap

"Sama seperti Onii-sama. Aku memiliki sihir angin. Tapi aku tak bisa menggunakan sebaik Onii-sama,"ujar Sophia

"Begitu? Mary dan Orie seperti Pangeran Alan, kalian memiliki sihir air kan?"ucap Catariba

"Ya. Aku sungguh iri dengan Nona Oriel yang cepat menguasai sihir,"kata Mary lesu

"Eh jangan begitu. Aku bisa mengajarimu kok!"Oriel memegang bahu Mary

"Benarkah?"Mary senang, "Oh ya, Aku belum pernah melihat Pangeran Alan menggunakan sihirnya."

"Aku juga belum pernah melihat Pangeran Geordo menggunakan sihirnya. Kudengar dia punya sihir api, tapi..."

"Setahu ku, Keluarga kerajaan tak boleh menggunakan sihir mereka sembarangan,"ucap Oriel

'Di dalan game, dia membunuhku dengan pedang ya.'pikir Catarina

'Lah, ini bukan saatnya untuk bersantai! Maria itu sangat menarik, hanya tinggal masalah waktu saja sampai Geordo mencintainya!'

di pikiran Catarina sedang berdiskusi agar menghindari akhir kehancuran.

"Maria-san lebih dari yang kita duga."

"Maria memang sangat menarik. tapi Maru dan Sophia takkan kalah darinya."

"Saingan tokoh utama, Sophia dan Mary. Sangat cerdas dan mahir dalam sihir. Selain itu, mereka cantik. Maria takkan bisa menang dengan mudah."

"Palingan yang kalah itu, cuma Catarina yang kekurangan otak dan sihir."

"Ya, benar sekali."

"Syukurlah..."

"Itu tidak melegakan! Jika Catarina kalah, semuanya akan sia-sia! Bukankah kita akan langsung hancur?"

"Benar! Bagaimana ini? Kita tidak boleh kalah!"paniknya

"Mari kita membuat ladang, jika kita diasingkan. Untuk bisa tetap hidup sebagai orang biasa, kita harus mengasah kemampuan bertani kita."ucapnya mengusul

Palu diketuk, "Baiklah, selanjutnya kita akan fokus untuk membuat ladang. Apa kalian sepakat?"

"Tidak keberatan!"

-

Catarina membuat ladang ditaman bunga sekolah. Sang pelayan yang melihat nona nya sedang sibuk mencangkul tanah pun bertanya.

"Nona, ini taman bunga, kan?"

"Ya benar. Aku sudah mendapatkan izin akademi,"ujar Catarina

"Tapi, Nona...itu tak terlihat seperti bibit bunga."Anne menunjuk ke bibit tanaman

"Anne, apa yang kau bicarakan? Itu adalah bunga mentimun, dan itu adalah bunga terong,"jelas Catarina

"Artinya, semuanya sayuran, ya."

"Ya, mungkin itu akan terlihat seperti sayuran. Tapi sebelum itu, nanti ada bunga,"ucap Catarina mengacungkan jempol

Anne menghela nafas, "Harap berhati-hati agar Akademi tak tahi kalau anda membuat ladang."Anne berpesan

"Nona Catarina! Kami akan melakikan pesta teh--Eh.."Mary datang bersama yang lain

"Catarina."Oriel menatap horor Catarina

"N-Nee-san?"

"Pft Ahahaaa. Kau masih melakukan itu di sini?"Alan tertawa

"Sosok itu terlihat cocok untukmu,"ucap Mary tersenyum

"Ya, itu sangat menenangkan,"sambung Sophia

"Benarkah? Terima kasih!"

"Catarina...Kalau bibi tau dia pasti akan memarahi mu,"ucap Oriel tersenyum pasrah menatap Catarina

"Eh soal itu tolong jangan kasih tau ya."Catarina memasang wajah tak berdosanya.







Note : wahai para readers ku! Vote heyyy! Masa yang baca 55 tp yang vote 12, kemana sisa nyaaaa ಥ◡ಥ

Dichap sebelumnya juga sama, pls vote yak. 1 vote itu berharga lho.

Yang sudah vote arigathanks🙆🏻‍♀

𝐀 𝐍𝐞𝐰 𝐋𝐢𝐟𝐞 || 𝐇𝐚𝐦𝐞𝐟𝐮𝐫𝐚Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu